kembali.

58 6 1
                                    

Narra memasuki kamarnya, melempar tas ke sembarang tempat dan langsung menjatuhkan diri di atas kasurnya. Narra menatap langit-langit kamarnya yang putih bersih itu, ia masih dilanda kebingungan haruskah ia memberi Gavin kesempatan? Ntah, Narra masih bingung dengan perasaanya.

Sejujurnya Narra sangat merindukan sosok lelaki itu disampingnya, Narra rindukan semua yang ada pada dirinya. Namun, rasa sakit hatinya pun tak kalah besar dari rasa rindunya. Hatinya mengatakan ingin memberi kesempatan namun logika menolaknya akibat sakit hatinya.

Narra kembali menimbang perkataan Jean, Elandra dan Dipta. Haruskah? Jika iya, Narra harus mulai darimana?

Ting! Narra membuka ponselnya, seketika jantungnya berdetak kencang karena yang mengirimkan pesan kepadanya adalah Gavin.

___________________________________________

Gavin

Ra?
Kok masuk?
Kamu udah unblock aku?
jawab aku.
Narra, aku kangen.
Ayo ketemu, ya?

___________________________________________

Narra belum membuka pesannya, ia hanya membaca lewat notifikasi ponselnya. Dada Narra terasa sesak membaca pesan yang dikirim oleh Gavin.

"Aku juga kangen," monolognya

"Aku juga mau ketemu kamu," ucapnya lagi.

Tes! Setetes air mata keluar di pelupuk
matanya.

Sesak.

Hatinya kembali sakit merasakan kerinduan yang teramat dalam namun juga rasa sakitnya kembali hadir mengingat kejadian malam itu.

"Aku harus apa?" Ucap Narra dalam isaknya.

Ia terus memandangi pesan yang belum terbuka itu, sesaknya masih terasa.

Tiba-tiba datang lagi notifikasi baru.

___________________________________________

Gavin

Ra?
Kok masuk?
Kamu udah unblock aku?
jawab aku.
Narra, aku kangen.
Ayo ketemu, ya?

Narra
Maaf
Kalau kamu udah sebenci itu sama aku, aku yang akan pergi dari hidup kamu.
Jangan diemin aku, setidaknya aku mau ketemu kamu buat terakhir kalinya.
Ya, cantik?
Biarin aku ketemu kamu, setidaknya buat yang terakhir sebelum aku benar-benar pergi untuk kamu.

___________________________________________

Tangis Narra kembali pecah ketika membaca pesan dari Gavin. Narra benar-benar terpukul membacanya, sakitnya benar-benar melebihi sakit hati sebelumnya. Bagaimana Gavin bisa berkata seperti itu?!

Narra menggelengkan kepalanya, "enggak, enggak!!! Gak mau!"

"Hiks.."

"Gavin, jangan tinggalin aku." Monolognya lagi disela tangisnya.

Pada akhirnya Narra tidak tahan dan membuka pesan tersebut.

___________________________________________

Gavin

The Rainy Night || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang