○ Happy Reading__________
Dibantu vote dan komen
Terimakasih.
.
.
.
.Kencan akhir
Pandanganku sering kabur. Jantungku yang berdetak lebih lambat dari biasanya membuat rusukku harus terus merasakan nyeri.
"Kapan ini akan berakhir?"
Berulang kali dalam waktu dekat kondisiku kembali memburuk. Sprei bantal yang berulang kali di ganti hanya karena terkena darah yang mengalir keluar, dengan tambahan gejala pusing yang terus menghampiriku sewaktu waktu.
Terlalu sering meremas rambutku sendiri hingga tak sadar perlahan rambutku mulai menipis.
"Apa kematian memang sesakit ini?"
🌻🌻🌻
"Ichigo! Kenapa ngelamun?" Tanya jisung yang tiba-tiba berada dihadapanku.
"Jisung....sejak kapan lu disini? Latian lu gimana?" Tanyaku sambil perlahan memasukkan kembali air mataku yang telah bergenang di bawah bola mataku.
"Hei, lu kenapa? Ada yang sakit? Kasih tau gue dimana?" Tanya jisung yang menyentuh kedua rahangku dengan tangan besarnya.
"Jisung....gue sayang sama lu" ucapku tiba-tiba dihadapannya yang sedang menatap mataku penuh dengan air mata.
"Chi? Lu kenapa? Kenapa lu tiba-tiba ngomong gitu ke gue?" Tanyanya yang sedikit bingung dengan ucapanku.
"Gue udah susah susah ngomongnya kenapa lu ngerespon gue kayak gitu! Park jisung!" Jawabku kesal dan segera menutup mataku karena malu.
"Aa, g-gue tau kok, gue tau. C-cuma tadi gue drama aja, g-gue paham maksud lu kok" ujar gugup jisung yang masih penyadarkan pikirannya.
"AAAAGHHH, jisunggg! Gue kesel sama lu! Gak tau gue mau pulang ajaa!" Rengekku kesal dan segera berdiri sambil menunduk malu.
"Ichigo, ichigo, tunggu! Maaf maaf, gue tadi masih kaget benerann. Jangan ngambek ya? Gula arenku yang manisss, mana senyum manisnyaa..." jisung yang menarikku kembali kehadapannya.
"Jisungg! Maluu!" Teriakku semakin kesal karena menyadari teman temannya sedari tadi terus menonton sepasang manusia yang sedang kasmaran.
"Fix, besok gue cari pacar!" Teriak jeno yang akhirnya mengambil tasnya dan pergi ke parkiran lebih dulu diikuti oleh yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent || Park Jisung
Hayran Kurgu"Park jisung! Pegang tanganku dan kita akan terbang bersama" teriak seorang perempuan berparas manis layaknya gula aren. Menerima pegangan erat dari jari jari hangatnya untuk pergi keluar dari duniaku sendiri. Sebelah sayapku yang tak sempurna akan...