21❄🌿

5.5K 474 16
                                    

21 || Winter & Sky

Cuaca sore menjelang malam hari lebih buruk dari yang Winter pikirkan. Tadi pagi dia masih bisa melihat awan putih dan langit biru di langit tapi sekarang lihatlah yang ada hanya awan mendung yang bertengger cantik di sana.

Winter hanya bisa menatap langit dari balkon kamarnya. Sesekali gadis itu menghembuskan napas panjang.

Huh mataharinya nggak kelihatan, gak bisa lihat sunset padahal dapat kamar yang langsung menghadap barat laut.

Hari pertama liburan yang begitu membosankan dan berantakan. Catatannya seolah tak berharga karena Winter berakhir membuang tulisan di dalam kertas itu.

Iya, gak ada satupun yang bisa Winter centang. Dan gak ada satupun dari rencananya yang terealisasikan hari ini.

"Ayo belajar," suara bariton itu membuat Winter memutar tubuhnya.

Jaehyun baru selesai mandi, rambut pria itu basah habis keramas. Mau dilihat berapa kalipun suaminya itu memang tampan. Pantes sih banyak yang deketin.

"Kenapa?" Jaehyun nanya karena Winter cuma ngelihatin dia.

"Aku gak mau belajar. It's holiday not study tour! Kenapa juga aku harus belajar. Lagian ini masih sore!"

"Kamu sudah setuju sama syarat saya kasih sebelum pergi ke sini." Jaehyun menarik tangan Winter, menuntun gadis itu untuk duduk di sofa.

"Gamau gamau gamau! Aku mau keluar, aku mau seneng-seneng." Winter menghentakkan kaki kesal, dia tak tahan ngelihat tumpukan buku di meja.

Buku itu bukan Winter yang membawanya tetapi Jaehyun. Dan semua buku baru untuk kelas 12.

"Di luar hujan. Gak ada orang." Balas Jaehyun ikut duduk di samping Winter.

"Ayo saya temenin belajar. Kamu gak mau kan dapet peringkat kepala 3 lagi?" Sindir Jaehyun.

"Asal om tahu! Peringkat aku udah naik ya om!!"

"Naik dari 31 ke 30? Kamu pikir itu sebuah peningkatan?" Sinis Jaehyun.

"Buktinya naik satu tingkat, gimana sih om!" Balas Winter tak mau kalah.

Iya emang Winter gak pernah mau kalah kalau debat sama Jaehyun.

"Kamu putusin mau belajar atau saya tinggal pulang ke Jakarta? Atau kalau perlu saya bisa langsung terbang ke Amerika." Ancam Jaehyun membuat Winter langsung cemberut.

Bohongan aja Jaehyun mah, dia gak sungguh-sungguh mau ninggalin Winter.

"Tega om sama aku!!" Gadis itu menahan lengan Jaehyun yang mau berdiri dari sofa.

"Cuma om sekarang wali yang Winter punya. Kalau bisa aku lebih pilih ngajak kakek dari pada om!" Bibir gadis itu tertekuk, air matanya mulai berjatuhan. Dia menangis sekarang.

Katakanlah lebay tapi Winter sangat menginginkan liburan ini. Dia mohon-mohon sama Jaehyun supaya pria itu mendampinginya dan syarat yang dikasih Jaehyun akan dia lakuin.

Dan sekarang lihat? Sifat diktator pria itu muncul kembali. Padahal tahu suasana hati Winter lagi sedih gini karena gak bisa ngelakuin apa yang dia mau.

Jaehyun menghela napas panjang. Dia natap Winter dengan tatapan lembutnya. "Jangan nangis. Saya minta kamu buat belajar juga demi kebaikan kamu sendiri. Dari pada scroll-scroll hp dan tiduran, hanya membuang-buang waktu."

Winter masih tetap kukuh gak mau nyentuh buku di depannya. Lagian apa-apaan itu, materi kelas 12! Dia jadi ingat Yujin, sahabatnya itu mengambil les tambahan selama liburan ini.

I Love You, Winter! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang