22 . RAPUH❤

17.1K 1.2K 178
                                    

Doa selanjutnya : "Subhanallah wabihamdihi."

Baca do'a ini setiap hari 100×, maka dosamu akan terhapus meski sebanyak buih di lautan (HR.Bukhari)

Yuk, di Amalakan🤗





"Arsay," panggil Suci pada Ariez yang asik tidur di atas pangkuannya sambil memainkan ponsel.

"Mmm?" Ariez berdehem.

"Orang sebaik kamu kok bisa ya berjodoh sama perempuan nakal kayak aku?" tanya Suci sambil terus fokus memainkan rambut Ariez.

"Bukannya jodoh adalah cerminan diri... Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula. (Qs.An-nur:26)" sambung suci lagi.

Mendengar hal itu, Ariez menghentikan Aktivitasnya beralih menatap lekat Suci.

"Aduuh, Zaujatiku ini makin pinter, deh," puji Ariez menatap bahagia Suci sambil mengukir senyum lebar.

"Aku lagi cius nih," rengek Suci.

"Aku juga cius kok, Susay nggak tau aja sebenarnya aku ini kayak gimana," cetus Ariez memalingkan wajahnya lurus ke depan.

"Arsay emang kayak gimana?" tanya Suci yang bingung atas penuturan Ariez barusan.

"Semua orang pasti punya masa lalu, 'kan dan masa laluku terlalu pahit untuk diceritakan," jawab Ariez

"Arsay nyembunyiin sesuatu ya dari Suci?" tanya Suci lagi saat merasa ada sesuatu hal besar yang di sembunyikan Ariez.

"Bukan bermaksud menyembunyikan, hanya mencoba untuk tidak membuka luka lama yang belum kering sepenuhnya," jawab Ariez terdengar sendu.

Ariez menutup mata menyembunyikan matanya yang memerah menahan cairan bening yang memaksa untuk keluar.

Suci dapat merasakan bahwa Ariez menyembunyikan suatu luka yang amat dalam. Suci menjadi merasa sangat bersalah karena dirinya Ariez menjadi sedih. Suci merasakan guncangan tubuh Ariez yang sangat kuat karena isakan tangis.

Suci perlahan menurunkan kepala Ariez dari pahanya dan langsung tidur di samping Ariez sambil memeluk erat suaminya.

"Arsay maafin aku, Suci nggak bermaksud buat Arsay jadi sedih...," lirih Suci, memeluk erat tubuh Ariez.

Suci tak menyangka jika Ariez bisa menangis seperti ini, pasti Ariez memiliki masalah yang amat besar hingga membuatnya serapuh ini.

Suci mengelus lembut rambut Ariez dan menyeka air mata Ariez yang mengalir di setiap inci pipi mulusnya.

"Arsay bisa nangis sepuas-puasnya, keluarkan semua kesedihan yang Arsay pendam selama ini. Kalau mau cerita, cerita aja terkadang kita butuh mengungkapkan kesedihan kita daripada menyembunyikannya karena terkadang ada luka makin dipendam akan makin menyakitkan," tutur Suci lembut sambil terus mengelus rambut Ariez penuh kasih sayang.

"Humaira...," lirih Ariez pelan.

"Mmm?" tanya Suci menatap sendu suaminya.

Ariez langsung membekap tubuh Suci erat dan menyembunyikan wajahnya di celetuk leher istrinya itu. Suci membalas pelukan Ariez sambil menepuk-nepuk pelan kepala Ariez, berusaha memberikan kenyamanan.

"Tumpahin semua kesedihan yang iez miliki, Suci ada di sini buat Arsay. Menangislah karena setelah air mata keluar hati akan kembali tentang dan bersih."

Cinta A dan S (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang