Bel Istirahat baru saja berbunyi, Maudy langsung menatap Gaia mengintimidasi, sedari tadi dia menahan pertanyaan dari perubahan Gaia akhir akhir ini.Dan sekarang dia akan menanyainya langsung. Gaia yang ditatap intens oleh Maudy mengernyit heran.
" Sejak kapan Lo pinter Ga? Ah bukan. Oke perubahan penampilan Lo itu nggak masalah, tapi Lo nggak lagi ngejar-ngejar Ace? Gue menyaksikan sendiri betapa tergila-gilanya Lo sama Ace. Lo kenapa Gaia?"
Pertanyaan beruntun Maudy membuat Gaia mematung ditempat. Tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya pada Maudy . Mana mungkin dia bilang kalau mereka semua hanyalah tokoh novel dan dia bukanlah Gaia asli melainkan Raquel dari dunia nyata. Lalu bagaimana jika Maudy bertanya dimana Gaia yang asli, sedangkan dia sendiri pun tak tahu kenapa dia bisa masuk ke dunia ini menggunakan tubuh Gaia. Dia jadi merasa bersalah kepada Maudy karna beberapa hari ini yang bersamanya bukanlah sahabatnya Gaia melainkan orang lain dengan raga yang sama.
Gaia memutar otak untuk menjawab pertanyaan Maudy agar terdengar senatural mungkin.
" Perasaan manusia itu mudah berubah Maudy. Dan saat setelah kecelakaan waktu itu gue memutuskan buat berhenti perjuangin Ace. Gue capek harus berjuang sendirian selama ini, bahkan setelah tunangan pun Ace gak mau nerima gue Dy. Lo pasti denger kan ucapan Ace waktu itu. Sakit Dy saat orang yang Lo suka malah bilang suka cewek lain apalagi itu Anna orang yang gue benci dan dia cuma anggap gue pengganggu Dy hiks." Ucap Gaia menangis, menangisi nasibnya yang meninggal diusia muda, dan menangisi nasibnya yang tersesat di dunia ini. Meski dia nyaman disini karna ada mama papanya dan juga Maudy yang perduli padanya namun kenyataannya mereka hanyalah tokoh novel. Kadang dia merindukan keluarga angkatnya namun dia tidak tahu harus mengungkapkannya pada siapa. Bahkan foto mereka pun dia tak punya.
Maudy yang melihat Gaia menangis pun menjadi iba dan langsung memeluknya. Ternyata sahabatnya selama ini harus menanggung sakit hati hanya karna Ace. Maudy mengepalkan tangan erat, dia benci Ace karna telah menyakiti sahabatnya.
" Ace brengsek! Beraninya dia nyakitin sahabat gue yang tulus sama dia. Lagian tuh orang kenapa gak nolak aja sebelum tunangan daripada terpaksa malah bikin Lo makin sakit hati." Ucap Maudy marah. Gaiapun penasaran ancaman apa yang diberikan orang tua Ace pada Ace hingga membuatnya tak bisa menolak.
Maudy menangkup wajah berkaca kaca Gaia yang malah terlihat imut.
" Tapi gue seneng akhirnya Lo mau lupain bajingan itu. Gue bakal dukung apapun keputusan Lo." Ucap Maudy tersenyum lebar dan dibalas senyum tipis Gaia.
" Maaf, maaf, maaf udah bohongin Lo Maudy." Banyak maaf yang Gaia ucapkan dalam hati. Dia sungguh merasa bersalah pada Maudy nya.Sedangkan diluar kelas seorang pemuda mendengar semua pembicaraan mereka hingga akhir. Tadi dia hanya akan pergi ke toilet yang pastinya harus melewati kelas XI MIPA 3 namun siapa sangka dia malah mendengar ucapan Gaia yang menyakitkan. Dia mengepalkan tangan erat menahan perasaan bersalah. Dia Zayn, mendengar keluh kesah adiknya selama ini membuat hatinya tercubit. Dia sebagai kakak seharusnya mendampingi dan mendukung Gaia bukan malah mengacuhkanya selama ini. Dia menyesal.
Zayn segera beranjak dari sana dengan tatapan sendu sebelum mereka menyadari kehadiranya.
__✿__
Gaia menyalakan mesin motor nya dan menaikinya, namun saat dia hendak melajukannya sebuah motor sport merah menghalangi jalannya ,dan saat tau siapa pemiliknya Gaia memutar bola mata malas.
"Pulang bareng gue!" Ucap Ace singkat yang terdengar memaksa.
"Buta mata Lo, gue pakai motor sendiri!." Balas Gaia sewot karna terlalu kesal dengan Ace, gara gara Ace dia harus berbohong pada Maudy. Awalnya Ace terkejut Gaia bisa menaiki motor yang tergolong jarang dipakai perempuan ,namun dia bisa mengontrol ekspresi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCURI PERAN (Terbit)
FantasiaTransmigrasi Setiap langkah yang Raquel pijak pada lantai koridor sekolah selalu membuatnya menjadi pusat perhatian semua orang. Semua tentang Raquel selalu menjadi topik pembicaraan. Raquel dikagumi sekaligus ditakuti. Dia cantik, pintar d...