Part 13

35.8K 3K 215
                                    

Pagi ini berjalan dengan seperti biasa, para suaminya yang sudah berangkat kerja dan anak-anaknya yang juga berangkat ke sekolah.

Masha memegang dagunya termenung, bosan dengan rutinitas nya yang terasa monoton, dia tidak terbiasa dengan waktu luang yang banyak seperti hari-hari yang selalu di lewatinya.

'Krekk'

Masha segera menoleh ke asal suara, tidak ada siapapun. Lagipula dia merasa sendiri sejak tadi di taman belakang mansion suaminya. Tetapi suara apa yang baru saja dia dengar?

Masha kembali menoleh ke arah depan seraya memikirkan suara apa yang baru saja di dengarnya. Sangat jelas itu terdengar seperti suara ranting yang terinjak oleh seseorang.

Setelahnya Masha kembali diam, seraya menikmati udara segar di taman belakang mansion. Terdapat pohon-pohon yang tertanam dengan susunan yang rapi juga di tambah dengan rumput hijau dan gazebo kecil. Saat ini Masha sedang duduk di salah satu bangku taman yang sudah disediakan sejak awal.

Tetapi tiba-tiba Masha menarik tangan seseorang dari belakang, seseorang itu seperti tersentak kaget dan kemudian berteriak kesakitan saat tangannya di pelintir oleh Masha, dan pada akhirnya seseorang itu berdiri membelakangi Masha dengan raut kesakitan.

"Apa kau pikir aku tidak sadar dengan kehadiranmu?" Masha bertanya dengan tatapan intimidasi.

"Lepaskan aku Pelacur!" Seseorang itu menggeram marah.

"Kau Selena? Pelayan yang baru saja bekerja satu minggu yang lalu bukan?" Masha kembali bertanya setelah memperhatikan wajah orang itu dengan teliti tanpa memperdulikan tangannya yang telah tergores oleh pisau yang di ada di tangan Selena sejak awal.

Selena membalikkan kepalanya, lalu meludah tepat di wajah Masha yang dengan cekatan menghindarinya.

"Jangan pernah kau menyebut nama ku Lacur!" Selena tertawa sinis. Kemudian wanita itu memberontak dengan kuat, berusaha melepaskan kuncian Masha pada dirinya.

Sayangnya itu tidak berarti apa-apa, yang terjadi Selena malah terjatuh dengan posisi tengkurap, dengan Masha yang duduk di atas punggungnya, dengan tangan Masha yang masih mengunci kedua tangan Selena.

"Kau yang membuat para bodyguard itu pingsan bukan? Katakan apa mau mu, Selena..?" Masha berbisik pelan di telinga kiri wanita itu. Menatap wajah Selena yang merah, menahan amarah.

"Kau adalah pelacur! Harusnya aku yang menjadi istri mereka bukan diri mu! Kau tidak pantas menjadi nyonya mansion ini Masha, harusnya itu adalah posisi ku!!" Selena berkata dengan nada tinggi, di sertai tatapan tajamnya pada Masha. Wanita itu sepertinya sudah lama memendam amarah dan rasa dengki tersebut.

Masha tertawa pelan, "hanya karena itu? Kau berniat membunuh diriku? Haha sungguh lelucon." Masha menjambak rambut Selena dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya tetap menahan kedua tangan Selena dengan kuat.

"Ambil. Silahkan kau ambil posisiku.." Masha tersenyum kecil. Kemudian semakin menarik rambut Selena dengan kuat membuat Selena menampilkan raut kesakitan.

"Jika kau bisa, Selena." Akhir dari kalimat Masha.

Kemudian memukul tengkuk Selena hingga wanita tak sadarkan diri. Setelah memastikan wanita benar-benar tak sadarkan diri, Masha kemudian berdiri, lalu menatap tangannya yang mengeluarkan darah yang sudah terlihat kering. Kemudian mengambil pisau yang sejak awal di bawa oleh Selena lalu memasukkannya di saku celana.

Masha kemudian menyeret tubuh Selena masuk ke dalam mansion, membaringkan tubuh Selena di lantai marmer ruang tamu, Masha juga mengikat kedua tangan wanita itu dan kedua kaki wanita itu. Setelah itu Masha mengambil satu ember air dari kolam renang kemudian menyiramkan air tersebut pada Antonio, salah satu bodyguard yang telah di buat pingsan oleh Selena sebelumnya.

Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang