Hari Senin adalah awal hari yang sibuk.
Yang sekolah, kerja, kuliah, semuanya dimulai di hari Senin. Oleh karena itu lah banyak yang mengeluh jika hari senin sudah tiba, karena rasa lelah akan kembali melanda jiwa-jiwa pejuang namun mereka tetap semangat untuk menjalani rutinitas seperti biasanya.Namun berbeda dengan Narra, di hari Senin kali ini ia tidak bersemangat sama sekali. Ia melangkahkan kakinya di koridor sekolah dengan lemas, rasanya tidak ada minat dan gairah untuk bersekolah hari ini. Kejadian kemarin masih terlalu sakit untuk bisa sembuh dalam sehari, luka yang tergores begitu dalam sampai diingat pun masih terasa sesak yang begitu menyakitkan.
Narra memasuki kelasnya dan menaruh tas dibelakang bangkunya dan duduk sambil melipat kedua tangannya lalu ia benamkan wajah cantiknya di sana. Ke-empat temannya masih belum terlihat, karena untuk hari ini Narra datang lebih awal bahkan keadaan kelas pun masih terlihat sepi. Narra mencoba memejamkan matanya sebentar, ia masih merasa kantuknya belum hilang.
Detik demi detik, menit demi menit pun berlalu siswa siswi pun semakin banyak berdatangan memasuki kelas. Suara-suara berisik khas anak murid di dalam kelas pun semakin terdengar, sampai suara Tasya pun terdengar jelas di telinga Narra.
"NARRAAA!!"
Narra langsung menegakkan tubuhnya karena terkejut oleh teriakan sang sahabat.
"Buset Sya mulut lu halal banget buat di jait!" Ucap Dipta yang ikut merasa terkejut juga.
"Dih bibir seksi gini mau dijait, parah lu!!"
"Lagian masih pagi udah teriak-teriak aja," sambung Key.
"Apaan?" Narra menatap Tasya dengan penuh rasa tidak minat.
"YA AMPUN MATA LO KENAPA?!! SEMBAB BANGET?!"
Key, Dipta, dan Elandra pun langsung menghampiri bangku Narra.
"Lah iya, kenapa lu?" Tanya Elandra.
Narra menatap satu persatu ke-empat temannya yang ada di hadapannya saat ini, dan menggelengkan kepalanya.
"Dih? Lu kenapa jamet?" Tanya Dipta.
"Gapapa."
"Dih boong banget jamet ini," ucap Key.
Narra tidak menghiraukannya, ia lebih memilih untuk membenamkan wajahnya kembali dan tidur.
"Yaudah, nanti kalau mau cerita tinggal bilang." Ucap Elandra lalu kembali ke tempatnya dan diikuti oleh ketiga temannya yang lain.
Tak lama kemudian bel pun berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran akan segera dimulai.
***
Jean tengah berada di kelasnya sedari tadi ia terus sibuk fokus mengotak-atik laptopnya, begitu banyak tugas yang harus ia kerjakan dan dikumpulkan dalam waktu dekat. Terlalu fokus pada laptop sampai-sampai ia tidak sadar bahwa ada seseorang yang yang memperhatikannya dari kejauhan.
Seorang wanita cantik berambut panjang berwarna pirang, wajahnya sangat cantik, manis, lucu menjadi satu padu ditambah wajah campuran bule nya yang membuat dirinya semakin mempesona. Bohong jika tidak banyak yang menaksir dirinya, namun dirinya hanya menyukai satu lelaki yang terlihat dingin, cuek, dan tidak peduli pada sekitar, siapa lagi kalau bukan Jeandra? Ah ya, perkenalkan juga wanita cantik itu bernama Chaesya Rosella. Nama yang cantik bukan? Ya, seperti orangnya.
Sudah lama dirinya mendambakan seorang cool boy seperti Jeandra di kampusnya ini. Diam-diam dirinya selalu memperhatikannya, mengirimi Jean menfess di akun menfess kampusnya dan ya tentu saja Jeandra tidak peduli akan semua hal itu. Ingin rasanya Chaesya mengutarakan perasaanya, namun dirinya terlalu takut akan hal itu. Bagaimana jika dirinya ditolak mentah-mentah? Karena terlihat begitu dingin dan tak peduli, sangat sulit tersentuh dan tak mudah mencairkan hatinya yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainy Night || End.
Fanfic"Ra! Ra tunggu Ra, dengerin penjelasan gue dulu," ucap Gavin sambil mencoba meraih tangan Narra namun ditepis kasar oleh Narra. "Mana Gavin yang dulu gue kenal, hm?" Ucap Narra lirih. "MANA GUE TANYA?! Lo berubah Vin, gue gak nyangka." "Kita putus."...