Part 18

19.3K 1.5K 31
                                    

buat yg ga lolos snbp, kita sama huhuu~
part ini narasinya agak panjang yaa~
double up nihh~

--

Silau.

Itu hal pertama yang terlintas dibenaknya, wanita dengan wajah pucat itu menatap sekitarnya. Ruangan dengan warna putih disertai aroma obat - obatan, rumah sakit. Batin wanita itu.

Ingatannya menggali kebelakang, dia benar - benar kembali? Perasaan haru dan sedih dia rasakan.

Melihat sekitar, dan hanya ada dirinya seorang diruangan luas ini. Harusnya dia tidak terkejut, bukankah ini yang dia inginkan?

Pintu terbuka, dan terlihat tubuh tegap seorang pria berjalan mendekati bed hospital. Wanita yang terbaring diatas ranjang terpaku saat melihat wajah pria itu.

"Leon?" Wanita itu baru sadar jika suaranya serak. Sudah berapa lama dia tertidur?

"Sudah sadar, hm?" Sudut mata Leon terlihat memerah, berusaha tenang saat melihat wajah wanita-nya kembali hidup setelah tertidur cukup lama.

Pria itu pun terlihat menekan tombol, lalu tak lama kemudian seorang dokter beserta dua perawat masuk keruangan itu. Leon kemudian mundur lalu keluar setelah menatap wajah wanita-nya sekilas, pria itu juga terlihat mengusap sudut matanya yang berair.

Tak lama dokter pun keluar, "Ini anugerah Tuhan. Disaat kami sudah hampir menyerah, Tuhan memberikan keajaiban. Istri anda kembali dari tidur panjangnya. Namun butuh waktu hingga istri anda benar - benar membaik. Jika anda ingin mengunjungi-nya silahkan, tapi jangan terlalu membebani pikirannya. Saya permisi." Dokter itu menunduk kemudian berlalu pergi.

Leon menunduk, menarik senyum lega. Kemudian berjalan mendorong pintu yang sudah dia kenali berbagai sisinya saking seringnya pria itu mengunjungi ruangan tersebut.

Didalam, wanita-nya terlihat menatap langit - langit ruangan, kemudian dua perawat tadi pun permisi keluar.

"Masha~"

Wanita itu mengalihkan tatapannya, "Leon, k-kenapa aku disini? Mana yang lain?"

Wajah Leon berubah keruh saat mendengar pertanyaan istrinya. "Jangan menanyakan para bajingan itu, kau harus fokus pada kesehatanmu Masha, kau harus sembuh~" Lirih Leon pada kalimat akhir.

Saat akan menanyakan sesuatu kembali, Leon memotong ucapan Masha. "Aku mohon, aku tidak bisa melihatmu terbaring lemah seperti ini lagi."

Masha menuruti Leon, "kenapa aku bisa berbaring disini?" Kali ini Leon menjawab tanpa keberatan.

"Kau mengalami sakit yang panjang. Sekarang istirahatlah, aku akan menjagamu." Leon mengelus rambut hitam wanita-nya berusaha membuat wanita itu tidur agar kondisinya cepat membaik.

Walau sedikit keberatan, Masha pun perlahan mulai mengantuk dan tak lama tertidur.

Melihat istrinya sudah tertidur, raut wajah Leon berubah bengis. "Wanita itu harus hancur!" Desis pria itu.

Semua karena wanita sialan itu.

---

Dua bulan telah berlalu, Masha kini diperboleh kan utuk keluar dari rumah sakit, dengan syarat setiap dua minggu sekali harus tetap kontrol kerumah sakit.

Masha benar - benar bingung, dimana anak - anaknya dan juga suaminya yang lain? Hanya ada Leon yang selalu menemani dirinya setiap hari, dia tidak keberatan, hanya saja dia sedikit bingung. Setiap menanyakan hal tersebut, suasana hati Leon pasti langsung keruh, jadi dia hanya memendamnya.

Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang