Part 08

47.9K 4.5K 203
                                    

"LEON!!! KAU INGIN KU SIRAM AIR PANAS HAH?!!"

Teriakan penuh kekesalan meluncur dari bibir Masha yang kini menatap Leon penuh dengan tatapan membunuh.

Leon mengerutkan alisnya, "Kau tidak ikhlas merawat diriku? Kalau tidak, lebih baik kau pergi dari kamarku! Wajah mu mirip sekali dengan induk babi!" Nada sinis begitu kental tertuang dalam kalimat tajam Leon.

Masha menggertak kan giginya penuh kekesalan, tanpa menoleh lagi dia berjalan ke arah pintu kamar Leon. Dia benar-benar tidak tahan satu kamar dengan makhluk sejenis Leon. Tak tahu diri, pemaksa, bermulut pisau, tukang suruh, manja. Arggh! Lelaki itu benar-benar ingin Masha benturkan kepalanya ke dinding jika perlu sampai lelaki itu amnesia.

Tetapi sepertinya Tuhan tidak mengabulkan doa Masha untuk jauh-jauh dari Leon.

"Sshh... Masha kau tega meninggalkan ku?! Istri macam apa kau ini?!!" Kedua alis tebal Leon menyatu dengan raut kesal yang begitu kentara.

Masha menoleh dengan cepat diiringi tatapan tajamnya. "Mati saja kau!" Desis Masha benar-benar geram.

"Kemari cepat! Aku tidak bisa mengangkat sendok jadi kau harus menyuapi ku." Leon dengan raut pongahnya adalah dua hal yang benar-benar cocok membuat Masha kesal bukan main.

Lima menit berlalu, tetapi belum juga satu suapan berhasil masuk ke dalam mulut Leon. Entah itu karena Leon beralibi haus, buang air kecil ataupun makanannya tidak enak. Benar-benar membuat kepala Masha berasap.

"Ck, apakah koki di rumah ini sudah tidak ingin kerja? Jelek sekali penampilan makanan ini, membuatku ingin muntah saja."

"Hari ini panas sekali Masha, bawakan aku air dingin dulu setelah itu barulah aku makan." Leon mengipas-ngipasi dirinya menggunakan tangan, padahal cuaca hari ini sangatlah dingin karena diluar sedang hujan deras.

"Kau sedang sakit Leon, jangan membuatku semakin ingin membenturkan kepalamu." Balas Masha datar dengan tangan kanannya yang masih memegang sendok berisikan bubur.

Leon menoleh pada Masha dengan raut cemberut bercampur kesal, "Kata siapa aku sakit? Cepat ambilkan aku air dingin." Leon berkata dengan nada perintah yang sayangnya terdengar begitu menyebalkan di telinga Masha.

Masha tersenyum begitu lebar setelah Leon berkata seperti itu, membuat Leon mengernyit heran sekaligus was-was.

"Kau sudah sembuh kan? Baguslah!"

Brak!

Leon terdiam di atas tempat tidur dengan raut linglung, menatap pintu kamarnya yang baru saja di banting Masha dengan keras setelah wanita itu menaruh mangkuk berisi bubur di atas meja nakas kamarnya.

Sepuluh detik kemudian, Leon akhirnya baru sadar jika Masha meninggalkan dirinya.

"Akkhh! Masha, tolong aku! Aku merasa akan mati!" Leon jatuh berbaring di atas tempat tidurnya dengan gaya dramatis.

Itulah Leon yang berbeda ketika sedang sakit, benar-benar menyusahkan orang.

|•|•|•|

"Mom tadi saat Lucas di sekolah, Lucas melihat banyak teman-teman. Mereka bilang juga kalau Lucas sangat tampan." Lucas tersenyum riang menceritakan hal yang dia lewati saat sekolah tadi.

"Oh ya?" Masha ikut tersenyum saat melihat antusiasme Lucas. Kedua tangannya pun sibuk memakaikan lelaki kecil itu baju setelah tadi pulang dengan seragam sekolahnya yang kotor, sepertinya pemuda kecil itu begitu bersemangat dan bahagia saat di sekolah tadi.

Lucas menganggukkan kepalanya dengan antusias, menjawab pertanyaan mommy nya.

"Mom! Isa juga punya banyak teman. Sekolah Isa sangatlah luas mommy! Besok mommy ikut Isa ke sekolah ya."

Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang