Ayah Gavin.

255 82 20
                                    

Happy reading!
Hope you like it guys, thanks juga udah mau baca ^^


*Maaf kalo banyak typo atau salah kata :')

***


Sang Mentari kini sudah menampakkan sinarnya, Ayam tetangga sudah berkokok sedari tadi dan burung-burung pun ikut bersuara di pagi hari kala menyambut hari yang baru.

Minggu, satu kata yang sangat-sangat disukai oleh banyak orang, yang pastinya dimana hari Minggu adalah hari untuk melepas penat setelah melakukan aktivitas selama enam hari dari Senin sampai Sabtu. Namun ada juga yang lebih memilih bangun pagi dan melakukan olahraga pagi seperti yoga, joging keliling komplek atau mungkin ke taman kota, atau keluar rumah hanya sekedar untuk membeli sarapan pagi. Tapi berbeda dengan gadis yang kini masih terlelap dalam tidurnya, gordennya masih tertutup namun masih ada celah untuk sinar mentari bisa masuk.

"Sayang, bangun dulu yuk udah mau siang loh," ucap seorang wanita cantik di luar pintu kamar yang diketahui adalah Mama Irene.

"Eungh . . Iya Ma bentar." Narra semakin menaikkan selimutnya sampai menutupi kepalanya.

"10 menit lagi." Mama Irene pun turun menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi keluarganya.

Mendengar itu Narra pun semakin melelapkan tidurnya namun suara dering dari ponselnya harus memaksakan Narra untuk membuka matanya dan meraih ponselnya yang berada di atas nakas di samping tempat tidurnya. Disana terlihat panggilan video dari sang pujaan hati Narra pun langsung mengangkatnya.

"Selamat pagi princess! Kok belum bangun sih jam segini?" Layar ponsel itu menampilkan wajah tampan Gavin yang sedang tersenyum.

"Ih enak aja, aku udah bangun ya," ucap Narra menarik selimutnya sampai menutupi setengah wajah cantiknya dan hanya menampilkan bagian mata saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ih enak aja, aku udah bangun ya," ucap Narra menarik selimutnya sampai menutupi setengah wajah cantiknya dan hanya menampilkan bagian mata saja.

"Ah masa sih?"

"Iyaa."

"Udah bangun masa masih di kasur? Mana nutupin muka cantiknya lagi,"

"Ish iyaa aku baru bangun! Dasar gak percayaan." Narra pun menghempas selimutnya dan turun dari kasur lalu membuka gorden kamarnya sambil membawa ponselnya.

"Hahaha kan emang enggak percaya."

"Kamu abis dari mana? Kok keringetan?" Tanya Narra sambil duduk di sofa yang ada di samping jendela kamarnya.

"Aku baru pulang lari pagi."

"Rajin banget kamu"

"Iyalah, emangnya kamu? Jam segini baru bangun."

"Ck, Iya-iya pangeran rajin," ucap Narra.

"Sayang ayo bangun, sarapan dulu!" Ucap Mama Irene dari luar kamar.

The Rainy Night || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang