11. TAHAJJUD BARENG ❤

29.5K 1.9K 202
                                    

••••○❁🌻🌻❁○••••┈••🌻🌻❁○••••

Ambilɑh hikmɑh ɑtɑs setiɑp hɑl yɑng terjɑdi dɑlɑm hidup. Tidɑk ɑdɑ tɑkdir yɑng buruk yɑng ɑdɑ hɑnyɑlɑh hɑti yɑng belum menemukɑn kebɑikɑn pɑdɑ tɑkdir yɑng Allɑh tetɑpkɑn.

Mɑkɑ tetɑplɑh berbɑik sɑngkɑ ɑgɑr hɑl bɑik dɑtɑng menyɑpɑ.

••••○❁🌻🌻❁○••••┈••🌻🌻❁○••••





•••Heppy Reading📖•••
⑅⃝●💚⋆♡LOVE♡⋆💚●⑅⃝◌

Jam dinding telah menunjukan pukul 20:15. Suci masih asik bermain ponsel diatas tempat tidur setelah ia menunaikan sholat isya.

Kreeek

Suara pintu kamar terbuka.

Ariez masuk ke dalam kamar. Dia melihat Suci yang belum tidur dan masih sibuk dengan ponsel.

Ariez berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sepuluh menit kemudian pintu kamar mandi terbuka menampakkan Ariez yang hanya menggunakan handuk sepinggang memperlihatkan otot-otot perutnya dan asik menggosok-gosokkan rambut basahnya menggunakan handuk kecil.

"AAAAAAA!! MATAKU!" pekik Suci menutup kedua matanya menggunakan bantal.

"Astaghfirullah!!" Ariez baru menyadari ternyata bukan dia saja yang berada dikamar. Dengan buru-buru dia kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk menyembunyikan tubuhnya yang hanya menggunakan handuk sepinggang.

Tunggu sebentar bukankah mereka sudah menikah? Jadi sah-sah aja 'kan. Ariez menepuk jidatnya menertawai kebodohannya, kenapa dia bisa sampai lupa jika dirinya telah menikah pagi tadi.

Ariez kembali membuka pintu dengan gaya yang lebih Cool. Ia menarik bantal yang menutupi wajah Suci.

"Ngapain nutup mata, hum? Kita kan udah sah, Humaira."

"LO NGGAK MALU APA?!" tanya Suci segera menutup tubuhnya menggunakan selimut untuk menyembunyikan kegugupannya, ingatan akan tubuh sixpack Ariez masih tersimpan baik di otaknya.

"Lagi-lagi gaya bicaramu berteriak," ucap Ariez lesu.

"Ngapain harus malu sama istri sendiri, kalau istri orang, nah itu baru wajib malu," sambung Ariez berjalan ke arah lemari untuk segera berpakaian.

Di balik selimut Suci menyalakan kamera dan mengecek kedua pipinya, apakah memerah ataukah tidak. Jangan sampai Ariez melihat kedua pipinya yang memerah.

Kini Ariez terlihat lebih santai dengan setelan celana pendek selutut dan kaos putih membentuk badan sixpack nya.

"Udah malem waktunya tidur, besok pagi-pagi kita harus bersiap-siap untuk pindah, jadi tidur sekarang. Udahan main ponselnya," ucap Ariez lembut mendekati tempat tidur kemudian membaringkan tubuhnya disana.

"Terserah gue!! Jangan sok ngatur, baru aja satu hari jadi suami!!" kelakar Suci sinis tanpa mengalihkan tatapan dari layar ponselnya.

"Nggak boleh gitu kalau bicara sama suami, ntar dosa loh, Sayang. Syurga seorang istri itu terletak pada suaminya."

Cinta A dan S (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang