37❄🌿

4.6K 376 30
                                    

37 || Taeyong Kampret!

Jaehyun terbangun dari tidurnya, dia gak sadar malah ikut tertidur di sebelah Winter. Jaehyun natap manis Winter yang tiduran di atas lengannya. Meskipun kebas Jaehyun berusaha nahan biar Winter gak kebangun.

"Hallo Jaehyun junior." Sapa Jaehyun pelan sambil ngusap perut rata Winter yang tertutup selimut.

Darah dagingnya, buah hatinya ada di sini. Empat minggu usia kandungan Winter itu artinya saat mereka melakukannya di Bali tanpa pengaman.

Mantep juga kecebong gue sekali masuk langsung jadi anak. Batin Jaehyun terselip rasa bangga di hatinya.

"Enghhh," Winter gerakin tubuhnya jadi meluk Jaehyun, mendusel di ketek yang jadi tempat favoritenya sepanjang masa.

Jaehyun ngepuk puk Winter supaya tidur lagi, jangan sampai Winter bangun dan nangis-nangis lagi kaya tadi.

Drrtt Drttt

Hingga satu panggilan masuk membuat Jaehyun pelan-pelan ngambil ponsel itu dari saku celananya.

IL is calling.....

Kedua alis Jaehyun terangkat sempurna. Irene menelponnya? Apa wanita itu belum pergi dari kantornya?

Dia ngelirik Winter sekilas, masih merem aman. Pelan tapi pasti Jaehyun turun dari ranjang, gantiin posisinya sama boneka olaf punya Winter yang tadi dibawain papanya ke sini.

"Hallo?"

"Bajingan keparat! Berani sekali kau membuatku menunggu di sini selama 5 jam lebih! " Murka orang di seberang sana.

Jaehyun segera menjauhkan ponsel dari telinganya. Sakit sekali, telinganya serasa kesambar petir karena teriakan wanita itu.

"Kenapa ibu baru bicara sekarang? Aku pikir ibu sudah pergi." Jawab Jaehyun datar.

Sebenernya gak enak hati juga Jaehyun. Tapi ya gimana dia malah kelupaan kalau wanita itu ada di kantornya.

"Kupastikan satu peluru lagi bersarang di kepalamu, Jaehyun Alexander!"

"Maaf tapi bisakah ibu tidak banyak bicara? Aku sedang sibuk. Pergilah ke apartment di sisi jalan, lantai 72 hanya ada satu kamar itu milikku, pakailah selama ibu tinggal di sini."

"Dasar menantu sialan! Apa yang lebih penting dari memastikan aku hidup dengan nyaman selama ada di sini?!"

Tentu saja istriku lebih penting. Batin Jaehyun.

"Hanya kau satu-satunya pria yang memperlakukanku seperti sampah!! Aku akan mengadukanmu pada Suho lihat saja!"

"Tidurlah dirumah kakek kalau begitu. Aku tidak peduli." Sengak Jaehyun mulai kesal.

"Kau gila!? Pria tua itu pasti akan langsung mengusirku begitu aku menginjakkan kaki di rumahnya!"

Jaehyun meremas ponselnya kuat-kuat. "Aku bisa gila kalau ibu terus mengangguku! Tidurlah di apartmen karena aku tidak mungkin membiarkan ibu mertua tidur di rumahku!"

I Love You, Winter! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang