Part 16

21.3K 1.5K 24
                                    

Hari berganti, tahun pun turut berganti. 2 tahun telah berlalu dengan cepat, Masha telah menjalani hidup dengan peran baru selama dua tahun belakangan. Banyak hal yang telah terjadi, anak-anaknya telah beranjak remaja, dan kini ia mempunyai seorang putri ber-usia satu tahun, anak yang benar-benar anaknya. Walau begitu, Masha tidak membeda-bedakan mereka, karena ia sendiri juga tahu bagaimana perasaan tersebut.

"Sayang, apa kau lihat dasi ku?" Suara itu membuyarkan lamunan Masha.

"Di tempat biasa Niel, sudah berkali-kali aku ingatkan, usahakan mencarinya sepenuh hati." ucap Masha memberikan tatapan lelah pada Daniel.

Daniel hanya meringis, kemudian menunduk memeluk bahu istrinya dari belakang, seraya ikut menatap halaman belakang mansion yang penuh dengan tanaman, dan danau kecil buatan yang di pinggirnya terdapat rumah kayu agar dapat melihat danau dengan leluasa.

"Maaf, apa kau lelah? Maafkan kami." gumam Daniel seraya menghirup wangi rambut istrinya yang membuatnya nyaman.

Masha tersenyum, "jika aku lelah, sudah lama aku kabur dari kalian." ujar wanita itu tertawa kecil.

Daniel ikut tersenyum, tidak menyangka jika wanita yang sedari awal dia nikahi hanya untuk bertanggung jawab semata akan membuat hidupnya lebih berwarna.

"Uhuk!"

Seketika sejoli itu mengalihkan pandangan mereka pada asal suara, terlihat seluruh anggota keluarga yang menghuni mansion besar itu sedang menatap mereka dengan berbagai ekspresi.

"Sungguh r.o.m.a.n.t.i.s." tekan Leon dengan ekspresi sedikit masam.

"Ayana menangis sayang." Liam terlihat menggendong balita perempuan dengan wajah bantal.

"Mommy, dimana kaus kaki ku?" Lucas bertanya dengan satu kaki terpasang kaus kaki, satu lagi tidak.

"Apa menu sarapan hari ini mommy? Biar aku yang masak!!" Elanzo bertanya dengan penuh semangat.

"Mommy, rambutku belum di kuncir." Isabella meringis sembari memegang rambutnya yang masih basah karena keramas.

Hanya Xavier dan Javier yang diam, dengan Xavier yang berdiri tenang dan Javier yang bersandar menyamping di pintu seraya melipat tangan.

Masha hanya mengulum senyum, tidak ada lagi rasa canggung untuk Xavier ataupun suaminya yang lain. Intinya terbiasa, itu saja.

"Baik, mana yang akan mommy urus terlebih dahulu?" Masha berdiri dari duduknya setelah melepaskan lengan kokoh Daniel yang memeluknya, menghadap pada orang-orang yang selalu menemani harinya.

***

Masha mengusap keringat dingin yang membasahi dahinya, ini bukan yang pertama kali tapi mengapa dia selalu saja merasa tegang.

Menatap pintu besar yang ada dihadapannya bersama keluarga kecil-nya, lalu Xavier yang berada didepan membuka pintu tersebut sembari menggendong putri kecilnya, Ayana.

Sedangkan Masha menggandeng Isabella dan Javier, Liam menggandeng Elanzo, Daniel menggandeng Lucas sedangkan Leon membawa tas untuk keperluan Ayana. Ini namanya keluarga besar bukan kecil lagi.

Seperti sebelumnya, mereka akan disambut oleh maid lalu diarahkan menuju ruang keluarga. Saat sedang menuju ruang keluarga, Masha sudah mendengar gelak tawa dari beberapa orang disana, dan akhirnya mereka pun tiba diruang keluarga yang langsung dihadiahi berbagai macam tatapan.

Oke, akan Masha jelaskan. Jadi setiap enam bulan sekali mereka akan melakukan perkumpulan keluarga besar, yang dimana keluarga dari empat suaminya akan berkumpul ditempat itu. Jadi bisa dibayangkan seramai apa?

Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang