"kita lapor polisi?"
"Tidak Hyung, jika kita lapor polisi itu hanya akan menambah permasalahan"
Di bawah rintikan hujan yang tidak terlalu deras, Jungkook dan Seokjin berdiri menatap mobil yang di kendarai Shia. Lama mereka memeriksa lokasi kejadian, melihat-lihat apakah ada petunjuk yang bisa mereka gunakan untuk menemukan Shia.
Khawatir?
Tentu saja. Kekhawatiran Jungkook mengetahui istrinya mengalami kecelakaan serta di bawa pergi oleh orang yang tidak dikenal bagaikan seorang anak yang kebingungan mencari keberadaan ibunya. Mereka berdua sudah berusaha melihat seluruh CCTV kota namun CCTV yang merekam lokasi kecelakaan shia tidak ada karena lokasinya dekat hutan rimbun.
"Kira-kira peluru jenis apa ini? Pertama kalinya aku melihat peluru bentuknya seperti ini" seokjin menemukan peluru pistol di bawah mobil. Bentuknya berbeda dari peluru biasanya meski ia diam-diam mengoleksi senjata api dan hampir memiliki seluruh jenis peluru, untuk peluru yang ia temukan saat ini ia tidak pernah lihat.
"Coba aku lihat" peluru itu pun diambil Jungkook. Maniknya menyipit guna melihat setiap detail peluru itu. Tidak lama seperti ada lampu di atas kepalanya, manik Jungkook kembali membulat. "Dulu aku pernah menggunakan peluru ini namun sekarang sudah tidak lagi. Ini seperti peluru yang digunakan pasukan Jae Min"
"Kau yakin?"
"Eohh aku yakin! Saat penembakan di pemakaman aku juga melihat peluru ini"
"Jadi Shia di bawa pasukan Jae Min" simpul seokjin yakin. Siapa lagi yang akan membawa Shia jika bukan Jae Min? Apa lagi jungkook mengatakan jika peluru yang ia temukan milik pasukan Jae Min.
"Jamkkanman Hyung! Lihat ini" jungkook membawa sebuah cincin yang ia temukan setelah memasuki semak belukar di seberang jalan. "Sepertinya ini milik seorang yeoja?"
Dengan gerakan cepat seokjin langsung mengambil alih cincin itu dari tangan Jungkook. "Ini.... Aku pernah melihatnya"
"Jika ini cincin Shia, dia tidak pernah menggunakan model cincin seperti ini"
Dahi seokjin berkerut menandakan jika ia sedang berpikir keras untuk mengingat cincin itu. Seokjin sedikit kesal dengan kemampuan mengingat otaknya. Maklum sudah tua.
"Ingat?" Tanya Jungkook yang sudah penasaran sejak tadi. Tapi yang di tanya masih sibuk mengingat bahkan raut wajah seokjin sudah seperti kakek tua yang sedang mengingat dimana meletakkan kunci rumah.
"Aku ingat! Ini milik Yerim. Benar ini miliknya aku sering melihatnya menggunakan ini ketika bekerja"
"Hah? Dia lagi? Berarti belum tentu pasukan Jae Min yang membawa Shia pergi"
"Jika markas Jae Min aku tahu dimana lokasinya. tapi jika Yerim aku tidak tahu!"
Rasanya semakin rumit menembak siapa yang membawa Shia pergi. Dari pagi jungkook dan Seokjin pergi pun belum juga mendapatkan informasi lebih jelas tentang shia. Dan yang masih menjadi tanda tanya besar adalah kenapa Yerim juga mengincar Shia, padahal jika dipikir Shia dan Yerim memiliki hubungan yang baik.
🐻🐻
Malam yang terlewati jauh lebih kejam dari prasangkanya. Terbangun di ruangan yang sama sekali tidak ia kenal dengan kepala terasa sakit seperti saraf nyeri di kepalanya sedang di potong. Shia tidak tahu ia sedang berada di mana. Mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan mewah bagaikan istana mewah karena terdapat ukiran Eropa kuno berlapis emas di setiap dindingnya.
"Aku ada dimana?" Ia mencoba menebak-nebak lokasinya, jika di rumah Jungkook kamarnya tidak seperti ini karena setiap kamar di rumah jungkook di dominasi waran abu-abu, putih dan hitam. Selama hidupnya ia tidak pernah berada di kamar semewah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAVE HEART [M]
RomanceMature [Complete] High rank: #1-jjk (25 Agustus 2021) #1-funfiction (21 Oktober 2022) "Aku tidak mau selain dirimu, karena bagiku, kau adalah candu. Sesakit apapun ketika bersamamu, aku tetap bertahan. Jika kau bertanya alasannya...