Pukul 15.00 KST Shia dan Jungkook tiba di pemakaman umum Itaewon. Matahari bersinar terang untungnya Jungkook membawa payung untuk melindungi mereka dari paparan sinar matahari. Dari parkiran mereka harus berjalan kaki sekitar sepuluh menit baru bisa sampai di tempat peristirahatan terakhir namja kecil itu.
Seorang namja tengah berdiri menatap lekat gundukan tanah yang berhiaskan banyak bunga. "Permisi...." Panggil Shia lirih, berharap namja itu akan menoleh ke shia dan Jungkook.
"Eoh kau sudah datang?" Shia mengangguk kemudian mengarahkan pandangannya kembali menatap gundukan tanah di bawah. Shia berjongkok untuk melihat lebih dekat tempat peristirahatan terakhir namja kecil yang ia anggap seperti pahlawan hidupnya. Meletakkan buket yang ia bawa, Shia melihat nama yang tertera di batu nisan makam itu.
"Moon Sang Tae? Itu namamu nak?" Shia mengusap pelan batu nisan yang bertuliskan nama namja kecil itu, tidak sadar Shia menitihkan air mata. Shia merasa kehilangan meski mereka bertemu hanya pernah bertemu sekali. "Nama yang indah"
"Putraku sebelumnya sudah pernah bertemu denganmu nona" Shia dan Jungkook menoleh bersamaan setelah tuan Moon mengatakan itu. Shia mencoba mengingat wajah Sang Tae siapa tahu ia pernah bertemu di suatu tempat. Sayangnya Shia tidak bisa mengingat dimana ia pernah bertemu Sang Tae.
"Aku tidak ingat. Dimana aku pernah bertemu dengannya?"
"Saat itu katanya kau sedang duduk di halte memakai toga wisuda. Setelah itu kau berlari ketakutan di bawah hujan. Sang Tae menyaksikan semuanya"
Sekarang Shia ingat. Kejadian yang di ceritakan tuan Moon adalah kejadian dimana Shia hampir di culik oleh anak buah Jae Min ketika pulang dari universitas menunggu Jungkook di halte. Tapi ia tidak melihat ada anak kecil disekitar sana, ia berpikir kala itu ia hanya sendirian karena hujan deras disertai petir. Shia lantas berdiri di bantu Jungkook.
"Bagaimana bisa? Bukankah waktu itu malam hari, kenapa Sang Tae bisa menyaksikan itu?"
"Rumah kami dekat daerah itu, dan dia ingin keluar membeli susu. Dia melihat orang-orang berbadan besar mengejarmu dan dia berniat menyelamatkan mu tapi ketika dia mendengar suara tembakan pistol, Sang Tae ketakutan. Waktu kejadian bom juga dia sudah mengirimkan pesan padaku untuk segera menjemput nya. Tapi dia katanya kembali melihat mu dan diikuti orang yang sama dengan malam itu. Jadinya dia tidak mau pergi dari sana sebelum memastikan kau pergi meninggalkan tempat itu" jelas tuan Moon.
Shia hampir saja jatuh kebawah jika Jungkook tidak cepat menahan tubuhnya. Anak seusia Sang Tae menyaksikan tragedi memilukan seperti itu, dan bisa-bisanya tidak mengenal takut meski sudah mengetahui tentang bom ia tidak beranjak pergi sebelum Shia pergi. Entah bagaimana caranya Shia membalas kebaikan Sang Tae sekarang. Mungkin jika Shia membalas dengan harta benda miliknya itu tidak akan cukup untuk membalas kebaikan Sang Tae, karena Sang Tae mengorbankan nyawanya. Nyawa tidak bisa di beli dengan harta.
"Kau tidak perlu khawatir, sekarang Sang Tae sudah bahagia karena bisa bertemu dengan eomma nya"
Bahu Shia bergetar, ia menangis sedih melihat foto Sang Tae yang tersenyum di atas gundukan tanah bertabur bunga. Jungkook merengkuh tubuh Shia ke dalam pelukannya, menenangkan isak tangis sedih Shia. Sebenarnya jungkook juga merasa sedih dan hampir mengeluarkan air matanya, tapi ia harus menahan kesedihannya.
Shia kembali berjongkok mengecup batu nisan dan foto Sang Tae, "beristirahatlah dengan tenang nak, noona sangat berterimakasih padamu. Noona tidak akan pernah melupakan kebaikan Sang Tae pada noona"
"Jangan menangis lagi sayang, nanti Sang Tae ikut merasa sedih melihat mu menangis" tenang jungkook ikut berjongkok di sebelah Shia.
Setelah merasa sedikit tenang, Jungkook mengajak shia pulang. Jika tinggal terlalu lama, shia pasti semakin merasa sedih dan juga sangat bahaya bagi mereka diam diluar terlalu lama. Tidak ada yang tahu jika nanti bisa terjadi bahaya yang mengancam nyawa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAVE HEART [M]
RomanceMature [Complete] High rank: #1-jjk (25 Agustus 2021) #1-funfiction (21 Oktober 2022) "Aku tidak mau selain dirimu, karena bagiku, kau adalah candu. Sesakit apapun ketika bersamamu, aku tetap bertahan. Jika kau bertanya alasannya...