8. JADI NAMANYA ARIEZ ❤

27.5K 2K 124
                                    

••••○❁🌻🌻❁○••••┈••🌻🌻❁○••••

"Tidak perlu bandingkan dirimu dengan orang lain. Cukuplah bandingkan kepintaran dirimu dengan ayam yang berkokok dipagi hari. Lihatlah siapa yang terlebih dahulu bangun untuk mengingati Tuhannya. Maka itulah yang lebih pintar."

•Imam Al-Ghazali•

••••○❁🌻🌻❁○••••┈••🌻🌻❁○••••




•••Heppy Reading📖•••
⑅⃝●💖⋆♡LOVE♡⋆💖●⑅⃝◌

Tak lama kemudian di susul seorang cowok yang mengucapkan salam dan mengukir senyum di bibirnya. Cowok itu berpostur tinggi, hidung mancung, bibirnya merah alami, wajahnya putih bersih, pahatan wajahnya hampir sempurna. Dia berpeci hitam dan menggunakan sarung layaknya seorang santri.

"Dia siapa?".

"Apa dia laki-laki yang Papah maksud?"

Suci terus menatap cowok itu dengan tatapan tajam khas miliknya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Irwan, bagaimana keadaamu sekarang?" tanya laki-laki yang katanya bernama Wahab Abdullah Al-fauzan, beliau merupakan sahabat Irwan.

"Alhamdulillah, sekarang sudah agak baikan," jawab Irwan diikuti senyum lebar yang terukir di bibirnya. Rasanya sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan sahabatnya setelah lama tak berjumpa karena kesibukan masing-masing.

Sedangkan Intan sedang berpelukan melepas rindu pada perempuan paruh baya yang katanya bernama Aisyah hafizhah, beliau adalah istri dari Wahab Abdullah. Mereka berdua terlihat akrab sekali, sepertinya sudah sangat cocok menjadi besan.

Suci menatap tajam cowok yang kebetulan berhadapan dari tempatnya duduk, namun cowok itu tak membalas tatapannya sama sekali. Cowok itu hanya tertunduk diam mendengar pembicaraan orang tuanya. Suci menjadi geram karenanya.

"Irwan, ini anakku, Ariez Gerland Al-fauzan. Dia baru saja pulang ke Indonesia seminggu yang lalu dari Kairo," terang Abdullah, memperkenalkan anaknya.

"Hay, Om," sapa cowok yang bernama Ariez.

"Ohhh, namanya Ariez, toh," batin Suci, memangut-mangutkan kepalanya pelan.

"Kamu sekarang sudah sangat berubah ya, dan tambah ganteng aja," ujar Irwan memuji.

"Ahh, ngak juga, Om," sahut Ariez merendah diri disertai senyuman tipis.

"Kalau di Mesir kamu kuliyah di Universitas apa?" tanya Irwan kepo.

"Di Universitas Al-azhar, Om," jawab Ariez sopan dengan suaranya yang terdengar sangat lembut.

"Wah, itu adalah salah satu universitas ternama dan tertua di dunia yang ada di Kairo, Mesir. Ohh iyah, kenalin ini anak, Om, Suci Az-zahra Widyatmaka," tutur Irwan memperkenalkan anaknya penuh semangat.

Ariez sedikit mengangkat pandangannya kemudian kembali menurunkan pandangannya. Terlihat jelas dari raut wajah cowok itu jika dia sedikit terkejut, ntah karena apa. Mungkin karena tampilan Suci yang semrautan kayak anak pinggiran jalan yang nggak pernah nyisir kali ya.

Suci tersenyum paksa ketika papahnya memperkenalkan dirinya, itupun setelah mendapat kode tanpa suara dan tatapan tajam dari sang Mamah.

"Nih orang napa sihhh nggak mau natap gue? 'Kan gue udah rela ngacak-ngacak rambut gue yang udah berantakan tambah berantakan, biar dia ilfil ke gue. Ehhh, dia malah nggak mau natap gue. Dasar emang cowok songong!!" oceh Suci dalam hati.

Cinta A dan S (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang