Part 12

42.4K 3.6K 195
                                    

Hai apa kabar semua..semoga dlm keadaan baik ya..

Maaf baru bisa update ya >•<

***

Masha berlari-lari kecil memasuki kamar mandi kamarnya, setelah menutup pintu, wanita itu kemudian berdiri di depan wastafel menghadap sebuah kaca besar yang menempel di dinding kamar mandi miliknya.

Wajah putih wanita itu terlihat memerah, seraya memegang bibirnya, Masha berusaha meredam degupan jantungnya yang tidak karuan.

Padahal kejadian itu sudah lama lewat, tetapi sensasinya seolah baru saja dia lewati.

Masha menutup matanya erat, kemudian kembali membukanya. Berusaha tenang dengan menarik nafasnya pelan.

"Tenang Masha..." gumam wanita itu setelahnya langsung membasuh wajahnya dengan air dari wastafel.

Setelah di rasa cukup tenang, Masha pun keluar dari kamar mandi, berniat untuk turun ke lantai bawah menghampiri ke empat anaknya yang sedang mengikuti les belajar privat.

Saat sedang menuruni tangga, Masha berpapasan dengan Leon yang terlihat baru saja pulang dari kantor dengan raut lelah yang begitu jelas. Sebagai seorang istri dari pria itu, Masha merasa harus memastikan keadaan pria itu.

"Leon? Kau baik-baik saja?" Masha menghadang jalan pria itu kemudian menaruh tangan kirinya di kening Leon.

Leon dengan tatapan sinis segera menyingkirkan tangan Masha dari keningnya, "menyingkir dari hadapanku!" Ketus Leon seperti biasanya.

Masha memasang raut tidak peduli kemudian wanita itu mengambil tas kerja Leon lalu menarik tangan Leon itu untuk ke kamar pria cerewet itu.

Saat Leon akan membuka mulutnya untuk protes, tiba-tiba saja Masha memotong dengan cepat.

"Jangan katakan apapun!" Masha melirik tajam ke arah Leon yang langsung terdiam, terlihat malas untuk berdebat, jadi dia membiarkan saja apa yang dilakukan wanita yang berstatus sebagai istrinya.

Sesampainya di kamar pria itu, Masha menarik Leon untuk duduk di sofa kamar, dengan Masha yang membuka kan sepatu dan kaus kaki pria itu di bawah tatapan Leon.

Leon menatap wanita yang berstatus sebagai istrinya itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Apa kepala mu pusing?" Lamunan pria itu kemudian buyar saat suara Masha menginterupsi, Leon mengangguk pelan.

Untuk kali ini Leon merasa lebih baik mengikuti mau wanita itu, lagi pula dia memang benar-benar sedang lelah karena masalah kantor yang di alaminya.

"Kau mau makan atau mungkin mandi? Atau kau ingin minum obat?" Tanya Masha lagi seraya melepaskan jas pria itu dan dasi pria itu.

"Aku ingin tidur." Jawab Leon dengan tatapan yang tidak lepas dari Masha, memperhatikan dengan lekat setiap gerakan wanita itu.

"Eum? Kau ingin tidur? Baiklah, tetapi ada baiknya kau mandi terlebih dahulu setelah seharian bekerja." Ujar Masha seraya memegang lengan Leon.

Leon hanya mengangguk, lalu berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi, melakukan apa yang di ucapkan Masha dengan patuh, kejadian yang sangat langka.

Mommy? (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang