Part 27

15.3K 1.1K 23
                                    

amaria BB - slow motion🎶

---

Vera menautkan kedua tangannya yang terasa dingin, ini bukan pertama kali-maksudnya ah sudahlah.

Duduk dipinggir ranjang dengan gaun indah yang masih membalut tubuhnya, di hadapannya terdapat empat pria yang sedang duduk menatapnya lekat. Ia seolah sedang disidang.

Beberapa jam yang lalu adalah masa sakral yang mengikat Vera dengan keempat pria dihadapannya. Pernikahan yang hanya dihadiri keluarga inti dan beberapa yang bersangkutan seperti pendeta dan beberapa saksi yang dipercaya.

Walau begitu, terlihat wajah syok dari orang-orang yang menyaksikan pernikahan abnormal ini.

"Aku ingin berganti pakaian, keluar." Walau tangannya dingin karena gugup, tapi Vera tidak ingin menunjukkan kegugupannya.

Mendengar ucapan wanita dihadapan mereka sontak keempat pria itu mengangkat alis.

"Kalau tidak mau?" Leon melipat tangannya didepan dada, pria itu mengangkat wajahnya angkuh, menatap lurus pada istri-nya.

"Oh, ya sudah." Vera mendengus lalu bangkit dari duduknya menuju walk in closet, malas berdebat.

Wanita itu sedikit risih karena dia sangat yakin pergerakannya diamati dengan sepenuh hati.

Di dalam walk in closet, Vera memijat kepalanya lelah. Jika dia punya tangan elastis, mungkin dia tidak perlu bersusah payah membuka gaun sialan ini.

Dengan berat hati wanita itu pun berjalan menuju pintu membukanya lalu menampakkan kepalanya, menatap empat sosok yang masih duduk manis seolah menunggunya.

"Bisa minta tolong?" Vera berdehem usai mengatakan hal itu.

Memalingkan wajah serentak kearahnya, membuat Vera merasa kakinya sedikit gemetar.

"I-itu gaunku, aku tidak bisa menarik resletingnya."

Mendengar itu, serempak empat pria itu berdiri dari duduknya.

"Biar aku!" Mereka menatap satu sama lain menyadari mereka berucap serentak.

"Aish! Aku hanya butuh satu orang." Vera mendengus.

"Biar aku!" Seru empat pria itu kembali serentak.

Vera berdecak kesal, perkara membuka resleting gaun apa harus semerepotkan ini?

"Aku panggil pelayan saja!" Vera pun keluar dari tempat pakaian itu lalu berjalan menuju pintu kamar dengan langkah kesal.

Akan tetapi saat melewati Xavier, pria itu menahan tangannya. Dengan cepat memegang ujung resleting kemudian menariknya cepat.

Karena hal itu membuat gaun Vera nyaris merosot jika tidak segera ditahan oleh wanita itu.

Vera mengumpat dalam benaknya, tapi tak urung menggumamkan 'terimakasih' sebelum kembali masuk ke dalam walk in closet.

Menatap kepergian wanita itu tidak lebih tepatnya memperhatikan punggung putih Vera yang terlihat.

Hingga suara pintu ditutup membuat mereka tersadar lalu berdehem pelan.

______

"Bibi pulang dulu ya, kamu bisa berkunjung kapanpun." Janeta mengelus lengan keponakannya.

Vera tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. "Baik bibi."

"Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang brutal, hm." Axel tersenyum miring.

Vera mendesis kesal, tapi wanita itu tidak membalas ucapan Axel.

Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang