○ Happy Reading__________
Dibantu vote dan komen
Terimakasih.
.
.
.
.Persiapan
"Aku punya kekurangan, dan aku tidaklah sempurna, semua itu membuatku merasa ada di antara celah kecil itu, namun kita bisa saling mengisinya karena itu aku bahkan tak menyadari bahwa itu adalah celah kosong" -Park jisung Puzzle piece.
_________________________________________"Ichigo" panggilku yang mengikutinya dari belakang.
"Hm?"
"Lu tadi sengaja nolak haechan?"
"Nolak? Nolak apaan?"
"Lu gak nyadar dia ngajak lu jalan"
"Maksudnya jalan ke gerbang luar barengkan?...." jawab ichigo yang sedikit berfikir kembali dengan ucapan haechan.
Aku hanya menggeleng dan menahan tawa.
"Jangan bilang....." jawab ichigo yang akhirnya paham dengan ucapan haechan.
Aku mengangguk dan akhirnya tertawa lepas. Melihat wajah ichigo yang terkejut dengan mulutnya yang terbuka lebar dan melihat kearahku yang tertawa begitu keras.
"Sung! Teros gimanaaaa?! Gue harus ngapain?!!" Ujar ichigo yang meremas seragamku.
"Mana gue tau, kan lu tadi udah nolak langsung. Jadi ya yaudah gak usah dipikirin" jawabku yang kembali menahan tawaku.
"Sung! Lu kok ketawa sih anjirr, kasian haechannya gimanaaa?! AHAHAHAH"
Kami yang tertawa bersahut sahutan dijalan dengan terus membahas kebodohan ichigo yang menjadi jadi.
"Tunggu, lu ngapain ngikutin gue sampek panti?"
"O iya, gue lupa. Gak nyadar udah jalan jauh"
"Lihatlah siapa yang bodoh sekarangg" ucap ichigo yang menyipitkan matanya untuk mengejekku.
"Gara gara lu, gue jadi ketularan" ucapku yang membalas ejekannya.
"Hilihh, pembodong"
"Udel gue masuk ya"
"Mana liat!"
"Astaga seorang ichigo ternyata perempuan yang mesum"
"Anjir, licinnya tuh mulut kalo ngomong"
"Ululululu" ejekku yang menggoyangkan lidahku di atas bibir.
"Yaudah, gue masuk duluan" ichigo mengakhiri pembicaraan kami didepan panti asuhan.
"Ichigo, bentar" Dengan membuka tasku dan mengeluarkan jam tangan yang mendeteksi detak jantung yang memberikan suara cukup keras saat terjadi sesuatu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent || Park Jisung
Fanfiction"Park jisung! Pegang tanganku dan kita akan terbang bersama" teriak seorang perempuan berparas manis layaknya gula aren. Menerima pegangan erat dari jari jari hangatnya untuk pergi keluar dari duniaku sendiri. Sebelah sayapku yang tak sempurna akan...