sleepover

102 12 5
                                    

Narra dan Gavin masih terdiam di ruang keluarga, mereka sama-sama terdiam menunggu hujan menghentikan buliran airnya.

"Kamu udah minum obat?" Tanya Narra memecah keheningan.

"Belum,"

"Ck, udah tau lagi sakit bukannya minum obat. Makan dulu sana!"

"Suapin."

"Ambil sendiri ah," ucap Narra bersedekap dada.

"Gak mau, suapin."

Narra yang kenal Gavin kepala batu pun akhirnya bangkit dari sofa dan berjalan menuju dapur. Gavin yang melihat Narra berjalan ke arah dapur pun mengikutinya dari belakang.

"Ngapain ikut?" Ucap Narra yang tengah menyendokkan nasi ke piring.

Gavin mendekati Narra dan memeluk tubuh Narra dari belakang, "mau liat calon istri lagi siapin makanan."

Pipi Narra menghangat mendengar ucapan yang baru saja Gavin lontarkan.

"Ah, apa sih? Lepas, aku mau ambil lauknya."

Gavin menggeleng gemas di atas bahu Narra, "ndaa mawuu..." Ucap Gavin manja.

"Gavin,"

"Enggaakk, mau gini aja." Setelah mengucapkan itu Gavin semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Narra.

Narra pun akhirnya hanya bisa menghela nafas pasrah, Narra menaruh piring yang berisi nasi itu di meja yang ada di depannya. Iya sentuh lengan Gavin yang melingkar di pinggangnya yang ramping, Narra menyenderkan kepalanya pada dada bidang Gavin.

"Aku kangen banget sama kamu."

"Iya, aku juga."

"Kamu beneran gak ada apa-apa sama Amarra?" Narra mendongakkan kepalanya.

"Enggak ada, yang ada aku benci sama dia." Ucap Gavin masih dengan memeluk pinggang milik Narra.

Narra yang mendengar itu terdiam sejenak, lalu merubah air muka nya menjadi tersenyum, "Yaudah, sekarang kamu makan ya? Abis itu minum obat, obatnya ada dimana?" Ucap Narra mengalihkan pembicaraan.

"Di kamar."

"Kamu mau makan dimana?"

"Kamar aja ah, biar sekalian gak usah bulak balik," ucap Gavin.

"Yaudah yuk," ucap Narra lalu mencoba melepaskan pelukan Gavin dan mengambil lauk pauk yang sempat tertunda tadi.

"Iya," ucap Gavin.

Lalu merekapun naik ke lantai dua untuk ke kamar Gavin. Gavin duduk diatas kasurnya dan Narra memilih untuk duduk di pinggir ranjang milik Gavin, lalu Narra pun mulai menyuapi bayi besarnya itu.

"Ra," panggil Gavin.

"Hm?" Jawab Narra sambil menyendokkan nasi.

"Aku kangen kamu."

Narra yang tadinya fokus pada nasi di piringnya kini teralihkan ke wajah tampan Gavin.

"Aku kangen kamu, Narra." Ucap Gavin sekali lagi.

Karena jujur, Gavin sangat merindukan wanita yang ada dihadapannya ini. Tak bisa berkata-kata lagi karena dirinya benar-benar bersyukur wanita yang selama ini ia tunggu pun akhirnya kembali pada genggamannya. Gavin sungguh merindukan saat-saat seperti ini saat ia bersama Narra, bukan saling acuh seperti kemarin-kemarin.

Narra tersenyum lembut menatap Gavin, "iya, aku juga. Sekarang makan ya? Abis itu minum obatnya." Ucapnya.

Gavin menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Setelah menghabiskan beberapa suapan, Gavin pun berhasil menghabiskan makanannya dengan di suapi oleh Narra, lalu Narra pun menyiapkan obat untuk di minum oleh Gavin. Setelah meminum obatnya, Narra meminta Gavin untuk merebahkan tubuhnya dan ia tarik selimut sampai batas dada bidang Gavin.

Gavin hanya bisa terdiam mengikuti perintah yang kekasihnya pinta. Gavin meraih jemari Narra yang masih terduduk di samping ranjang Gavin.

"Masih hujan," ucap Gavin.

"Iya," jawab Narra, ia memilih untuk duduk di karpet lantai depan nakas persis di samping ranjang Gavin.

"Disini aja," pinta Gavin.

"Iya, aku disini sayang." Ucap Narra sambil mengeratkan genggaman tangannya pada Gavin.

"Kamu jangan di bawah, disini aja di samping aku," ucap Gavin sambil menepuk kasur bagian sampingnya yang masih kosong.

Narra menggeleng, "enggak, aku disini aja jagain kamu."

"Di atas ajaa.." rengek Gavin.

"Enggak, udah aku disini aja."

"Ish, padahal aku pengen peluk," ucap Gavin dengan nada sedikit merajuk.

"Tadi kan udah dibawah."

"Kurang lama,"

"Dasar si gak pernah puas," canda Narra.

"Namanya juga kangen, udah sini naik aja ah! Lama banget." Ucap Gavin sambil mencoba menarik tubuh Narra untuk naik ke atas kasur.

"Eh! Aduh, yaudah iya nih aku naik!"

Akhirnya Narra pun memilih untuk mengalah dan naik ke ranjang sebelah Gavin, namun ia menjaga sedikit jarak dengan Gavin. Jujur, satu ranjang seperti ini membuatnya sedikit agak gugup. Tetapi Gavin yang menyadari Narra menjaga jarak pun langsung menarik Narra untuk lebih mendekat padanya.

"Jangan jauh-jauh," ucap Gavin.

Narra lagi-lagi hanya bisa pasrah dan memilih mengalah, lalu ia miringkan badan menghadap gavin. Ia usap-usap kening Gavin dengan lembut sampai membuat Gavin memejamkan matanya, terlihat sangat tenang dan tampan. Ia rapikan rambut Gavin yang sedikit menghalangi keningnya, ia sentuh wajah Gavin dengan lembut, memuja betapa indahnya pahatan Tuhan yang ada di depannya ini. Lelaki yang ia sayangi dengan sepenuh hati, lelaki yang selalu manja padanya, lelaki terbaik yang Narra kenal setelah ayah tak mungkin akan ia lepas semudah ia melepaskan balon ke udara. Tak akan ada satu orangpun bisa merebut Gavin darinya.

Gavin mengeluarkan tangannya dari balik selimut, ia memiringkan badannya menjadi saling berhadapan dengan Narra. Gavin melingkarkan tangannya ke pinggang Narra, iya menarik tubuhnya dan merapatkan tubuhnya pada Narra. Narra hanya bisa pasrah saja dengan tingkah Gavin yang sangat manja ini, Narra sedikit menunduk melihat wajah Gavin yang ternyata matanya masih terpejam dengan tenang. Narra terus mengusap-usap kepala Gavin dengan penuh kasih sayang sampai akhirnya tanpa disadari kantuknya pun datang hingga Narra pun ikut terlelap dalam dekapan Gavin.

***

NEE ANYEONGHASEYOO YOROBUNNNN!!!

Hehe! Aku kembali dengan chapter ke.. gatau aku juga yang keberapa hehe

Terimakasih telah menikmati, maaf untuk kurangnya dan untuk typo nya kalau ada 😀✌🏿

Maaf juga baru nongol nih, soalnya belakangan ini aku sibuk huhuu terus capek jugaa gak bisa mikir hahaha ini juga chapternya pendek sih menurut aku dibanding yang kemarin kemarin
Oke gitu aja ya ges ya ngeluhnya.

Makasih udah mampir!! Jika berkenan boleh Yaa tinggalkan jejak!! Xixixi
Thankyouu luvv

The Rainy Night || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang