○ Happy Reading__________
Dibantu vote dan komen
Terimakasih.
.
.
.
.Satu rasa
Menggigit bibir sendiri sambil terus melihat satu sama lain. Sekarang kami memang sedang terbakar api kasmaran satu sama lain. Tanpa melihat kondisi kelas yang terlihat begitu ramai.
"J-jadi, mau nyari bahannya dimana?" Tanya jisung yang berbicara dengan menatap kearah laptop didepannya.
"Terserah" jawab ichigo dengan sedikit melirik kearah jisung yang sedang fokus mengetik laporan.
"Canggung ya? Ekhm" ucap jisung yang menegakkan punggungnya dikursi sambil menaruh kedua telapak tangannya yang saling terikat ke belakang lehernya.
"Gak usah dibahas" balas ichigo yang masih menunduk malu sambil menutup wajahnya kembali dengan buku.
Jisung yang hanya melihat ichigo dengan menggigit kuku ibu jarinya sambil terus tersenyum miring.
Ichigo🍓
Blokir telah dibuka
"Jangan nyepam lagi" ujar ichigo yang menatap layar hpnya.
"Ekhm, hm, kayaknya tenggorokan gue kering. Bentar gue minum dulu" jisung yang segera berdiri dan pergi ke kursinya untuk meneguk air dari tumbler.
"Kenapa lu sung? Kok muka lu aneh gitu?" Tanya goro yang menyadari keanehan wajah jisung.
"Hm? Gak ada. Gue cuman haus doang" ucapnya yang melihat kearah langit langit kelas. Goro yang tersenyum begitu lebar melihat kearah jisung sambil memainkan kedua alisnya seperti ombak.
"Mungkin..." sambung jisung dengan suara kecil sambil penggaruk rambut belakangnya yang tak gatal.
"Eaa, lu gak bisa bohongin gue sung! Ngomong aja kali" jawab goro yang mengedutkan satu alisnya.
Jisung hanya tertawa kecil lalu kembali kemeja ichigo. Mendengar suara ketikan dari tangan ichigo dengan matanya yang fokus pada layar besar didepannya.
"Sini biar gue yang lanjutin" ujar jisung yang menarik kembali laptop itu dari hadapan ichigo.
"Jisung" panggil pelan ichigo
"Hm?"
"Sejak kapan lu ngumpulin foto foto gue dilaptop lu?" Tanyanya sambil menekuk kaki diatas kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent || Park Jisung
Fanfiction"Park jisung! Pegang tanganku dan kita akan terbang bersama" teriak seorang perempuan berparas manis layaknya gula aren. Menerima pegangan erat dari jari jari hangatnya untuk pergi keluar dari duniaku sendiri. Sebelah sayapku yang tak sempurna akan...