12.애벌레 (caterpillars)

11.5K 725 11
                                    

Jungkook pikir hobi shia adalah

Berteriak

Sejak menikah sudah 2× Jungkook mendengar teriakan dari istrinya itu. Jungkook pikir jika saja saat perang Korea Selatan shia digunakan sebagai senjata pasti akan ampuh. Gunakan saja teriakan milik shia pasti musuh akan tuli mendadak.

Dengan langkah lebar Jungkook turun kebawah di iringi decakan sebal beberapa kali. Sampainya disana, kedua manik Jungkook membulat sempurna melihat kejadian didepannya saat ini.

Dia gila.

Yeah mulai hari ini Jungkook akan menganggap shia adalah yeoja gila. Jungkook pikir shia akan sama seperti yeoja lainnya lemah, lembut, gemulai. Tapi realita tidak semanis ekspetasi. Penilaian Jungkook salah.

Very wrong.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jungkook melihat shia sedang berdiri di atas meja makan dengan tangan kanan memegang pisau besar dan tangan kiri memegang teplon.

"Apa kau berniat menghancurkan rumah?" Tanya Jungkook lagi kepada shia.

Pandangan mata shia awalnya tertuju ke bawah, sekarang menatap Jungkook. Tatapan itu seperti tatapan memohon untuk diselamatkan dari bahaya.

"Oppa selamatkan aku"

"Selamatkan dari apa bodoh?!"

"Ulat... Ulat....! Bagaimana bisa ada ulat dirumah ini?!"

Jungkook tidak habis pikir. Shia berteriak begitu kencang sampai naik ke atas meja memegang pisau dan teplon hanya karena ulat? Ulat kecil? Penampilan shia lebih cocok untuk memukul pencuri. Tapi ini ulat?

"Sini turun" Jungkook mengulurkan tangannya untuk menggapai shia namun itu mendapatkan penolakan dari shia. Ingin rasanya Jungkook ikut berteriak meneriaki shia saat ini.

"Turun saja! Jika tidak aku akan mengambil ulat ini lalu aku masukkan ulat ini kedalam bajumu"

"Yaaak! michyeosseo?! jugeullae?!"

"Makannya turun. Letakkan semua itu di atas meja!"

"Gendong"

Jungkook semakin frustasi melihat tingkah shia malam ini. Tapi Jungkook benar-benar ingin cepat mengakhiri ini semua. Jungkook tidak bisa membunuh ulat kecil itu karena baginya ulat itu tidak salah. Jadinya Jungkook mengambil tissue lalu memungut ulat tadi dan membuangnya keluar.

"Sekarang turun! ulatnya sudah aku buang"

Shia pun akhirnya mau turun dari atas meja makan. Syukur saja ketika malam hari semua maid tidak ada dirumah Jungkook, hanya ada penjaga saja di dekat gerbang. Jadinya saat Shia berteriak, hanya Jungkook saja yang mendengar dan tidak membuat orang lain panik.

Saat kedua tungkai shia sudah menginjak lantai, shia kembali berteriak dan melompat ke arah Jungkook. Dengan sigap kedua tangan Jungkook menangkap tubuh shia.

Dan lagi

Shia berada di gendongan Jungkook.

"Kenapa lagi?"

"Ulatnya masih oppa. Ada dua!!!!"

Jungkook mengabaikan ocehan shia yang berada di gendongan nya seperti koala. Melangkahkan tungkainya menuju lantai atas, shia terlihat melamun seperti nyawanya sedang tidak ada di dalam raganya.

"3×. Sudah 3× aku menggendongmu"

suara Jungkook membuyarkan lamunan shia. Kedua manik shia mengarah ke wajah Jungkook. Melihat seperti tengah mengamati orang asing. Lalu tatapannya tertuju pada dada bidang Jungkook yang tidak terbalut satu helai benang pun.

BRAVE HEART [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang