15. DIKANTIN ❤

24.1K 1.5K 139
                                    

APA KABAR READERS ?

SEMOGA SELALU DALAM PERLINDUNGAN ALLAH SWT.

AAMIIN ALLAHUMMA AAMIIN🤲🥰.

••••○❁🌻🌻❁○••••┈••🌻🌻❁○••••

"Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala alihi sayyidina Muhammad"
Jangan lupa ber shalawat kepada nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam Hari ini🥰.

••••○❁🌻🌻❁○••••┈••🌻🌻❁○••••

Next 📖





Heppy Reading📖
⑅⃝●💚⋆♡LOVE♡⋆💚●⑅⃝◌

Suci melangkahkan kakinya ke koridor sekolah yang terhubung langsung dengan kelasnya XII Mipa 2 dengan perasaan gembira dan senyuman yang tak lepas dari bibir tipisnya.

Apa yang terjadi dengan Suci saat ini, apakah matahari terbit dari barat? Semua yang ada di koridor menatapnya aneh, karena saat ini Suci bukanlah sosok yang mereka kenal selama ini.

Suci yang mereka kenal salama ini adalah seorang gadis tomboy, bersifat layaknya preman, cuek, dingin, dan tatapannya yang sangat tajam. Tapi yang mereka lihat saat ini Suci terlihat sangat berbeda, dia tersenyum ramah, dan tatapannya sangat bersahabat.

"Selamat pagi semuanya," sapa Suci tersenyum manis pada murid yang ia lewati di koridor.

Suci terus melangkahkan kakinya menuju kelasnya, orang-orang ada yang menatapnya senang akan perubahan Suci sekarang, tapi ada juga yang bergidik ngeri.

"Parah! Senyumannya manis baget, Bro!" puji Putra berjalan sambil berbalik ke belakang, memandang Suci yang sudah melewatinya.

"Semanis gula," timpal Bima.

"Sepertinya tadi itu dia senyumin gue deh, kalian lihat kan matanya mengarah ke gue," ujar Setya girang.

"Matamu!" Reyhan menonjok kepala Setya.

"Sakit sialan!" lotot Setya memegang kepalanya yang terasa sakit karena tonjokan Reyhan.

"Alhamdulillah," ucap Reyhan diiringi kekehan kecil.

"Tapi ini serius nyata kan? Tadi dia senyum kan?" tanya Bima masih tak percaya.

"Gue juga ragu, mungkin kita halu kali," jawab putra.

"Ya kali kita barengan halu," timpal Reyhan.

"Bomat lah!"

💚••💚••💚

"Assalamu'alaikum semuanya, kalian apa kabar?" salam Suci pada teman-teman sekelasnya dengan senyuman manis yang terukir di bibir tipisnya.

Semuanya melongo melihat Suci, mereka asik dengan pemikiran mereka masing-masing.

"Gue nggak salah lihat nih? Itu Suci preman perempuan yang sekelas dengan gue, kan?"

"Nggak salah dengar nih dia ngucapin salam?"

"Kesalah makan pasti nih anak."

"Gilak ya bisa-bisanya gue mimpi dia lemparin senyum ke gue."

Mereka masih bergelut dengan pertanyaan mereka masing-masing.

Suci melangkah ke salah satu meja temannya. "San, maafin gue di tempo hari itu, ya. Gue ngerasa bersalah banget udah mukulin lo," ungkap Suci merasa sangat bersalah.

Cinta A dan S (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang