done.

121 10 6
                                    

TW // mengandung kata-kata kasar ❗

***

Narra baru saja turun dari mobil dan menatap heran ke sekelilingnya.

"Katanya nongkrong? Kita malah ke hotel? LO MAU APA-APAIN GUE YA NANDRA?!"

"Mulut lu Narra kalo ngomong suka gak bismillah."

"Ya abis?!"

"Ck, udh ikut aja."

Nandra mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Gavin, namun tak ada jawaban. Nandra pun mencoba menghubungi Rendy.

"Hallo, lu dimana?"

"Gua lagi di indo sebrang sebentar, ini gua otw ke sana."

"Si Gavin mana?"

"Lah emang gak ada?" Tanya Rendy heran.

"Lah? Tadi kan sama lu."

"Tadi sih bilangnya ke kamar, coba ke kamarnya."

"Hmm."

Panggilan pun diputuskan.

Nandra mengajak Narra memasuki hotel tersebut dan berjalan ke kamar dimana tempat Gavin berada.

Toktoktok!

"Vin ini gua!"

"..."

"Vin?"

"..."

"Ni anak ketiduran atau gimana dah?"

"Coba gue hubungin dia deh Nan."

"Hm, coba."

Narra membuka ponselnya dan mencoba menghubungi Gavin, namun tetap saja tidak ada jawaban sama sekali padahal ponselnya berdering. Bahkan Narra pun sudah spam chat tetap saja tidak ada balasan.

"Duh gue takut dia kenapa-napa."

"Kagak, ketiduran paling."

"Tapi biasanya dia sensitif Nan kalau ada notif hp, apalagi notif dari gue."

"Tau dari mana lu?"

"Kan gue pacarnya bodoh. Ringtone buat gue aja dia bedain."

"Ceilah bulol."

"Dih sirik lu?"

"Najis."

Tiba-tiba Rendy pun datang dengan minuman kaleng digenggamnya.

"Gimana? Udah?"

"Belum." Jawab Nandra.

"Lah? Si monyet molor atau gimana dah," Rendy berjalan ke hadapan pintu dan mengetuknya berkali-kali.

"WOY NYETS!"

"NAN! buset jangan teriak-teriak ntar pada keganggu mampus."

"Kagak, kan kedap suara ni kamar."

"Mending minta kunci cadangan coba," usul Nandra.

"Yaudah tunggu disini, gua ambil ke bawah."

Rendy pun pergi untuk mengambil kunci cadangan ke resepsionis. Setelah beberapa menit Rendy pun kembali dengan kartu cadangannya, dengan segera ia tempelkan kartu tersebut pada kunci sensor yang terdapat pada gagang pintu.

"Nah gini kek dari tadi," ucap Narra.

Rendy langsung membuka pintu tersebut dengan lebar guna kedua temannya juga bisa masuk. Dan betapa terkejutnya ketiga pasang mata yang masih terpaku di depan pintu itu melihat dua orang yang tengah bertautan lidah. Gavin yang sudah bertelanjang dada serta tubuh amarra yang sudah setengah terekspos.

The Rainy Night || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang