Part 09

46.3K 4.6K 215
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul setengah satu malam, Masha terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk yang dialami dirinya.

Wanita cantik itu menoleh ke arah samping dan melihat Liam yang sedang tertidur pulas dengan posisi memeluk dirinya.

Menghela nafas, Masha kemudian menyingkirkan lengan suaminya itu dengan hati-hati, takut suami kalemnya ini terbangun.

Tengah malam seperti ini, Masha jadi menginginkan makanan berkuah panas.

Sepertinya enak.

Masha membenarkan baju tidur satin nya yang kusut, kemudian membenarkan selimut yang menyelimuti tubuh tegap Liam dengan pelan.

Wanita itu kemudian menutup pintu kamar miliknya, dan berjalan turun ke lantai satu tepatnya menuju dapur.

Untung saja lampu dapur masih menyala, jadi dia tidak perlu repot-repot untuk menyalakan saklar.

Setelah berpikir beberapa saat, Masha memutuskan untuk memasak mie instan, walaupun mie instan tidak baik untuk tubuh tapi setidaknya Masha tidak makan makanan instan itu sering-sering.

Selagi menunggu mie instan miliknya matang, Masha memutuskan membuat segelas susu.

Saat wanita itu sedang mengaduk susu didepan pantri, Masha merasakan dua lengan kekar seorang pria melingkar di pinggangnya, hembusan nafas pun terasa di antara bahu kanan dan lehernya.

Dari aroma pria itu, Masha langsung tahu siapa yang memeluk dirinya dengan tiba-tiba.

"Leon..." Masha menolehkan kepalanya ke arah kanan, membuat hidungnya nyaris bersentuhan dengan hidung mancung lelaki itu.

Leon membuka matanya, menatap istrinya dengan tatapan teduh namun entah kenapa Masha merasa ada yang berbeda dengan tatapan Leon padanya.

"Aku lapar." Suara dalam dan sedikit serak itu membuat tubuh Masha menegang sesaat, suara suami cerewetnya pun terdengar berbeda. Tidak terasa menyebalkan seperti biasanya, justru terdengar begitu maskulin.

Tersadar dari lamunannya, Masha buru-buru melepaskan kedua lengan Leon dengan sedikit kasar.

"Aku bukan pembantu." Ketus Masha berusaha kembali fokus dengan rebusan mienya.

Tetapi fokusnya kembali buyar saat merasakan tawa kecil dari pria di belakangnya.

"Kau memang bukan pembantu, sayang." Kedua mata tajam Leon menyipit manis saat pria itu tertawa.

Masha di buat tertegun saat melihat Leon tertawa, menatap kedua mata pria itu yang juga balas menatap dirinya dengan tatapan teduh namun terasa tajam. Tatapan yang tidak pernah dia dapatkan dari Leon selain tatapan tajam dan galak pria itu.

"Leon, kau-sehat?" Masha menatap Leon dengan ragu-ragu atas sikap manis pria galak itu.

Leon menahan senyum, kemudian mengulurkan kedua tangannya dan menaruhnya di belakang wanita itu, membuat tubuh wanita itu terkurung diantara kedua lengannya.

Aroma citrus pria tinggi itu membuat pikiran Masha buyar sesaat, wanita itu kemudian mengangkat kepalanya, menatap Leon yang juga menatap dirinya dengan senyum tertahan yang membuat wajah suami galaknya semakin manis saja.

Leon membungkukkan tubuhnya, menatap wajah istrinya yang menutup matanya gugup. Pria itu menggelengkan kepalanya pelan dengan senyum kecil.

Masha memejamkan matanya erat, saat merasakan hembusan nafas Leon semakin terasa. Tetapi sepuluh detik kemudian tidak ada yang terjadi membuat Masha membuka matanya perlahan dan justru mendapati wajah Leon yang hanya berjarak satu kepalan tangan dari wajahnya.

Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang