|Park Jisung || Harapan

105 61 97
                                    

○ Happy Reading__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○ Happy Reading__________

Dibantu vote dan komen
Terimakasih

.
.
.
.
.

Harapan

"Aku mulai mengantuk"

Suara ombak tipis membasahi telapak kakiku, tawa nyaring itu kembali terdengar ditelingaku. Menari diair dangkal diselingi dengan kabahagiaan.

"Jisung! Aku akan menunggumu!" Jari kelingking yang terikat diantara kami berdua membuat sebuah janji untuk saling menunggu satu sama lain. Sebuah mimpi singkat yang terlihat menyenangkan jika itu benar benar terjadi.

Lampu hijau akhirnya menyala. Kakiku yang terbungkus gips dan perban terlihat begitu tebal. Operasi ini dinyatakan sukses, dan tinggal menunggu prosesku untuk kembali berdiri.

/telfon berdering

"JISUNG! GIMANA OPERASINYA!" Teriakannya begitu keras hingga membuat hpku bergetar.

"Untung gue belum pakai alat pendengar" gumamku yang tersenyum miring sambil menjauhkan hpku.

"Halo"

"Jisung? Gimana operasinya?? Lancarkan?"

"Sorry....." jawabku yang berpura pura menangis.

"Jisunggggg, jangan nangisss, gak papa kok gak berhasill nanti coba lagii" ichigo yang ikut sedih dan menahan tangisannya mencoba untuk menyemangatiku.

"Gimana ya jawabnya, emmm...rada sakit aja sih cuman ya gue bisa tahanlah kan gue LAKIK" ujarku dengan nada sombong.

"Wtf...nada lu kok beda? Jangan jangan... PARK JISUNG!"

"Hm" ucapku dengan nada berat

"Gak papa, lupakannn! Bodoamatlahh gue gak jadi datenggg"

"Yaudah berarti gak jadi ngeliat gue terapi kan? Calon dokter?"

"Stop it! Otw! Awas aja lu gak terapi hari ini"

"Emang gak terapi" jawabku pelan dengan menjauhkan hpku.

"Yaudah cepetan datengnya, jangan lupa bawa jajan, minuman juga boleh, es krim juga boleh"

"GUE BUKAN BABU LU"

/telfon mati

"Hm, kiyowokk!"

Silent || Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang