PART 3

4K 240 1
                                    

-berdamai dengan keadaan-

Sarah terbaring dengan tenang di tempat tidurnya setelah disuntikkan penenang, Ibu menatap nanar Sarah, lalu ia bertanya kepada dokter yang memeriksa kondisi Sarah "Bagaimana keadaan Sarah, dok?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarah terbaring dengan tenang di tempat tidurnya setelah disuntikkan penenang, Ibu menatap nanar Sarah, lalu ia bertanya kepada dokter yang memeriksa kondisi Sarah "Bagaimana keadaan Sarah, dok?"

"Melihat dari kondisinya yang seperti ini, saya menyarankan agar Sarah sering berkonsultasi, saya akan berusaha membantu memulihkan kondisi mental Sarah" saran dari dokter tersebut

"Terima kasih dokter" ucap ibu

"bibi tidak usah sungkan-sungkan, anggap saja saya sebagai teman Raihan" ucap dokter yang bernama samudra itu, Samudra adalah sahabat karib Raihan, dulu ia sering bertemu dengan Sarah kecil karena Raihan sering membawa Sarah saat mereka nongkrong

"Saya tidak tau harus bagaimana lagi, saya tidak bisa membantu mengurangi beban yang dia tanggung, Sarah menjadi pribadi yang tertutup semenjak kematian kakaknya" ibu mengatakan isi hatinya kepada Samudra, ia menangis sesenggukan, putrinya sedang hilang arah dan ia tak tau harus melakukan apa

"Sesungguhnya Allah selalu menyertai jalan hamba-nya yang beriman, bibi harus yakin, kami semua akan membantu Sarah untuk pulih" Samudra mencoba menenangkan Ibu Sarah

"Apa biayanya besar,dok?" Tanya ibu

"Jangan memikirkan tentang biaya, bi.. biar Raihan yang mengurus semuanya" sahur Raihan, ia bersedia menanggung seluruh biaya konsultasi Sarah, Sarah adalah keponakan kesayangannya, melihat Sarah hancur membuatnya sedih

"Bibi, tidak ingin merepotkan nak Raihan terus" tolak ibu

"Raihan dan bibi jangan merisaukan masalah biaya, saya ingin membantu Sarah tanpa pamrih" ucap Samudra

"Tidak Sam, saya tak enak denganmu" tolak Raihan, ia tidak ingin merepotkan sahabatnya ini

"Sarah mengingatkanku pada Adel, Han. Saya melihat diri Adel pada Sarah, kalau memang boleh, saya ingin menganggap Sarah sebagai adik saya sendiri" ucap Samudra, pikirannya melayang mengingat adik perempuan satu-satunya, namun sekarang adiknya sudah tenang di alam sana, Sarah kecil adalah sosok yang lucu dan ceria, melihat kondisinya seperti ini membuat Samudra sedih dan bertekad akan membantu gadis itu untuk pulih

"Saya gak tau harus berterimakasih seperti apa, Sam.. kamu memang orang baik, semoga Allah membalas kebaikanmu" ucap Raihan

"Kita ini sahabat, Han. Sudah sepatutnya saling membantu"

"Terimakasih sekali lagi, nak samudra"

"Sama-sama bi, hubungi saya jika Sarah ingin melakukan konsultasi, saya pamit dulu.. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam wr.wb."

---

Dalam tidurnya Sarah bermimpi, mimpi ini mimpi indah, permohonan Sarah akhirnya terkabul, sosok Bumi hadir dalam mimpi indah Sarah

"Mas Bumi, ini benar mas?" Tanya Sarah, mimpi ini sungguh terasa nyata baginya, disentuhnya wajah teduh milik Bumi

"Sarah, bagaimana kabarmu?" Tanya Bumi, Sarah berusaha mendekap tubuh Bumi namun bukannya rasa hangat yang ia dapat melainkan hampa, ingatkan Sarah jika ini hanya mimpi

"Sarah baik kok mas Bumi" lirih Sarah, ingin rasanya ia mencurahkan semua isi hatinya kepada Bumi tapi ia tak ingin membebani Bumi dengan kesedihannya, biarkan Bumi tenang dalam dekapan Allah, semasa hidupnya Bumi sudah banyak menderita dan Sarah tak ingin menambah bebannya lagi

"Kamu tidak bisa membohongi mas, Sarah"
Ucap Bumi, Sarah mendongak menatap wajah Bumi, tatapan Bumi yang menyiratkan keteduhan, Sarah merindukan tatapan teduh itu

"Bagaimana mas Bumi tau? Apakah tergambar diwajah Sarah?" Tanya Sarah

"Mas tau tentang kesedihanmu, tapi ingatlah Sarah, sesungguhnya Allah tidak menyukai hambanya yang berlarut-larut dalam kesedihan" ingat Bumi

"Sarah hancur mas, Sarah hilang arah"

"Kembalilah ke jalan yang lurus Sarah, kamu sudah berbelok terlalu jauh dari jalan seharusnya, kamu faham maksud mas kan?" Nasihat Bumi, Sarah sebenarnya sadar akan kesalahannya, hatinya menyuruhnya kembali pada jalan yang benar namun kesedihannya lebih mendominasi sehingga membuat Sarah mudah down dan sedih

"Apakah Allah mau memaafkan Sarah, mas?" Tanya Sarah sambil menundukkan kembali kepalanya

"Apa Sarah lupa jika Allah maha pemaaf?" Tanya Bumi, suara bumi terdengar jelas namun keberadaannya kembali terasa jauh

"Mas Bumi---" ucapan Sarah terpotong ketika ia mendongakkan kepalanya namun sosok Bumi sudah menghilang dari atensinya

"Mas... Mas Bumi" teriak Sarah memanggil nama Bumi

"Sarah.. Sarah..." Teriakan Ibu membangunkan Sarah dari tidurnya, Sarah sontak duduk dan mengusap wajahnya sambil berujar "astaghfirullah"

"Kamu mimpi apa, nak?" Tanya ibu khawatir, sedari tadi ibu menunggu Sarah sadar

"Mas Bumi, bu... Sarah mimpi mas Bumi"

"Tenang ya nak, minum dulu" ibu menyodorkan segelas air putih kepada Sarah dan diteguknya air itu hingga tandas

Sarah kembali merebahkan dirinya dikasur, kepalanya diusap pelan oleh ibu
"Bu, mas Bumi bilang Sarah harus kembali ke jalan yang benar, apa Sarah sudah berbelok terlalu jauh, Bu?" Tanya Sarah

"Kami tau sendiri bukan jawabannya?"

"Bantu Sarah untuk lepas dari semua kesedihan ini ya, Bu" mohon Sarah

"Tentu nak, ibu selalu berada di sisimu, bahkan jika raga ibu sudah rapuh"

"Jangan tinggalkan Sarah ya, Bu" pinta Sarah

"Insyaallah"

"Sarah hanya punya ibu"

-tbc-

.

Assalamualaikum, jangan lupa vote, comment dan follow akun ini❤️
Terimakasih ✨

ARAH LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang