53. RINDU ❤

7.9K 569 31
                                    

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH GUYS🙏😊.

EHH, SEBELUM BACA KASIH VOTE DULU DONG😁, VOTE KALIAN BAKAL SANGAT BERARTI BUAT AKU BIAR TETAP SEMANGAT NULIS.





•••Heppy Reading📖•••
⑅⃝●❤⋆♡LOVE♡⋆❤●⑅⃝

"Kenapa rasanya sesakit ini? Selama ini aku kuat hadapin semua masalahku, tapi untuk satu ini rasanya berat banget, aku belum siap untuk pergi jauh dari Suci." Ariez meluapkan isi hatinya, ia memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan matanya yang telah menitikkan air mata.

"Kalau mau nangis, nangis aja. Gue bisa ngerti perasaan lo saat ini. Bagi gue lo kuat, kalau gue jadi lo, gue nggak bakal sekuat lo seperti saat ini. Bertahan tanpa memberi tau keluarga lo tentang keadaan lo yang sebenarnya bukanlah hal yang mudah," jujur Rio sembari menepuk pelan bahu Ariez.

"Kenapa lo nggak kasih tau Suci dan keluarga lo aja sih tentang pentakit lo ini?" sambung Rio menatap wajah pucat sahabatnya.

"Kamu tau kan gimana Suci dan keluargaku? Kalau mereka sampai tau tentang penyakitku ini, mereka hanya akan sedih dan mengkhawatirkan aku tiap hari dan aku tidak mau itu sampai terjadi. Di akhir hayatku ini aku hanya ingin melihat mereka bahagia dan membuat mereka bahagia," jawab Ariez mengukir senyum tulus. "Apa lagi Suci, istri bawelku itu akan nangis secara diam-diam tiap hari. Aku nggak bakal sanggup melihat itu semua jadi, cukup mereka mengetahui kalau aku baik-baik saja," sambung Ariez terkekeh miris.

"Gerlan..." lirih Rio pelan.

"Kamu nangis?" tanya Ariez tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Gue nggak mau kehilangan sahabat sehebat lo," jawab Rio dengan air mata yang tak bisa di tahan.

"Kamu aja sampai nangis, Yo, terus gimana dengan keluargaku kalau tau tentang kondisiku ini? Yo, jika ada pertemuan pasti akan ada perpisahan, dimana-mana perpisahan itu jelas tidak mudah. Untuk itulah kita harus siap, siap meninggalkan dan ditinggalkan. Dunia ini memang Allah ciptakan seperti itu, fana dan semesta untuk menguji keimanan para hambanya. Di syurgalah kebersamaan itu akan kekal bersama-sama," jelas Ariez tersenyum lebar.

"Mmm. Arghh! Sekarang gue jadi mau nangis nih sambil teriak gara-gara lo!" racau Rio, antara menangis dan tertawa.

"Gue baru tau ternyata lo bisa nangis juga," olok Ariez terkekeh lucu melihat tingkah sahabatnya yang selama ini hampir tak pernah ia lihat meneteskan air mata.

"Iya bisa lahh, lo kira gue tembok!" ketus Rio tak terima.

"Yah kirain, hahaha." Ariez tertawa lepas.

"Dasar sahabat laknat lu," cibir Rio kesal tapi di dalam hatinya dia merasa sangat bahagia dapat mendengar tawa bahagia Ariez.

❤●●❤●●❤

"Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh," salam Ariez dan Rio bersamaan.

Ariez membuka pintu yang tak terkunci. Saat masuk Ariez melihat Suci diam mematung menatapnya tanpa mau menyambutnya, Ariez merasa aneh dengan hal itu. Ariez berjalan perlahan mendekati Suci dengan senyum yang terukir lebar di bibir merah alaminya. Ariez tak sabar ingin memeluk istri mungilnya itu, rasanya semenit tak bersama seperti seminggu tak berjumpa dan sehari tak bertemu bagaikan setahun. Apalagi mereka tak bertemu selama tiga hari karena Ariez ingin memulihkan dirinya sebelum bertemu Suci agar istrinya itu tidak mengetahui jika dirinya sakit.

Cinta A dan S (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang