Part 15

28.9K 2.1K 126
                                    

'Ting Tong!

Terdengar bunyi bel yang membuat Masha segera mencuci tangannya yang kotor karena adonan tepung. Demi mengatasi kebosanan, Masha menggunakan waktu luangnya untuk membuat kue bolu.

Dengan langkah terburu-buru Masha segera menuju pintu depan, walaupun dia dapat menyuruh maid, tetapi Masha tidak ingin melakukan hal itu.

Saat Masha menarik pintu besar itu, kedua mata wanita itu menyipit saat melihat dua individu asing yang di bawa oleh keempat anaknya.

"Mommy!" Isabella dengan wajah ceria berlari kecil memeluk ibunya.

Masha mengelus rambut Isabella pelan seraya memberikan pandangan tanya pada kedua individu asing di hadapannya.

"Haii, perkenalkan aku Maudy, ibu dari teman anak kamu," Maudy tersenyum manis hingga menampilkan gingsul wanita itu.

"Dan ini anakku, Vermallen." Maudy memperlihatkan seorang pemuda kecil dengan mata pemuda itu yang menyorot malas.

Masha mengangkat alisnya heran, tetapi kemudian tetap mempersilahkan kedua tamunya itu masuk. Walaupun belum tahu apa tujuan mereka bertamu.

Maudy melihat kearah sekitarnya dengan pandangan kagum, interior rumah megah ini memang tidak perlu diragukan lagi, banyak benda yang membuat mata Maudy terasa terang benderang. Sedangkan Vermallen hanya diam membisu dengan pandangan mengarah ke ibunya. Pemuda kecil itu mendengus dalam hati melihat sorot serakah di mata ibunya, yaa, mau di tolak bagaimanapun wanita jelek disampingnya akan tetap menjadi ibunya.

"Anak-anak ganti baju dulu sana, setelah itu turun makan siang, ok." semua anak Masha hanya mengangguk untuk menanggapi sebelum berlari kecil ke kamar mereka masing-masing.

Kembali lagi pada tamu asingnya, lalu mempersilahkan keduanya duduk di sofa ruang tamu.

"Jadi ada keperluan apa datang kemari?" Masha duduk seraya menyorot Maudy, wanita yang mengaku sebagai ibu dari teman anaknya. Jika tidak salah, Masha pernah melihat wanita ini saat menjemput anak-anaknya bersama Liam kala itu, wanita kesepian yang menginginkan ayah untuk anaknya lalu mengadu hal menggelikan itu pada Liam, yang notabene adalah suaminya. Mengerikan.

Melihat tatapan Masha, membuat wanita itu, Maudy, tersenyum canggung. Sebenarnya tidak ada alasan dia datang kemari, dia hanya ingin melihat bagaimana kediaman keempat anak wanita didepannya yang selalu dijemput menggunakan mobil mahal dengan seorang sopir, dan ternyata benar-benar sesuai ekspetasinya bahkan melebihi.

"Ekhem! Aku hanya ingin memberi tahu bahwa minggu depan akan ada lomba memasak di sekolah untuk anak kelas 1-2 dan sebagai pendukung, orangtua wajib datang, khususnya ibu." Maudy tersenyum lebar karena mendapatkan alasan yang tepat, dia tidak mengada-ngada memang benar adanya jika seminggu kemudian akan ada lomba memasak antar anak disekolah.

"Terimakasih untuk informasinya, tetapi aku sudah mengetahuinya. Bukankah pihak sekolah memang mengirimkan surat pada wali murid untuk hal itu." ujar Masha seraya tersenyum.

Maudy semakin merasa canggung karena jawaban yang dilontarkan Masha, memang benar bahwa pihak sekolah telah mengirimkan surat pada masing-masing wali murid sejak 2 hari yang lalu. Dalam hati, Maudy hanya bisa tersenyum pahit.

"A-ah begitu yaa, baiklah kalau begitu aku pamit dulu."
Maudy kemudian bangun dari duduknya dan berlalu pergi diikuti Vermallen yang hanya diam membisu, entah apa yang pemuda kecil itu pikirkan.

Masha yang melihat Maudy telah pergi dengan cepat hanya bisa menggelengkan kepalanya.

***

Malam telah tiba, suasana meja makan sangat riuh penuh dengan perdebatan kecil tidak bermanfaat.

"Daddy Niellll!!! Kembalikan dada ayamku!" Elanzo menatap Daniel dengan tatapan tajam.

Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang