masih sakit

73 4 1
                                    

Hari ini adalah hari senin, sudah dua hari di rumah sakit Narra hanya bisa diam termenung bosan. Sungguh! Dirinya sangat merindukan keempat teman gilanya itu, tapi sampai saat ini pun Narra tak kunjung memberi kabar tentang keadaanya yang tengah lemah ini. Ntahlah, Narra kemarin-kemarin tidak mengingat untuk memberi kabar kepada teman-temannya. Tapi karena hari ini adalah hari Senin, dan otomatis sekolah di buka maka dirinya harus memberitahu keadaanya untuk dapat absen sakit di kelas. Karena Narra yang sedang malas berbicara, maka sudah pasti Irene lah yang akan berbicara pada wali kelas Narra.

"Assalamualaikum Pak, ini saya Irene ibu dari Cristha Reynarra. Gini pak, sekarang Narra lagi ada di rumah sakit, lagi di rawat karena sakit tifus .... Iya, saya mohon untuk absen Narra sakit ya pak, .... kemungkinan pulang sih akhir Minggu ini kata dokter, jadi absen untuk seminggu ini tolong di isi sakit ya pak .... Iya Aamiin, Terima kasih atas perhatiannya ya pak." Ucap Irene langsung mematikan panggilannya dengan wali kelas Narra.

"Nah udah, kamu tenang aja ya. urusan absen udah selesai," sambungnya.

Narra hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap kosong televisi yang menampilkan sebuah acara televisi yang menurut Narra itu sangat membosankan.
Lagi-lagi Narra memikirkan kekasihnya yang sampai kini bahkan belum juga terlihat kabarnya. Gavin seakan akan menghilang tanpa jejak, meninggalkan dirinya sendiri. Narra sudah tidak tahu lagi harus bagaimana caranya untuk bisa dirinya bertemu dengan sang pujaan hati yang sangat ia rindukan itu. Bahkan pesan yang ia kirim pun masih belum dibaca sama sekali. Narra yang sedang asyik memikirkan kekasihnya itu tersontak saat suara Irene memanggil namanya.

"Narra sayang," panggil Irene dengan halus

Narra menengok dengan cepat, "hm?"

"Nanti Abang abis beres ngampus mau ke sini, kamu mau nitip apa? Porotin aja duit Abang banyak soalnya." Ucap Irene sekenanya tentunya hanya bermaksud bercanda.

"Mau pizza~" ucapnya dengan sedikit merengek.

"Emang boleh?"

"Gatauuuu,"

"Yang lain aja ya? Salad buah? Roti?"

"Mau pizzaa.."

"Sayang.."

"CK, iya deh terserah Mama," ucap Narra pasrah. Mendengar itupun Irene mengetikkan pesanan yang akan di pesan kepada Jeandra.

"Udah, nanti siang atau sore Abang datang."

***

Suasana kelas pagi itu sama seperti biasanya, tidak ramai namun juga tidak terlalu sepi. Ada yang mengobrol, ada yang datang terlambat karena masih di kantin, ada juga yang berpacaran terlebih dahulu sebelum masuk kelas. Sama halnya dengan keempat siswa siswi yang tengah mengobrol ini, siapa lagi kalau bukan Tasya, Key, Dipta, dan Elandra.

"Si Narra kemana deh?" Tanya Tasya selaku teman sebangkunya Narra.

"Gatau, gak masuk deh kayaknya, soalnya ini udah selesai upacara juga belum datang juga," jawab Key.

"Tumben banget gak masuk," timpal Dipta.

Elandra hanya diam mendengarkan perbincangan kecil mereka, ia pun menjadi heran mengapa Narra belum juga kelihatan sedari tadi. Padahal biasanya Narra jarang datang terlambat, sekalipun terlambat tidak pernah sampai sesiang ini.

"Apa sakit ya tuh anak?" Batin Elandra berbicara.

"Soalnya kemarin Jumat gua anterin pulang dia keliatan sakit," lanjut batinnya

Atensi Elandra teralihkan ketika ada seorang guru memasuki kelas.

"Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak bapak yang bapak sayangi dan bapak bangga kan."

The Rainy Night || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang