Jangan lupa votenya
Typo bertebaran 😤~~~~~~~~~~~
Tiga hari sudah berlalu, Shia masih di rawat di rumah sakit. Kondisi nya sudah lebih baik dari sebelumnya. Meski Jungkook bekerja, sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah sakit menemani Shia sambil mengerjakan beberapa proyek.
"Kapan aku bisa pulang oppa? Aku merindukan ranjang rumah"
Laptop di pangkuan jungkook pindahkan ke atas sofa lalu bangun dari duduknya, mendekati Shia yang masih berbaring di atas ranjang. Hampir tiga puluh kali Jungkook mendengar pertanyaan itu selama Shia di rawat. Jungkook mengerti Shia adalah tipe orang yang sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Apa lagi Shia tengah mengandung sekarang, Shia semakin tidak merasa nyaman.
"Dua hari lagi sayang. Sabar"
"Kenapa tidak hari ini atau besok? Aku sudah sehat. Jika terlalu lama aku di sini, aku pasti akan sakit lagi"
Jungkook sudah terbiasa dengan sikap Shia yang akhir-akhir ini manja padanya. Jungkook tidak marah atau merasa terganggu, malahan dia merasa senang sebab Shia bersikap seperti biasanya pada nya.
"Kau harus benar-benar sembuh baru bisa pulang. Mau aku belikan es krim atau cake?" Tawar Jungkook supaya Shia tidak merengek ingin pulang lagi.
"Aku tahu oppa menawarkan itu supaya aku tidak merengek lagi kan? Aku bukan anak kecil yang akan mudah di bujuk dengan makanan. Jika oppa terus membujukku dengan makanan, aku akan berubah menjadi babi"
"Tidak seperti itu sayang" bohong Jungkook. Mengelus perut istrinya pelan untuk memberikan kenyamanan pada Shia. "Baby Jeon menendang. Aku bisa merasakannya" wajah sumringah Jungkook tampilkan setelah dia merasakan pergerakan baby Jeon yang aktif di dalam sana.
"Aku penasaran saat baby Jeon menendang kau merasa sakit?"
"Sedikit sakit. Sepertinya dia juga sudah tidak sabar untuk pulang"
"Bukan seperti itu sayang, baby Jeon bahagia karena appa nya menawarkan makanan untuknya. Tapi eomma nya malah menolak tidak ingin makan"
"Hmm arraseo. Aku ingin cake coklat"
"Cake coklat lagi? Setiap malam kau makan itu sayang, cake buah ya?"
Gelengan kepala Shia berikan sebagai penolakan terhadap tawaran cake buah. Shia hanya menyukai cake coklat sebagai pengganti cake strawberry. Selain cake coklat, Shia tidak akan mau makan karena itu membuatnya mual.
"Hanya cake coklat! Tidak mau yang lain. Jika oppa tidak mau, jangan belikan!"
"Ne ne ne..... Aku belikan. Jangan kemana-mana. Aku pulang beli cake, kau harus tetap berada di atas ranjang!"
"Siap komandan!"
🐻🐻
Padahal toko cake bersebrangan dengan rumah sakit. Jika jungkook membeli kesana pasti akan membutuhkan waktu hanya dua puluh menit. Tapi ini sudah satu jam lamanya Jungkook pergi membeli cake. Apa toko cake tutup? Pikir Shia. Beberapa kali juga Shia mengirim pesan bodohnya handphone Jungkook tertinggal di atas sofa.
"Apa aku keluar saja mencarinya?"
Berpikir sejenak, Shia memutuskan untuk keluar mencari Jungkook. Kondisinya juga sudah pulih, ia kuat untuk berjalan meski telapak tangannya masih di perban. Tapi yang digunakan untuk berjalan kan kaki bukan tangan.
Turun dari ranjang perlahan, Shia membawa juga tiang infus keluar. Lorong kamarnya sepi hanya beberapa suster dan dokter terlihat melintasi lorong kamarnya. Karena ruangan rawatnya berada di lantai tiga, Shia harus menggunakan lift untuk turun ke lantai satu. Sepertinya di bawah sana pasti ramai meski ini sudah malam. Sesuai dugaan, lantai satu rama oleh pasien dan juga suster dan dokter berlalu-lalang karena letak IGD juga berada di lantai satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAVE HEART [M]
RomanceMature [Complete] High rank: #1-jjk (25 Agustus 2021) #1-funfiction (21 Oktober 2022) "Aku tidak mau selain dirimu, karena bagiku, kau adalah candu. Sesakit apapun ketika bersamamu, aku tetap bertahan. Jika kau bertanya alasannya...