28 || Wejangan Kakek
Sedangkan di tempat lain seorang pria berusia kepala 5 baru saja sampai di rumahnya. Pria itu berjalan terburu-buru memasuki kediamannya dibantu beberapa bodyguard di belakangnya yang sedia membantu jika tuannya kenapa-napa.
Sooman Prawira, pria tua itu terbaring lemah di ranjang rumah sakit selama lima hari terakhir. Tidak ada yang tahu kecuali Yunho, orang yang sudah dia anggap sebagai putranya.
"Bagaimana penampilanku? Apa aku terlihat seperti orang yang baru keluar dari rumah sakit?" Tanya pria itu menyisir rambutnya yang sudah ditumbuhi uban di mana-mana.
"Tidak tuan." Jawab mereka kompak.
Sejujurnya mereka merasa sedih sekaligus prihatin. Wajah tuannya sudah berubah banyak sejak penyakitnya mulai sering kambuh. Pucat dan selalu terlihat lemah. Namun mereka salut karena pria itu selalu ingin terlihat gagah dan dapat diandalkan di depan cucunya satu-satunya.
Sooman mendesah lega. "Kalian bisa kembali ke pekerjaan masing-masing. Jangan buat cucuku merasa curiga dengan atmosfer rumah ini."
"Baik tuan." Bodyguard berjumlah empat orang itu lantas mengangguk. Mereka undur diri dari hadapan Sooman.
Sooman menetralkan detak jantungnya, meskipun masih terasa sesak dan nyeri dia tidak boleh terlihat lemah di depan cucunya.
Apalagi gadis kecilnya itu baru saja pulang dari liburannya di Bali. Sooman tidak ingin merusak suasana hati cucu tersayangnya dengan memberitahu kalau dirinya sedang sakit.
Sejujurnya Sooman memang jarang bahkan nyaris tidak pernah memberi tahu Winter soal penyakitnya. Yang Winter tahu hanya dirinya yang menderita penyakit jantung.
Sooman meminta dokter pribadinya untuk mengatakan kalau penyakit jantung ini memang umum diderita orang berusia lanjut. Cucunya yang polos tentu saja percaya, yah tanpa tahu penyakit jantung Sooman sudah berada di kondisi yang mengkhawatirkan. Pria itu sudah terlampau sering tiba-tiba pingsan, untung saja sejauh ini Winter tidak pernah melihatnya sekarat.
Hanya Yunho yang tau, semoga saja pria itu menepati janjinya untuk tidak memberitahu Jaehyun. Dia juga tidak ingin pekerjaan Jaehyun menjadi kacau karena dirinya.
"KAKEK! YUHU! WINTER CUCU KAKEK DATENG!"
Cucu yang dia tunggu sudah tiba, teriakan gadis itu bahkan sampai ke ruang kerjanya. Astaga, dia memang membuat rumah ini layaknya hutan agar Winter bisa berteriak dengan bebas.
"KAKEK! WHERE ARE YOU!" Winter menaiki anak tangga dengan perasaan campur aduk.
Apa jangan-jangan kakeknya sedang tidak ada di rumah?
Cklek
Tidak di kunci? Berarti kakeknya ada di dalam sana. Winter mempersiapkan senyum terbaiknya.
"Kakek!" Winter muncul dari balik pintu dengan gaya khas anak kecilnya.
"Winter, cucuku sayang!" Sooman beranjak dari kursi kerjanya, pria itu langsung memeluk cucunya erat-erat.
"Kangen," Winter mendusel manja di pelukan Sooman.
"Kakek juga." Balas Sooman berusaha menormalkan pernapasannya. "Jaehyun sudah berangkat?"
Winter mengangguk dengan cepat. "Iya baru aja, terus aku langsung ke sini deh buat nemuin kakek."
Sooman mempererat pelukannya. "Segitu kangennya kamu sama kakek?" goda pria itu.
"Kakek jahat tau nggak! Masa iya pesan Winter gak di bales, cuma dibaca doang." Winter langsung melepaskan pelukannya, dia mendumel lucu menatap kakeknya dengan tatapan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Winter! [End]
RomansaJung Jaehyun x Kim Winter "Aku pernah denger kakek bilang kalau om itu suka batang." "Uhukk!" "Jadi bener! Om Jaehyun suka batang? Winter juga suka. Mau Winter beliin?" *** "Dada kamu itu kecil, memangnya kamu tidak malu!" "Gak kecil kok, coba om p...