"Brengsek bener tuh cewek." Ucap Rendy penuh emosi.
"Anjing gua curiga ada apa-apanya tuh minuman," ucap Gavin tak kalah emosi.
"Ya pasti sih menurut gua," ucap Nandra.
"Sorry kalau kita sempet kecewa waktu itu." Ucap Rendy.
"Iya, sorry ya."
"It's okay, gua ngerti. Gua juga disitu sebenernya ikut shock juga sama apa yang terjadi, begonya gua sadarnya telat."
"Ck, lu kan emang bego."
"Dih monyet."
"Lu harus cari bukti buat yakinin si Narra."
"Iya, bantuin gua."
"Bayar."
"Bayar." Ucap Nandra dan Rendy berbarengan.
"Di bayar pake pahala."
"Mau pake yang fisik juga lah! Duit kek gitu." Ucap Nandra.
"Mau pake fisik? Sini ngedeket."
"Dih gak gitu bangsat!"
Gavin hanya bisa tertawa melihat tingkah Nandra yang terlihat sangat kesal. Gavin bersyukur kedua temannya bisa percaya pada dirinya setelah ia menjelaskan kronologis kejadian malam itu. Jujur, Gavin awalnya sempat pesimis juga untuk menceritakan semuanya namun ternyata semuanya tidak seperti yang dipikirnya.
Ia sudah menceritakan kepada kedua sahabatnya dan juga kepada Jean. Satu hal yang masih Gavin pikirkan, bagaimana cara membuat Narra bisa kembali percaya padanya? Bahkan untuk sekarang pun Narra masih enggan untuk bicara dengannya.
"Gua masih bingung harus gimana sama Narra," ucap Gavin tiba-tiba.
"Bingungnya?"
"As you know, Narra already hates me. Gua gak tau lagi harus gimana ngomong sama dia," ucap Gavin dengan nada putus asanya.
"Bro, kita bakal bantu Lu." Jawab Rendy.
"Yoi,"
"Tugas kita sekarang harus bisa dapetin bukti yang kuat dulu kalau lu tuh ternyata gak salah sepenuhnya disini, jelas-jelas ada yang janggal kok." Jelas Rendy.
"Gua takut dia gak percaya."
"Kan, emang bener lu bego sih Vin."
"Bab--"
"Iya apa babe?" Potong Nandra dengan cepat.
"Cuaks! Najis." Laga Gavin berpura-pura membuang ludah.
"Hahahaha, ya lagian lu emang beneran bego." Timpal Rendy.
"Gua lagi yang kena..."
"YA KARENA EMANG ELU NYETS!" ucap mereka berdua.
"Ya oke, gua emang bego. Puas?!"
"Kalau aku sih, yes." Kata Rendy.
"Hmm, aku juga sih yes."
"Emang bangsat kalian berdua." Ucap Gavin sudah lelah dengan kedua sahabatnya itu, bahkan dia sendiri pun tidak sadar bahwa kedua sahabatnya itu pun sama-sama lelah menghadapi otak pesimisnya Gavin.
"Gini deh, kita cari bukti tapi lu juga sambil terus yakinin si Narra dan ajak dia supaya kau bicara sama lu," ucap Rendy final.
"Ya, oke."
"Jadi kita mau cari bukti kemana?" Tanya Nandra.
"Lobang pantat barongsai," ucap Rendy asal.
"Gua nanya serius anjing."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainy Night || End.
Fanfiction"Ra! Ra tunggu Ra, dengerin penjelasan gue dulu," ucap Gavin sambil mencoba meraih tangan Narra namun ditepis kasar oleh Narra. "Mana Gavin yang dulu gue kenal, hm?" Ucap Narra lirih. "MANA GUE TANYA?! Lo berubah Vin, gue gak nyangka." "Kita putus."...