PART 4

3.7K 227 0
                                    

-bangkit-

~Meski sejuta senja aku menangis merindukan bayanganmu namun hidupku harus terus berjalan dengan hati rela~

~Meski sejuta senja aku menangis merindukan bayanganmu namun hidupku harus terus berjalan dengan hati rela~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum mas Bumi
Bagaimana kabar mas disana? Semoga mas tenang dalam dekapan sang illahi.

Sarah sakit mas, besok Sarah ada jadwal konsultasi, Sarah gak gila mas.. jangan ketawa ya! Sarah cuma kangen mas Bumi aja kok, Sarah juga gak mau berandai-andai lagi, cukuplah kekhilafan kemarin.

Kepergian mas Bumi benar-benar mengubah Sarah, Sarah Sekarang gak banyak omong, Sarah juga udah gak suka jail, ya karena gak ada yang bisa dijahili, kan mas Bumi udah pulang ke sisi Allah.

Semoga mas bahagia, Sarah akan berusaha kembali ke jalan yang diridhai Allah, awasi Sarah dari atas sana ya.

Sarah sayang mas Bumi

Salam
Sarah

Sarah menuliskan surat itu untuk Bumi, meskipun mustahil tapi Sarah yakin kalau Allah pasti sudah mendengar isi hati Sarah dan akan menyampaikannya kepada mas Bumi

Sarah mengikat kertas itu pada balon yang siap ia terbangkan, langit malam dengan temaram bintang

---

"Sarah pamit ya, bu" ucap Sarah, pagi ini ia akan melakukan konsultasi dengan dokter Samudra

"Raihan pamit juga, bi" Raihan mengantarkan Sarah, ia mana tega membiarkan Sarah berpergian jauh sendiri

"Hati-hati dijalan, Raihan terimakasih sudah mau mengantarkan Sarah"

"Sama-sama bi, ini sudah tugas Raihan"

Sarah dan Raihan akhirnya berangkat, di perjalanan tidak ada percakapan antara keduanya, Raihan fikir mungkin Sarah sedang tidak mood untuk berbicara padahal biasanya gadis itu akan bercerita panjang lebar tentang apapun yang ia tau

"Om.." panggilan Sarah sedikit mengejutkan Raihan

"Om kenapa baik banget sama Sarah?"

"Kamu keponakan kesayangan om, sekarang anggap saja om sebagai kakak kamu"

"Tapikan om itu om aku"

"Iya iya terserah kamu aja"

---

Samudra sudah menunggu Sarah sedari tadi, ia bersyukur Sarah mempunyai keinginan untuk lepas dari kesedihannya, ia memiliki beberapa penawaran untuk Sarah yang mampu membantunya lepas dari bayangan kesedihan.

"Terimakasih atas tawarannya om Sam, nanti Sarah akan hubungi lagi setelah berdiskusi dengan ibu"

"Baiklah kalau seperti itu, saya harap kamu menerima tawaran ini"

"Sarah juga awalnya berniat memperbaiki diri setelah mimpi itu, Sarah bersyukur jalan itu terbuka lebar untuk Sarah"

"Perawatan secara medis memang dibutuhkan namun dalam kasus kamu ini kuncinya adalah ketenangan batin, berhubung kamu juga ingin mendalami agama jadi saya sarankan kamu menerima tawaran ini"

"Baik om Sam, terimakasih sekali lagi atas bantuan om"

"Semoga lekas membaik"

"Terimakasih saya pamit dulu"

Diluar.. Raihan menunggu dengan sabar, Sarah membutuhkan waktu berdua dengan Sam, ia tau jika Sarah akan canggung untuk mencurahkan isi hatinya jika ada Raihan, Raihan faham betul jika Sarah adalah pribadi yang tertutup, meskipun gadis itu sering bercerita tapi ia tidak pernah sekalipun bercerita tentang beban yang sedang ia tanggung

Senyum Sarah seolah topeng palsu yang menutupi wajah aslinya, Raihan merenung "bagaimana takdir sekejam ini menimpa gadis kecil itu" batin Raihan

Sarah kuat, terbukti setelah kepergian ayah tercintanya, ia tidak mengeluh meskipun sebenarnya setiap malam ia akan menangis, ia merindukan sosok ayah,
Melihat teman-temannya memiliki keluarga lengkap, Sarah ingin itu juga.

Tapi sekarang lihatlah, Sarah kecilnya benar-benar rapuh, Raihan tau jika hati milik gadis itu sudah tak mampu menanggung beban lagi, tekanan dan tekanan serta bayang-bayang kehilangan, Raihan akan berusaha sekeras mungkin untuk membantu Sarah kembali ceria, ia merindukan senyum gadis itu.

Dalam lamunannya, Raihan dikejutkan dengan suara panggilan Sarah
"Om"

"Hem.. sudah selesai?" Tanya Raihan

"Sudah, ayo pulang" jawab Sarah

"Sarah gak mau beli makanan dulu?" Tawar Raihan, mungkin saja sarah menginginkan sesuatu seperti ice cream atau coklat mungkin

"Gak om, kita langsung pulang.. kasihan ibu sendirian di rumah" Itulah Sarah, ia akan selalu memikirkan ibunya

"Ya sudah kita pulang"

---

Malam harinya setelah mengaji, Sarah berniat membicarakan tawaran dari samudra kepada sang ibu

"Bu, Sarah ingin berbicara sebentar"

"Bicaralah nak"

"Sarah mendapat tawaran pekerjaan dari dokter Samudra"

"Pekerjaan apa?"

"Menjadi staff keuangan di salah satu pesantren milik keluarga dokter Sam"

"Alhamdulillah, pergilah nak.. mungkin ini sudah menjadi jalanmu"

"Tapi bagaimana dengan ibu?"

"Jangan memikirkan ibu, kejarlah takdirmu nak! Lagipula jika ibu membutuhkan sesuatu, ibu bisa meminta bantuan kepada paman bibimu, toh rumah mereka tak jauh"

"Sarah berjanji akan mencari uang yang banyak dan memperbaiki ekonomi kita, do'akan Sarah ya Bu" tekad Sarah begitu kuat, ia ingin membahagiakan sang ibu

"Iya nak, semoga keinginanmu terkabul"

-tbc-
.

Berikan saran jika merasa ada yang kurang
Jangan lupa vote, comment dan follow
❤️

ARAH LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang