12

1.3K 115 0
                                    

Pagi hari di negeri matahari terbit itu terlihat sangat cerah, burung-burung mulai berkicauan dengan ramai. Hari yang mulai dingin membuat orang-orang enggan untuk menghabiskan hari minggunya diluar dan lebih memilih untuk menghangatkan diri didalam rumah.

Tapi hal itu tidak berlaku bagi seorang gadis yang kini sedang duduk ditaman sembari memandangi pemandangan.

Tiba-tiba seorang gadis yang lain datang menghampirinya.

"Ini."

Wanita itu menyodorkan sebuah cup kopi yang masih panas, terbukti dengan asap yang mengepul diatasnya.

Wheein menerimanya dengan senang hati "Terimakasih Hyejin-ah..." ucapnya dengan senyuman yang merekah.

Hyejin mengangguk lalu duduk disampingnya.

"Bagaimana perasaanmu?"

Wheein menoleh kearah suara sembari meniup kopinya.
"Aku menyukaimu." balasnya dengan polos.

Hyejin terkekeh "Kalau itu aku sudah tau. Maksudku apa kau gugup? Pamerannya nanti malam." ucapnya lalu menyeruput kopi ditangannya.

Wheein tersenyum malu,
"Aku tidak gugup."

Hyejin mengangguk pelan.
"Jika ada yang menawar lukisanmu sangat mahal bagaimana?"

"Eumm.. bagus.. aku bisa membuat lebih banyak lukisan." jawab Wheein setelah meminum air berwarna gelap itu.

"Dengan begitu kau bisa membayar Byulie eonnie dan mendapatkan waktu darinya." kekeh Hyejin.

Wheein mengerucutkan bibirnya. Benar.. seandainya saja ia bisa membayar kakaknya, mungkin wanita itu sedang menemaninya sekarang.

Wheein menghela napas.
"Aku merindukan mereka." ucapnya lalu mengadahkan wajahnya menatap langit.

Ada perasaan sedih ketika Hyejin melihat sahabatnya itu, ia tau bahwa Wheein amat sangat menginginkan Yongsun dan Moonbyul untuk datang.

Hyejin meletakkan kopinya lalu merogoh kantong celana dan mengambil ponselnya dari dalam sana.

"Ayo kita video call." ajaknya membuat Wheein melebarkan senyumnya, ia mengangguk dengan sangat bersemangat.

Hyejin lalu menghubungi Moonbyul untuk melakukan panggilan video.

Setelah berulang kali mencoba menghubungi, panggilan itu tidak tersambung oleh orang disebrang sana karena tidak aktif, hal itu membuat Wheein kembali cemberut.

"Tenang, kita bisa mencoba menghubungi Yongsun eonnie." kata Hyejin.

Hyejin melakukan hal yang sama yaitu menghubungi Yongsun, tapi lagi-lagi teleponnya diabaikan karena tidak dijawab sama sekali.

Wheein menghela napas kasar.
"Sudahlah Hyejin... mereka sedang sibuk."

.
.

Suara dering ponsel yang terus berbunyi membuat Yongsun terbangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling untuk mencari sumber suara yang ternyata berasal dari ponselnya yang berada diatas nakas.

Yongsun menarik selimut untuk membungkus tubuh polosnya, membuat punggung Moonbyul terekspos dengan sempurna karena wanita itu hanya mengenakan celana panjang, terlihat sangat tenang dan tidak terganggu sama sekali.

Yongsun lalu beranjak dan mengambil ponsel miliknya itu.
"Hyejin?.. video call??!!" Yongsun seketika panik ketika melihat siapa yang menghubunginya pagi ini.

Ia akhirnya memilih untuk mensenyapkan ponsel itu dan menaruhnya kembali dinakas. Yongsun membalik tubuhnya

"Byul bangun." Yongsun mencoba membangunkan dengan menggoyang-goyangkan tubuh Moonbyul.

[18+] MY B1+CH || MOONSUN ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang