Cinta A dan S (SEGERA TERBIT)

6. SAKIT ❤

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH GUYS ? APA KABAR? SEMOGA KALIAN SELALU DALAM LINDUNGAN ALLAH SWT🤲😊.

HAPPY READING📖

💖•💖•💖•💖•💖•💖•💖•💖•💖•💖•💖•💖•
●
●
●
●
●
•••Heppy Reading📖•••
⑅⃝●❤⋆♡LOVE♡⋆❤●⑅⃝◌

Davin❤
"Sayang, kamu dimana? Kenapa belum datang juga?"√√

Anda
"Sayang banget untuk di lewatkan, 80 juta. Lumayan banget loh." √√

Davin❤
"Aku nggak mau kamu lecet, cepat datang ke sekolah sekarang! Aku bisa ganti 80 juta itu jadi 200 juta ke rekening kamu sekarang."√√

Anda
"Nggak mau! Ini bukan tentang uang aja tapi ini tentang hobby."√√

Davin❤
"Ok. Otw jemput!"√√

Suci mendengus setelah membaca chat di ponselnya.

"Lo kenapa?"

"Davin ngelarang," jawab Suci memperlihatkan chatnya pada Teo.

"Kutub posesif juga ternyata," kekeh Teo.

"Jadi nggak, nih?" sambung Teo bertanya.

"Beritahu mereka untuk memulainya sekarang sebelum Davin datang," titah Suci sebagai jawaban.

💖••💖••💖

"Nggak ada yang lecet, kan? Tadi nggak jatoh, kan?" tanyanya panik sambil mengecek tubuh wanitanya.

"Nggak lah, gue kan jagoan," jawab Suci memperlihatkan wajah sok imut agar cowok di depannya tidak memarahinya.

"Mmm, dasar cewe batu." Davin langsung membawa tubuh Suci kedalam dekapannya.

"Iyah cocok, aku batu kamu ice jadi batu ice." kekeh Suci mendongkak menatap wajah tampan itu.

Davin mengukir senyum dan mendaratkan kecupan  singkat di kening sang kekasih. "Kali ini di maafin kalau lain kali balapan lagi tanpa sepengetahuanku... lo bakal langsung gue telan!"

"Biarin, aku ikhlas kok," jawab Suci enteng.

"Mmm, dasar." Davin menoyor pelan kening gadisnya.

💖••💖••💖

Saat pulang dari Sekolah Suci dikejutkan oleh ambulance yang berada di depan rumahnya. Suci buru-buru keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah, saat memasuki rumah, Suci melihat papahnya yang tengah terbaring lemah tak sadarkan diri di atas tandu. Para petugas kesehatan membawa papahnya masuk ke dalam mobil ambulance.

"Papah...," lirih Suci tanpa suara.

Hati dan pikirannya berkecamuk tak karuan. Suci segera mencari keberadaan mamahnya, hingga pandangannya berhenti pada sosok wanita paruh baya yang tengah duduk lemas di atas sofa sambil menangis tersedu-sedu.