Detik terus berjalan, menit terus melaju, jam terus berganti. Hari ke hari, Minggu ke Minggu, bulan ke bulan semua sudah dilalui oleh semua makhluk di bumi tak terkecuali Gavin.
Gavin sudah melalui masa-masa sulit itu ketika ia kecelakaan, masuk rumah sakit lalu koma hingga masalah yang ditimbulkan oleh Amarra yang membuat hubungannya dengan Narra menjadi renggang. Gavin sudah melewati semuanya, hubungannya dengan Narra sudah kembali membaik beberapa bulan ini bahkan sudah kembali normal seperti biasanya. Bahkan Amarra pun sudah jarang terlihat lagi batang hidungnya oleh Gavin meskipun satu sekolah. Banyak yang sudah ia lewati bersama Narra juga, dari mulai menonton film di bioskop, makan malam, jalan-jalan bersama, bermain ke taman kota di malam hari seperti waktu itu membeli cimol hahaha Narra sangat lucu sekali bukan? Narra adalah wanita tergemas sedunia menurut Gavin.
Ah, Gavin sangat bersyukur atas semua itu.
Bicara soal hubungannya dengan Narra, sebentar lagi akan menginjak bulan ke-7 sekitar 3 hari lagi. Gavin tengah memikirkan apa yang akan ia berikan pada sang kekasih pada bulan ke-7 ini? Apakah liburan bersama berdua? Atau mengajaknya makan malam romantis? Atau membuatkan pesta kecil-kecilan untuk dirinya dan Narra nanti? Ah, banyak sekali pilihan di kepala Gavin yang membuatnya menjadi kebingungan, mana yang lebih romantis?
"Dor!"
"Anjing! Rendy gua kaget," ucap Gavin.
"Lagian lu bengong aja, mikirin apa sih? Ayang?" Tanya Rendy.
"Berisik, bukan urusan lu."
"Galak bener bos." Ucap Nandra lalu menyeruput es cekik yang dibelinya di kantin sekolah.
Mereka kini tengah di taman belakang sekolah. Mengapa mereka memilih disana? Karena di sana tidak begitu ramai siswa, sangat cocok untuk geng Gavin ini nongkrong disana karena mereka tidak begitu menyukai keramaian.
"Gua lagi mikirin rencana buat rayain tanggal jadian gua yang ke tujuh." Ucap Gavin sambil menatap kosong ke arah depan.
"Dih?"
"Lah?"
"Ngape? Salah?" Tanya Gavin heran.
"Tumben?"
"Iya, tumben amat mikir?" Timpal Nandra.
"Si monyet emang dikira selama gua pacaran gak mikirin hubungan gua?" Tanya Gavin tidak santai.
"Ya mana gua tau, lu kan diem-diem bae orangnya." Ucap Rendy.
"Tai."
"Mending bikin pesta kecil-kecilan aja sih, di pinggir kolam renang gitu. Lucu kan?" Saran Rendy.
"Enggak Ren, kata gua mending lu jadi badut sih Vin."
Gavin yang mendengar itu menajamkan matanya menatap Nandra.
"Gak guna lu."
"HAHAHA,"
"Lucu?" Tanya Gavin dengan sinis.
"Lucu lah! Lu kan tau Narra suka yang lucu-lucu."
"Ya gak jadi badut juga lah bangsat."
"Ya lagian internet sekarang ada, zaman udah modern ya lu manfaatin lah bego." Ucap Rendy dengan sarkas.
"Dahlah tanya sama kalian emang gak guna."
"Dih? Serah lu." Ucap Rendy sudah pasrah saja dengan kelakuan Gavin yang sangat bar-bar jika bersama kedua temannya.
"Lu galak bener Vin sama kita, giliran sama Narra aja lemah lembut bener kayak sutra."
"Bacot."
"Kan, emang paling bener diem dah diem gua mah." Ucap Nandra sudah merasa sangat lelah atas semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainy Night || End.
Fanfiction"Ra! Ra tunggu Ra, dengerin penjelasan gue dulu," ucap Gavin sambil mencoba meraih tangan Narra namun ditepis kasar oleh Narra. "Mana Gavin yang dulu gue kenal, hm?" Ucap Narra lirih. "MANA GUE TANYA?! Lo berubah Vin, gue gak nyangka." "Kita putus."...