○ Happy Reading__________
Dibantu vote dan komen
Terimakasih.
.
.
.
.Berputar
Aku hanya terus menerus membuat mereka tertawa hingga tak sadar waktuku tinggal sedikit lagi untuk melihat tawa mereka.
"Chi, thanks udah bolehin gue nginep"
"Hm, jangan balik balik lagi, bye!"
"Udah jadi rumah ke-2 gue, jadi jangan harap gue gak balik" ujar haechan yang menyalakan motornya dan pergi menjauh dari panti asuhan.
Saat melihat kepergiannya entah mengapa mataku mulai memberikan bayangan gelap yang perlahan membuat keseimbanganku tumbang. Mencoba tenang dan terduduk ditanah dengan tubuhku yang gemetar.
"Untunglah aku tak memakai jam itu"
Brak
Jatuh begitu saja dengan sedikit suara tanah yang bersentuhan langsung pada kulitku.
"Aku mulai tak baik baik saja"
"Aku masih memiliki janji, dan itu sangat penting"
"Ichigo!" Sentak ibuku yang melihat mataku perlahan terbuka. Tangan ibuku yang terasa dingin dengan sedikit bercak darah dijari telunjuknya dan kain putih bersih yang sekarang terlihat sangat kotor.
"Apa yang terjadi?" Mulutku yang hanya bisa sedikit terbuka mulai berbicara dengan sebuah bisikan.
Jantungku yang masih berdetak kencang membuatku sedikit tak bisa mengatur nafasku. Hidungku yang tak berhenti meneteskan darah perlahan membuat wajahku pucat.
"Aku masih bisa bangun" sebuah kalimat yang akhirnya keluar dari mulutku sebagai penyemangat keadaanku yang bisa dianggap bukanlah hal yang remeh.
"Ichigo! Berhenti untuk menguatkan dirimu!" Sentak ibuku yang mulai memarahiku. Namun, aku tak menjawab perkataannya. Diam dengan mencoba menutup kembali mataku dan sedikit membuka mulutku untuk membantuku bernafas.
"Ichi, ibu peringatkan, dalam kondisimu yang seperti ini jangan pernah berpura pura kuat untuk menyakiti dirimu sendiri lagi. Katakan yang sejujurnya pada orang didekatmu jika kau membutuhkn pertolongan. Berhenti menutup mulutmu jika seseorang bertanya apakah kau baik baik saja atau tidak! Ibu mohon bertahanlah sedikit lagi, dan ibu pastikan kau akan selamat-"
"Ibu, semua orang akan kembali padanya. Mau itu cepat atau lambat. Jika aku pergi terlalu lama, maka akan terlalu banyak hati orang yang tak bersalah harus ikut patah karena melihat mataku yang tertutup suatu saat nanti. Jadi aku tak masalah jika harus pergi terlalu cepat, dengan begitu mereka juga akan melupakanku dengan cepat juga" rintihan air mata dengan nada suara yang terlihat pasrah atas pilihan waktu yang telah ditentukan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent || Park Jisung
Fanfiction"Park jisung! Pegang tanganku dan kita akan terbang bersama" teriak seorang perempuan berparas manis layaknya gula aren. Menerima pegangan erat dari jari jari hangatnya untuk pergi keluar dari duniaku sendiri. Sebelah sayapku yang tak sempurna akan...