Part 24

15.5K 1.3K 37
                                    

part ini baca perlahan ladies and gentleman karena part ini isinya sedikit berat, biar paham.

update lagii, semangat dong votenya;)

---

"Mengapa kau bisa berada disini? Maksudku, kita kan beda.." Vera terdengar mengecilkan suaranya diakhir kalimat.

Mereka berdua kini sedang duduk dikursi dan ditempat yang masih sama, taman belakang. Pemandangan yang bisa mereka nikmati adalah padang savana yang memang menjadi salah satu keistimewaan perumahan elite ini.

Liam terdiam beberapa saat, wajahnya terlihat memikirkan sesuatu.

"Pernah dengar perpindahan dimensi?"

Vera diam, "perpindahan dunia?" Wanita itu balik bertanya.

Liam mengangguk, "semacam itu dan kami berempat punya kelebihan itu."

Vera menutup mulutnya, syok. "Kau bercanda kan?"

Pria terdiam sesaat, "tidak."

Dan jawaban itu membuat Vera seolah terkena serangan jantung dan wanita itu pun tertawa canggung merespon ucapan dari Liam.

"Aku tidak bercanda, sayang." Liam menatap dalam pada wanita disampingnya, dan hal itu membuat Vera menghentikan tawa canggungnya.

"Dunia yang kau anggap mimpi itu benar-benar ada. Roh berwujud Masha yang kau lihat itu sebenarnya adalah kesadaranmu yang lain, dia berusaha menarikmu untuk kembali ke dunia asalmu. Kami tidak menghentikkannya karena kami bisa mengejarmu dimanapun kau berada, intinya kau tidak bisa kabur dari kami, dan ilusi yang dikatakan oleh roh itu tidak ada, kami hanya mengikuti permainannya saja." Liam menarik nafas.

Vera menggigit bibirnya, "jadi itu bukan mimpi? Berarti anak-anak?" Tiba-tiba saja raut wanita itu berubah sedih.

Liam mengulurkan tangannya, menarik tangan Vera untuk dia pegang. Menatap sejenak pada kesenjangan tangan mereka. Like a baby hand and daddy hand.

"Jangan bersedih, jika kau berhubungan dengan kami lagi. Maka bayi yang akan lahir adalah mereka. Tetap mereka, karena kami hanya bisa mempunyai satu keturunan terkecuali Leon karena dia punya dua kepribadian dan Ayana adalah keturunan dari kepribadian milik Leon." Liam menjelaskan dengan sabar.

Vera terlihat diam, lalu memijit kepalanya pusing. Dia hanya berharap tidak terkena migrain. Informasi di luar nalar, tapi karena Liam menjelaskan dengan perlahan, dia paham.

Melihat kebingungan wanitanya, Liam tersenyum sembari tangannya mengelus tangan kecil Vera yang tenggelam di tangannya yang besar.

"Bukankah harusnya kau senang? Akhirnya bisa merasakan mengandung Javier, Isabella, Lucas dan Elanzo." Pria itu berkata santai tanpa tahu membuat Vera sedikit meringis.

Artinya dia akan hamil selama lima kali?!

"Tapi bagaimana kalian bisa tahu kalau aku adalah wanita kalian.." Vera merasakan pipinya bersemu saat mengatakan kalimat terakhir.

Liam tertawa rendah, "aroma kami ditubuhmu tidak akan hilang bahkan jika kau berpindah tubuh ratusan kali. Jiwamu juga sudah kami beri tanda."

Vera membuka mulutnya lebar, itu artinya seperti dunianya hanya akan berakhir di empat pria itu.

"Tapi kenapa kalian tidak menandai Masha yang saat itu benar-benar pemilik tubuh di dunia itu?"

Liam mendengus, "aromanya terlalu busuk, hidupnya penuh dengan kebencian walau kami tahu itu bukan salahnya dan puncaknya adalah saat dia menganiaya keturunan kami. Sebenarnya kami yang membuat wanita itu mati, dan tidak menyangka akan ada jiwa asing yang menghuni tubuh itu. Sejak itulah kami tertarik padamu dan sebenarnya adalah suatu kesialan kami bisa dijebak oleh wanita itu, tapi kemudian kami bersyukur karena dengan kesialan itu kami bisa bertemu denganmu."

Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang