harapan dari keduanya

106 7 4
                                    

Amarra terus saja membaca pesan yang dikirimkan oleh Gavin. Ia masih tak menyangka bahwa Gavin mengajaknya bertemu?! Ah, itu suatu keberuntungan besar baginya. Tak di sangka, ternyata sangat mudah untuk meluluhkan hati seorang Gavin.

Dan soal Narra, Amarra sangat senang saat kemarin Gavin menjadi dingin ketika bertemu dengan Narra, ternyata rencananya selama ini berjalan dengan mulus, tinggal menunggu Gavin dan narra putus sebentar lagi, pikirnya.

Smirk di wajahnya tak kunjung hilang ketika ia mengingat kembali rencananya kala itu.

Flashback on.

Pada saat Dandi memintanya untuk menghubungi Narra, Amarra tidak benar-benar menghubunginya. Ia pun keluar ruangan dan mengeluarkan ponsel. Bukan ponsel miliknya melainkan ponsel milik Gavin. Ya, selama Gavin di rumah sakit tanpa disadari oleh Dandi ponsel milik Gavin dipegang oleh Amarra selama ini. Amarra pun mengutak Atik ponsel milik Gavin, begitu banyak pesan masuk dari Narra disana, namun ia tak membuka pesan tersebut.

"Ck! Kenapa harus gue sih? Males banget." Monolongnya.

Seketika terlintas di otak Amarra sebuah rencana yang mungkin sangat berguna untuk dirinya. Ia pun pergi keluar rumah sakit, dan pergi ke sebuah counter pulsa yang ada di sebrang jalan. Ia membeli dua buah kartu perdana baru yang sama dengan merk kartu perdana milik Gavin dan milik Narra, lalu ia screenshot semua profil milik Gavin juga profil milik Narra. Ia ganti nomor ponsel Gavin, dan setelah di ganti nomornya ia setting ulang profil Gavin sama persis seperti sebelumnya. 

Setelah selesai dengan profil Gavin, Amarra beralih ke kartu perdana yang satu lagi. Ia buka slot kartu ponselnya dan ia tambahkan kartu perdana yang baru saja ia beli, setelah di masukkan kartunya, Amarra pun mensetting profil baru yang sama persis seperti profil milik Narra. Bahkan ia pun membuat beberapa fake chat dengan nomor Gavin yang baru, namun ia tak juga memberi kabar tentang kondisi Gavin ia biarkan Narra mencari keberadaan Gavin yang sangat disayanginya itu.

Setelah membuat beberapa fake chat, Amarra pun menghapus roomchat Narra dari ponselnya Gavin tidak hanya roomchat tetapi ia juga menghapus kontak Narra di ponsel Gavin sehingga hanya ada nomor Narra yang palsu disana. Lalu setelahnya, ia pun mengirimkan pesan kepada kedua teman Gavin dengan membuat alibi bahwa Gavin berganti nomor ponsel.

Selesai sudah rencananya ia lakukan, ia pun tersenyum licik membayangkan betapa indahnya pertengkaran antara Gavin dan Narra.

"Lo liat aja Narra, akan gue rebut Gavin dari Lo dan gue yang akan jadi pemenangnya." Ucapnya tak lupa dengan smirk di wajahnya yang licik.

Berhari-hari ia menjalankan rencananya itu, bahkan sampai Gavin sudah di pindahkan ke ruang rawat inap Gavin tentu saja tidak menyadarinya. Berpuluh-puluh pesan bahkan tembus ratusan pesan Gavin kirim ke nomor yang di sangka nomor Narra itu yang tentu saja semua pesan itu masuk ke ponsel Amarra.

Bukan sekali dua kali Amarra menahan cemburu atas semua pesan yang dikirimkan Gavin pada Narra, ia memang tak membuka pesannya tapi ia dapat melihatnya dari notifikasi di setiap Gavin mengirimkan pesan untuk Narra. Sangat terlihat sekali bahwa Gavin benar-benar menyayangi Narra, dan Amarra sangat membencinya menyadari hal itu.

Namun ketika dia dan Gavin tengah berada di taman, Amarra merasakan bahagia yang luar biasa, Gavin tersenyum tulus padanya, Gavin tertawa padanya, Gavin memuji dirinya, dan yang terpenting adalah Gavin dingin pada Narra di kala Narra dan teman lelakinya memergoki mereka berdua.

Bicara soal teman lelakinya, ia seakan-akan pernah melihatnya sebelumnya tapi Amarra tidak dapat mengingatnya dengan jelas. Ntahlah, Amarra tidak memperdulikannya. Yang terpenting adalah, Gavin sudah mulai luluh padanya dan sebentar lagi Gavin akan menjadi miliknya seutuhnya.

The Rainy Night || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang