PART 15

3.2K 153 0
                                    

-gaun pengantin impian Sarah-

Happy reading ✨

Nampaknya Sarah sedang menyibukkan diri dengan membuat suatu sketsa, sketsa gaun pengantin impiannya

Menikah adalah satu kata yang diimpikan oleh banyak orang, Sarah tidak menyangka diumurnya yang ke 19 ia sudah dipinang oleh seorang lelaki, lelaki yang akan menjadi pelengkap imannya

Drt.. drt..

Ponsel Sarah berbunyi, tertera nama Mentari dipanggilan tersebut, langsung saja ia angkat panggilan itu

"Assalamualaikum mbak Mentari"

"Waalaikumsalam, Sarah apa kabar?"

"Baik mbak, baru kemarin bertemu, tentu saja kabar Sarah baik seperti kemarin"

"Cepatlah kembali Sarah, sebulan lagi pernikahanmu, kita perlu mempersiapkan segala hal"

"Emm.. mbak sebenarnya Sarah ada satu permintaan"

"Apa itu Sar?"

"Sarah ingin mendesain sendiri gaun pengantin Sarah"

"Wah ternyata kamu memiliki gaun pengantin impian ya?"

"Tentu saja mbak, gaun ini sudah Sarah impikan dari dulu"

"Ya, dan untuk desain undangan, akan segera mbak kirim ya, kamu bisa memilih yang cocok menurutmu"

"Terimakasih mbak Mentari"

"Kalau gitu mbak tutup telfonnya ya, Langit sudah mencari"

"Iya mbak"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Tok tok

"Masuk"

Sarah menoleh ke arah pintu, ia kira siapa.. ternyata ibunya, ibu Sarah memasuki kamar Sarah sambil membawa cemilan untuk Sarah

"Sarah, ibu bikin bolu pisang kesukaanmu"

"Wah.. terimakasih Bu"

"Makanlah.. kamu sudah bekerja keras, ibu bangga kepadamu"

Sarah hanya tersenyum mendengar penuturan sang ibu, ia merasa pujian sang ibu terlalu berlebihan, dibandingkan dengan kerja keras dan perjuangan ibunya selama ini, rasanya Sarah tidak ada apa-apanya, ia bahkan masih suka mengeluh

"Bu nanti sore kita ke makam ayah dan mas Bumi yuk" ajak Sarah

"Iya nak, ibu juga sudah kangen dengan mereka"

Sarah berniat meminta restu kepada ayah dan kakaknya, ya meskipun mereka sudah berbeda alam tapi Sarah berharap ayah dan mas Bumi-nya bisa mendengar ucapan Sarah

---

Sore hari

Sarah dan ibunya memasuki area pemakaman umum

Dress hitam miliknya melambai terkena hembusan angin, Sarah menggandeng lengan sang ibu, area pemakaman terlihat sedikit ramai, Kamis sore memang menjadi pilihan banyak orang untuk mengunjungi pemakaman

Banyak orang yang menyapa ibu Sarah, wanita paruh baya itu terkenal supel dan ramah kepada semua orang jadi tak heran jika banyak yang mengenalnya

Makam keluarganya memang berjejer dari mulai ayah,kakak, kakek dan kerabat-kerabatnya ditempatkan disatu wilayah

Sarah berjongkok dimakam Bumi, sedangkan ibunya sedang dimakan ayahnya

Dielusnya nisan yang bertuliskan Bumi Mahendra, padahal tadi ia sudah bertekad tak akan menangis, tapi matanya begitu sakit karena menahan tangis, sehingga mau tak mau dua tetes air matanya jatuh namun langsung ia lap dengan buru-buru

Ia pun mendoakan Bumi dan para keluarganya dengan mengirimkan surah Al-fatihah

Setelah itu ia akan bercerita panjang lebar kepada Bumi, seperti biasa, apapun yang ia lalui pasti Bumi akan menjadi satu-satunya tempat untuk Sarah berbagi

"Mas, apa kabar? Sarah kangen, maaf kalau mas Bumi bosen denger Sarah ngomong gini terus"

"Mas Bumi tau gak, Sarah akan menikah hehehe, gak nyangka kan? Sama dong.. Sarah juga gak nyangka"

"Kalau udah sah nanti, Sarah bakal ajak dia ke sini kok, jadi mas Bumi tunggu aja ya, dia lelaki baik, pintar dan Sholeh... Sarah gak salah pilih kan, Semoga saja sih... Sarah rada trauma soalnya, takut salah pilih"

Sarah menjeda kalimatnya, matanya berair lagi, ia menengadahkan wajahnya keatas berharap air matanya tidak jatuh lagi

Seikhlas-ikhlasnya hati, namun setiap mengunjungi makam Bumi, Sarah selalu teringat kenangannya bersama Bumi, kakak jahil namun tersayang

Sarah menarik nafasnya lalu mengucapkan kalimat pamit kepada kakaknya

"Udah dulu ya mas, Sarah mau ngomong sama ayah dulu, bye mas Bumi, assalamualaikum"

Sebelum beralih ke pusara sang ayah, Sarah menaburkan bunga mawar ke makam Bumi, Sarah bahkan menanam bunga di samping makam Bumi, biar cantik katanya dan mas Bumi seneng lihat makamnya cantik

Sarah beralih ke makam sang ayah, ia berbicara dalam hati sembari mengelus nisan sang ayah

"Assalamualaikum ayah, maaf udah lama gak kesini, Sarah kerja tau ayah, Sarah hebatkan ayah pasti bangga, ia dong..hehehe"

"Sebelumnya Sarah mau ngucapin, Sarah rindu, sering-sering datang ke mimpi Sarah dong yah"

"Ayah, Sarah sebentar lagi udah jadi istri orang, anak pak Kiai loh.. ayah pasti ngerestuin kan, dulu ayah pernah bilang, yang penting Sholeh, nih Sarah dapet yang Sholeh, Sarah bersyukur banget, setelah semua kesedihan akhirnya Sarah punya kesempatan untuk bahagia, semoga kebahagiaan ini gak sampai disini aja ya yah"

Sarah terkekeh pelan dibalik niqabnya, ia merasa jika sekarang sedang curhat dengan ayahnya secara langsung, namun tetap saja, tatapannya terlihat pilu, mata memang tak bisa berbohong

-tbc-

-tbc-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARAH LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang