Part 26

18.2K 1.2K 34
                                    

johny orlando - boyfriend

---

"Axel ikut denganmu, boleh?" Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi dan kini mereka bertiga sudah berdiri di halaman rumah.

"Baiklah, bibi." Mendengar jawaban itu, Janeta tersenyum tipis walau sedikit tidak enak karena merepotkan keponakannya.

"Maaf merepotkanmu ya, sayang. Ban mobil anak itu pecah lagi, aku heran, sebenarnya Axel ini lewat mana saat mengendarai mobilnya?" Janeta melirik anaknya yang hanya diam tak bergeming dengan tangan terlipat didepan dada.

Vera menggeleng, dia rasa selama bulan ini, Axel sudah memecahkan ban mobilnya tiga kali.

"Baik, kami berangkat dulu, karena aku juga ingin ke rumahku sebentar. Daah bi," usai memberikan kecupan di pipi Janeta, Vera pun berjalan menuju mobilnya yang terparkir dihalaman rumah.

"Bye, mom." Axel pun melakukan hal yang sama dengan Vera, sepupunya.

Kendaraan roda empat itu pun keluar dari halaman rumah Janeta dengan pemilik rumah yang melambai pada mobil itu.

---

"Selera lagumu jelek sekali."

"Mobilmu berdebu sekali,"

"Aroma macam apa ini, aku berharap bisa sampai dengan selamat."

"Aish, mataku sakit sekali melihat warna norak di mobilmu."

Vera berdecak kesal, sudah menumpang banyak protes pula.

"Kalau kau tidak nyaman, aku bisa menurunkan mu sekarang juga, a.x.e.l." Vera menekankan nama sepupu jeleknya itu.

Axel berdecak, "aku tidak bilang tidak nyaman. Kau saja yang sensitif."

Vera memejamkan matanya berusaha tetap tenang, jika bukan anak bibinya sudah lama wanita itu menelantarkan pemuda disampingnya, kalau perlu ditengah hutan sekalian.

"Jika kau tidak merasa tidak nyaman, maka diamlah sebelum aku benar-benar menurunkanmu."

Axel yang mendengar itu hanya memutar matanya malas, sensitif sekali perawan tua disampingnya. Walau begitu, pemuda itu akhirnya diam.

Hingga setengah jam berlalu dan Vera membelokkan mobilnya mengarah pada rumahnya.

Axel mendengus malas, hari ini dia kelas pagi dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 08.16. Sebenarnya terlambat atau tidak, dia tidak perduli juga sih. Tapi masalahnya ini masih masa orientasinya, sial.

"Wanita tua, awas saja kau lama."

"Kau bisa panggil taksi dan sekali lagi kau memanggilku seperti itu aku akan memberitahu ibumu bahwa aku pernah menemukan celana dalam dimobilmu." Usai mengatakan hal itu, Vera pun keluar dari mobilnya yang sudah terparkir rapi menuju rumahnya.

Sedangkan didalam mobil, Axel menutup matanya malas, dosa apa yang dia miliki sampai mempunyai sepupu macam Vera itu.

Setelah beberapa lama, berdiam dimobil Vera pun belum menunjukkan batang hidungnya.

"Sial, apa yang dia lakukan sebenarnya didalam sana? Masturb*si?" Axel mengumpati Vera seraya menendang ban mobil sepupunya kala dirinya sudah keluar dari mobil.

Dengan langkah terpaksa, kaki jenjang pemuda itu berjalan menuju rumah Vera lalu masuk kedalam rumah itu.

Sedangkan di rumah sebelah Vera, tepatnya dibalkon kamar yang langsung berhadap-hadapan dengan kamar Vera itu terlihat seorang pria yang sedang bersandar dipagar balkon dengan tangan yang memegang gelas berisi seduhan kopi.

Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang