clingy

83 6 0
                                    

Gavin dan Narra kini masih berada di cafe, namun yang tadinya mereka duduk berhadapan kini sudah bersebelahan. Gavin merangkul Narra dan Narra menyenderkan kepalanya ke leher Gavin. Mereka masih enggan untuk beranjak, masih sama-sama ingin menikmati momen yang mereka rindukan selama ini.

"Aku kangen banget sama kamu, ay." Ucap Narra.

Gavin terkekeh mendengarnya, panggilan yang ia rindukan kini ia dapat mendengarnya kembali.

"Aku juga, aku lebih kangen sama kamu."

Narra mendongak ketika mendengar ucapan Gavin, "Masa?"

Gavin sedikit menunduk menatap Narra dan mengangguk, "Hu'um, kalau gak percaya tanya aja pak ustadz."

Mendengar itu Narra langsung memukul pelan lengan Gavin, "Ish yang bener aja tanya pak ustadz, emang kamu curhat sama dia apa?" Tanya Narra dengan nada sok kesal.

"Ya abis kamu gak percaya, tanya Abang kamu aja deh kalau gitu."

"Ah males."

"Dih tuh kan,"

"Gatau, males."

"Emang ya, cewek susah ditebak. Tiba-tiba marah, tiba-tiba kesel, tiba-tiba clingy, ntar tiba-tiba hamil udah enggak kaget lagi dah." Ucap Gavin asal kena.

"YANG BENER AJA TIBA-TIBA HAM-?!" teriak Narra.

Gavin langsung membekap mulut Narra.

"Ayang berisik! Awh.. sakit sayang jangan digigit dong." Gavin kembali menarik tangannya ketika merasa kesakitan karena digigit sang kekasih.

"Ya abisnya main bekap aja, lipstik aku belepotan ih ntar!"

"Kalau belepotan nnti aku yang bersihin," ucap Gavin.

Narra hanya menatap Gavin kesal.

"Sambil cium tapi hehe." Bisik Gavin sambil nyengir tanpa dosa.

Mendengar itu Narra membolakan matanya.

"GAVIN!!!!!" Kesabaran Narra sudah di ambang jurang, sudah tak tertahan ia pun memukuli Gavin dengan tangan kosong.

"AW AW iyaa udah iya maaf, gak lagi kayak gitu." Ucap Gavin sambil berusaha menahan tangan Narra yang memukulinya.

"Gak janji maksudnya." Ucap Gavin pelan.

"Terserah!" Ucap Narra langsung pergi meninggalkan Gavin.

Gavin yang melihat sang kekasih pergi pun langsung menyusulnya keluar cafe.

"Ra, tungguin aku!"

Narra berdiam di pintu cafe menunggu Gavin keluar.

"Kamu pulang bareng aku ya, harus pokoknya wajib!" Ucap Gavin.

"Iya-iya."

"Udah dong jangan bete lagi, aku cuma bercanda loh tadi." Ucap Gavin sambil merangkul Narra berjalan menuju parkiran.

"Hmm.."

Sesampainya di depan mobil Gavin memberhentikan langkahnya, "kamu tunggu disini dulu."

"Kenapa lagi?"

"Kamu jangan tengok aku, liat depan sana."

"Emang kenapa?" Tanya Narra heran.

"Nurut aja sayang."

Narra pun menurutinya, ia berbalik badan menghadap kendaraan lain yang berada di depan sana. Terdengar Gavin membuka pintu mobil dan menutupnya kembali.

"KAMU MASUK DULUAN YA? JANGAN-JANGAN KAMU MAU NABRAK AK--?!" Teriak Narra lalu berbalik badan dan terkejut ketika melihat Gavin tengah berdiri sambil membawa bouquet bunga mawar dan juga paper bag lucu di tangannya.

The Rainy Night || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang