|Park Jisung || Terlambat

54 27 53
                                    

○ Happy Reading__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○ Happy Reading__________

Dibantu vote dan komen
Terimakasih

.
.
.
.
.

Terlambat

Satu jawaban itu, membuat hatiku sakit.

"Terlambat"

"Apa aku memang telah terlambat untuk menyadari itu?"

Dokter na jaemin yang akhirnya berdiri dan pergi meninggalkanku sendiri ditaman.

"Dok, apa gak ada cara lain?" Ujarku dengan nada sedikit keras.

"Aku juga pernah berkata itu pada seorang dokter, dan seharusnya kau tau apa jawaban dokter itu" ujar na jaemin yang melanjutkan jalannya tanpa kembali menoleh ke belakang.

"Aku hanya ingin dia hidup!" Teriakku kearahnya. Rasa kesalku pada diriku sendiri terus menyalahkan kebodohanku dimasa lalu sambil meremas poniku dengan kuat.

"Jisung" panggilan yang membuatku terkejut dengan kehadirannya begitu dekat denganku.

"Ichigo, kenapa lu bisa disini?" Tanyaku yang segera berdiri dihadapannya.

"G-gue gak suka dirumah sakit, jadi gue minta pulang"

"Ichigooo, lu belum sehat. Kenapa harus pulang sih?"

"Gue masih kuat berdiri kok, jadi gue gak mau nyia nyiain waktu gue terus ditempat tidur" ujarnya yang mencoba menggapai wajahku untuk mengahapus bekas air mata di pipiku.

"Sorry, gue terus buat lu ikut khawatir" sambungnya yang sedikit memunculkan senyum dari ujung bibirnya.

"Ichigo, ayo berkencan" ujarku dengan nada serius sambil menatap wajahnya yang masih sedikit pucat.

"G-gue-"

"Gue gak terima penolakan" sambungku yang memutus omongannya. Ichigo yang hanya menatapku membuat keputusan cukup lama hingga akhirnya dia mengangguk sebagai jawaban "ya".

"Sekarang lu pulang, istirahat, besok gue jemput" ucapku yang tersenyum sambil menggosok kedua lengannya.

"Udah sana, ibu sama kakak lu udah nunggu" ujarku yang memasukkan tangan ke kantung hoodie sambil menaikkan sedikit daguku untuk menunjuk kearah mereka.

"Park jisung" panggil ichigo yang sedikit melambaikan tangannya kebawah.

"Hm?" Satu kecupan dari bibir tipisnya di pipi kananku saat aku sedikit menunduk membuatku terkejut untuk kedua kalinya.

Silent || Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang