Part 06

56.5K 5.3K 286
                                    

"Sayang, kamu mau makan apa? Aku bisa masak loh."

Suara lembut penuh godaan itu membuat keempat suami Masha bergidik ngeri sekaligus geli. Itu bukan suara istri cantik mereka, tetapi suara wanita dengan baju yang memiliki belahan dada rendah berwarna merah darah, serasi dengan bibir penuh wanita itu.

Liam menepis kasar tangan lentik yang bertengger di lengan kekarnya. Mata birunya menyorot tajam wanita tak tahu malu yang dengan asal masuk ke dalam rumah mereka, merusak acara sarapan pagi mereka yang akan dimulai dengan senyum senang jika saja wanita berpakaian serba merah ini tak datang mengacau.

"Evelyn, lebih baik kau pergi dengan sukarela sebelum istri seksi kami bangun lalu menendang bokong plastik mu dengan keras." Daniel tersenyum dengan manisnya.

Wanita bertubuh seksi itu---Evelyn, menggelengkan kepalanya dengan bibir mengerucut. "Aku tidak mau sayang! Aku ingin menjadi istri kalian! Harusnya yang menjadi istri kalian itu aku!"

Keempat pria itu hanya dapat diam dengan raut yang sangat datar. Mereka sudah lelah untuk mengusir Evelyn, mereka pernah berfikir untuk membunuh wanita ini, tapi kekuasaan ayah Evelyn juga bukan main-main, ayah Evelyn merupakan seorang pejabat negara. Jadi mereka tidak bisa asal bertindak.

"Wah! Wah! Baru hari pertama menikah dan kalian sudah menyewa seorang pelacur? Bagus-bagus! Tingkatkan, nanti aku juga akan menyewa seorang gigolo. Adil bukan?" Suara lembut namun sinis itu membuat kelima orang di meja makan itu menoleh.

Tatapan mereka jatuh pada Masha yang hanya memakai baju tidur berbahan satin tipis di tubuhnya, dengan wajah cantik wanita itu yang terlihat sangat judes.

"Hai sayang, kau baru bangun?" Daniel mendekati Masha lalu merangkul pinggang wanita itu, berniat membawanya ke kursi.

Masha tidak mempedulikan pertanyaan Daniel, fokus wanita itu ter arah pada seorang wanita yang berpenampilan layaknya wanita penggoda di klub malam.

"Berapa harga mu permalam?" Masha menepis kasar lengan kekar Daniel yang melingkari pinggangnya, membuat Daniel mencebikkan bibirnya.

"Sayang ....,"

"Shut up!"

Daniel menurut, dengan langkah lesu pria itu berjalan kembali kearah kursinya dan kembali duduk dengan raut masam.

Lain halnya dengan Daniel, Evelyn melotot pada Masha yang hanya menatapnya datar.

"Apa maksudmu?! Kau pikir aku pelacur?!" Evelyn mengepalkan tangannya dengan emosi.

Masha mendengkus malas, "Aku tidak bilang begitu, tapi kalau kau memang merasa seperti itu, ya sudah."

Masha kemudian membalikkan tubuhnya untuk membangunkan anak-anaknya yang sepertinya kelelahan, karena biasanya mereka selalu bangun dini hari.

Baru satu langkah, telinga Masha tiba-tiba saja terasa gatal karena sebuah suara menyebalkan memasuki pendengarannya.

"Mau kemana kau? Muatkan aku nasi! Kau istriku, ingat itu! Jangan berlagak seperti nyonya dirumah ini!" Masha membalikkan tubuhnya kembali, menatap Leon dengan datar.

"Tanganmu kau potong dulu, setelah itu baru aku akan melayanimu sebagai istri yang b-a-i-k!" Ujar Masha dengan penuh penekanan.

"Kalau begitu, lebih baik aku ceraikan saja kau, karena kau tidak berguna dan kau akan kembali tinggal digubuk jelek mu." Leon tersenyum mengejek.

Masha mengangkat wajahnya dengan raut angkuh, "Oh itu lebih baik, daripada aku harus tinggal seumur hidup dengan pria cerewet sepertimu!" Sinis Masha.

Leon menggeram kesal, "Kau jangan melawan! Aku itu suamimu!"

Masha tersenyum mengejek, "Aku tidak pernah menganggapmu suamiku tuh." Masha tertawa dalam hati melihat kekesalan Leon yang terlihat sangat menyenangkan baginya.

Liam berdecak kesal melihat mereka yang masih saja tidak mau diam. "Masha, kemari. Jangan pedulikan dia, untuk anak kita--nanti pelayan yang akan membangunkan mereka." Liam menatap Masha.

Masha memutar bola matanya malas, tapi tetap menuruti ucapan Liam. Dengan langkah anggun, wanita itu mendekat ke meja makan yang sudah dipenuhi dengan berbagai makanan mewah.

Saat Masha melewati Daniel yang hanya menundukkan kepalanya, sebuah ide nakal melintas di kepala cantiknya.

Cup.

Iris hazel Daniel membulat saat merasakan sentuhan lembut dipipi nya. Daniel dengan cepat melihat sosok yang membuatnya terkejut.

Masha melirik Leon dengan senyum nakal, tidak mengetahui bahwa wajah Daniel sudah memerah hingga ke leher pria itu.

Wanita itu tersenyum puas saat melihat rahang Leon mengeras, dasar gengsian! Rutuk Masha dalam hati.

Tanpa Masha sadari, Manik hitam Leon berkilat mengisyaratkan sesuatu.

𝓜𝓸𝓶𝓶𝔂

Malam telah tiba, dengan raut lelah Masha membaringkan tubuhnya di dalam bath up.

Hari ini adalah hari yang melelahkan, dari pagi hingga malam Masha sibuk mengurus ke empat anaknya dan keempat suaminya. Walaupun dia belum menerima statusnya dengan sepenuh hati, tapi dia tetap melaksanakan tugasnya sebagai seorang ibu dan istri dengan baik.

Mulai dari tadi pagi, keempat anak Masha sudah mulai bersekolah di sekolah elit, berkat kekuasaan dan kekayaan para suaminya tentu saja. Masha hanya bisa tersenyum haru saat melihat betapa gembira anak-anaknya, kala melihat gerbang sekolah. Apalagi Javier, anak sulungnya itu selalu berusaha menyembunyikan rasa bahagia yang dirasakan nya.

Masha tahu, kalau Javier selalu memungut buku-buku lusuh yang didapatnya dulu, lalu membacanya saat ingin tidur. Javier anak yang rajin, Masha tahu itu dan Masha merasa sangat beruntung di karuniai ke empat anak cerdas.

Dengan wajah menahan kantuk, Masha dengan damai memejamkan matanya. Menikmati sensasi air hangat yang menghangatkan tubuh polosnya hingga akhirnya benar-benar tertidur.

Suasana dalam kamar mandi itu sangat hening, seolah tak ada kehidupan. Tetapi tak lama pintu kamar mandi terbuka, sosok tinggi itu berjalan kearah bath up tempat dimana Masha berendam.

Dengan gerakan lembut, sosok tinggi itu mengangkat Masha yang tertidur dalam gendongannya, lalu melapisi tubuh ramping Masha yang polos dengan sebuah handuk, dan berjalan keluar kamar mandi.

Masha menggeliat kecil saat tubuhnya diturunkan di atas ranjang, tetapi wanita itu masih tertidur dengan pulas.

"Kau sangat lelah, hmm?" Bisikkan rendah seorang pria terdengar.

Rambut silver nya terlihat bercahaya terkenal lampu kamar, hingga membuat pria itu terlihat semakin tampan.

Pria itu dengan lembut memakaikan tubuh Masha dengan sebuah selimut tebal, dan ikut membaringkan tubuhnya.

Lengan kekarnya mengelilingi tubuh Masha dengan wajah Masha yang berhadapan dengan dada bidang pria itu.

"Selamat malam sayang...,"

𝓜𝓸𝓶𝓶𝔂

Hi, author update lagi setelah sekian lama. Semoga kalian suka dengan part ini.

See you..

Jumat, 15 Oktober


Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang