40❄🌿

4.6K 365 20
                                    

40 || Truth

Bugh

Bugh

Bugh

Pukulan bertubi-tubi itu menghantam tubuh Jaehyun dengan telak. Semua bagian tubuhnya tak luput dari pukulan wanita di depannya.

"Jaehyun Alexander! Berani sekali kau menghamili putriku!"

"Kenapa tidak? Aku suaminya!"

"Dasar menantu sialan! Kau membuat putri kecilku menanggung bayimu!"

"Bayiku dan Winter! Kami membuatnya bersama."

"Putriku yang malang, kenapa harus menikah dengan pria mesum sepertimu!"

"Aku mencintainya!"

"Jaehyun keparat! Sini kau!" Amuk Wanita itu karena sedari tadi Jaehyun berani menyahuti perkataanya.

Tak satupun dari perkataanya yang bisa membungkam mulut Jaehyun, pria itu justru membalasnya dengan berani. Irene mendidih karena itu.

Jaehyun lari terbirit keluar dari ruangan tempat Winter di rawat. Dia tidak bisa diam di sini sementara Irene mulai melempar semua benda di sekitar padanya.

Irene mengejar Jaehyun dengan langkah seribu. Sepatu high heelsnya seharga ratusan juta miliknya sudah hilang entah kemana.

Tidak apa sepatu bisa dibeli, sekarang dia hanya perlu menghajar Jaehyun atas kebrengsekan pria itu.

"Shit!" Jaehyun ngerasa salah langkah, mereka ada di rooftop sekarang.

Harusnya tadi dia pilih pergi saja ke lantai satu dan meminta taksi membawanya. Sialnya pikirannya malah membawanya ke tempat tinggi ini.

Irene tertawa melihat Jaehyun tak bisa lagi lari kemanapun. Hanya ada beton dibawah sana. Jika ingin lari maka dipastikan tubuhnya akan hancur menghantam benda keras itu.

Irene meraih kerah kemeja Jaehyun dengan mudahnya."Aku membencimu lebih dari aku membenci papa mertua!"

"Menyingkir!" Seru Jaehyun.

"Kau menikahi putriku hanya untuk memuaskanmu begitu kan?"

Jaehyun menggeleng cepat, tubuhnya bergetar ketakutan saat melihat keadaan di bawah sana.

Jaehyun yang malang. Dia fobia ketinggian. Jika saja dia tidak setakut ini mungkin Jaehyun akan balas membentak wanita itu tak peduli wanita di depannya ini adalah ibu mertuanya.

"Harusnya kau menikahi wanita yang seumuran denganmu! Keparat!" Irene mencengkeram pundak Jaehyun kuat. Tatapan mata wanita itu bak singa betina yang siap melahap Jaehyun hidup-hidup.

"Tolong, b-bisakah kita berbicara di tempat yang normal."

"Kenapa? Kau takut?"

"Shit! Apa yang kau lakukan sialan!" Jaehyun menahan tangan Irene yang terus saja mendorongnya kebelakang.

"Mulutmu itu memang harus dikasih pelajaran Jaehyun Alexander."

"Ibu mertua!" Bentak Jaehyun sedetik kemudian dia memejamkan matanya memohon pada wanita itu. "Ayo bicara dengan tenang di bawah."

Irene mendengus pelan. Dia tau Jaehyun takut ketinggin dilihat dari ekspresi pria itu. Aneh, dengan pistol dia biasa saja tapi tempat tinggi takutnya bukan main.

"Tidak perlu." Ucap wanita itu melepaskan cengkramannya di pundak Jaehyun.

Irene menghembuskan napas panjang."Jika begini aku tidak ada bedanya dengan ayahnya Suho. Yah kalian sudah menikah tidak ada yang bisa melarang kalian melalukannya."

I Love You, Winter! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang