16❄🌿

5.3K 477 7
                                    

16 || Jalur Karma

"Mengenai masalah akuisisi Gold Grup di Amerika kita sudah berhasil mengatasinya."

"Hanya masalah kecil terkait kontrak yang masih perlu untuk dibicarakan." Papar seorang wanita muda dihadapan para direktur Skyhigh Group.

"CEO mereka meminta Presdir untuk datang ke sana dan mendiskusikannya. Bagaimana menurut bapak?" Tanyanya pada sang presdir terhormat.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Jaehyun. Pria yang sebentar lagi berusia 27 tahun itu kini menjadi pusat perhatian semua orang di dalam sana. Orang-orang menatapnya dengan kedua alis tertaut dan mata penuh rasa tak percaya.

Sebelum akhirnya Taeyong yang berdiri di dekat pintu menyadarkan atasannya itu dari lamunan panjangnya.

Jaehyun yang tersadar langsung mengerjapkan mata, kini fokusnya kembali ke layar monitor. Presentasi telah sampai di bagian akhir alias penutup, dia sudah melewatkan banyak hal.

"Ya bagaimana?" tanya Jaehyun membenarkan duduknya. Dia menatap balik orang-orang yang tengah menatapnya.

Kebanyakan dari mereka langsung menunduk takut. Tua atau muda sama-sama mengalihkan pandangannya dari Jaehyun.

Berbeda dengan Yunho yang sedari tadi menatap tajam putranya itu. Tidak pernah sekalipun Jaehyun bertingkah seperti ini di dalam rapat. Apalagi kali ini rapat penting sudah susah payah dia jadwalkan ulang.

Ya meski Yunho juga yang seenak jidat merusuh di perusahaan putranya dan dia juga yang harus menyelesaikannya.

"Saya bertanya mengenai CEO Gold Grup yang meminta Anda langsung ke Amerika untuk mendiskusikan akuisisi perusahaanya." Jelas wanita itu berakhir menundukan kepala dalam.

Jaehyun mengangguk pelan. "Biar aku yang menanggani semuanya. Tolong siapkan saja berkas yang diperlukan dan jadwalkan segera keberangkatanku ke Amerika." Pungkas Jaehyun kembali ke topik pembicaraan.

"Rapat selesai, kalian bisa kembali ke divisi masing-masing."

Sial!

Sebenarnya apa yang dia pikirkan. Jaehyun menyenderkan punggungnya ke kursi. Dia menghela napas dalam begitu semua orang keluar kecuali pria tua di ujung sana.

"Ada apa denganmu sebenarnya? Papa perhatikan kamu terlalu banyak melamun belakangan ini!" Tanya Yunho masih dari posisinya.

Ruangan rapat yang bisa menampung lebih dari 70 orang itu hanya menyisakan mereka berdua di dalamnya. Ayah dan anak itu mengobrol dari posisi yang saling berjauhan.

"Tidak ada apa-apa." Bohong Jaehyun.

Entah akhir-akhir ini pikiranya bercabang kemana-mana. Tidak pernah terjadi sebelumnya, dia tidak pernah kehilangan konsentrasi jika menyangkut soal pekerjaan. Jaehyun terlalu perfeksionis dan tempramen jika mengenai sebuah hasil.

"Jangan berbohong. Apa hubunganmu dan Winter baik-baik saja?"

Jaehyun hanya mengangguk kecil. Tentu baik-baik saja. Selama seminggu ini Jaehyun selalu pulang larut, dan dia langsung pergi ke ruang kerjanya. Saat pagi menjelang Jaehyun akan berangkat lebih dulu bahkan sebelum Winter bangun.

"Lalu kenapa kamu memutuskan untuk pergi ke Amerika? Masalah dengan Gold Grup kamu bisa meminta salah satu dari mereka menyelesaikannya." Cerocos pria itu. "Perusahaan itu bahkan tidak layak untuk diakuisisi." Dengusnya.

"Lebih tidak layak mana dibandingkan perusahaan papa yang sudah bangkrut itu hm?" Tanya Jaehyun membuat Yunho itu mendengkus.

Selalu saja Jaehyun langsung mengeluarkan ultimatumnya.

I Love You, Winter! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang