45.GOMBALAN ❤

8.9K 639 7
                                    


••••○❁🌻🌻❁○••••┈••🌻🌻❁○••••

Barangsiapa membaca :

'Laa ilaaha illallah al malikul haqqul mubin' 100x dalam sehari, maka memperoleh jaminan aman dari kemiskinan, diselamatkan dari dahsyatnya kubur, dan terbuka untuknya pintu-pintu surga.” (HR. Abu Nu'aim dalam bab Shifah al-Jannah, Al-Khatib Al-Baghdadi di Tarikhnya: 12/358-359).

••••○❁🌻🌻❁○••••┈••🌻🌻❁○••••





•••Heppy Reading📖•••
⑅⃝●❤⋆♡LOVE♡⋆❤●⑅⃝


Seminggu telah berlalu dan Suci juga telah selesai ujian kelulusan, tinggal menunggu hari kelulusan saja. Selama menunggu pengunguman kelulusan, kelas XII di liburkan. Sepanjang libur ini, Suci lebih banyak menghabiskan waktu bersama Ariez.

Saat ini mereka berada di balkon menatap indahnya ribuan bintang dan bulan purnama yang menghiasi kanvas langit nan gelap. Suci tidur dengan menggunakan lengan Ariez sebagai bantalannya.

"Arsay bintang yang itu terang baget, ya?" tunjuk Suci pada bintang yang bercahaya biru sangat terang.

"Iyah. Itu namanya Bintang Vega, rasi Lyra," ujar Ariez.

"Beneran?!" tanya Suci menatap Ariez yang ada di sampingnya.

"Iyah. Nanti kalau kamu rindu aku, tatap aja bintang di langit. Kalau kamu melihat ada Bintang Vega, tandanya aku juga sedang merindukanmu, saaangaat rindu!" cetus Ariez memandang istri cantiknya tak lupa meninggalkan kecupan di pipi Suci.

"Aku nggak bakal pernah rindu karena Ariezku akan selalu ada di sampingku. Iya, 'kan?!" tanya Suci langsung memeluk erat Ariez yang ada di sampingnya.

"Aku ingin cinta kita seperti Wakaf lazim,ucap Ariez.

"Kenapa?" tanya Suci bingung.

"Berhenti di akhir cerita cinta yang sempurna," jawab Ariez mengukir senyum lebar.

"Mas yaa allah, aamiin ya robb," balas Suci mengukir senyum indah seperti bulan purnama yang tengah memancarkan cahayanya malam ini.

"Aku juga ingin seperti Mad Arid  Lissukuun, kata Ariez lagi.

"Mmm, kenapa?"

"Semoga ku menjadi yang terakhir untukmu, Sayang," jawab Ariez mencubit gemas pipi Suci.

"Tentu saja Arsay akan menjadi yang pertama dan terakhir buat Suci," tutur Suci menoel pelan hidung suaminya itu.

"Sayang!" panggil Suci.

"Hmm?"

"Baju Arsay bagus deh," puji Suci menarik sedikit baju Ariez.

"Ohh ya? Tumben banget muji-muji baju yang aku pakai."

"Hehehe, warnanya juga bagus banget, warna pink," puji Suci lagi diiringi senyuman manisnya.

Kening Ariez mengerut sempurna. "Ini warna hitam Sayang bukan warna pink," koreksi Ariez atas ucapan Suci.

"Nggak! Ini warna pink tau, bukan hitam!" sewot Suci.

"Kayaknya besok kita harus melakukan pemeriksaan ke dokter, jangan-jangan Susay buta warna." Ariez nampak khawatir.

Cinta A dan S (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang