Jackson mengaduk aduk kopi dengan sendok tanpa ada niat untuk meminumnya. Dia menghembuskan nafas gusar, Alma istrinya merajuk karena tidak dia izinkan untuk kembali bekerja di butiknya dan menyuruhnya untuk tetap menjadi sekretaris pribadinya di perusahaan.
Dia hanya ingin melindungi Alma dari rencana jahat Tina yang berusaha untuk membunuh istrinya. Dan dengan menjaganya tetap disisinya itu hal yang tepat menurut Jackson.
"Hai Jackson, apa harimu menyenangkan?"
Ucap Tina dengan dress pendek dan senyum merekah datang tiba tiba dan langsung duduk dikursi depan Jackson.Sedangkan Jackson dia sudah menduga bahwa Tina masih hidup mengingat bahaya yang selalu dialami Alma selama 3 tahun belakangan ini. Dari kecelakaan mobil, tenggelam di danau, hampir jatuh dari atap gedung dan masih banyak lagi jika saja Jackson tidak datang tepat waktu menyelamatkannya, mungkin dia sudah menjadi duda saat ini.
Walaupun begitu dia tetap terkejut melihat Tina berani menampakkan diri didepannya setelah beberapa tahun dia tidak berhasil menemukan keberadaannya.
"Sangat buruk setelah mengetahui kau masih hidup."
Jackson dengan elegan meminum kopinya tanpa memperdulikan tatapan protes dari Tina."Kau kejam Jack, tapi kenapa aku tetap mencintaimu." Ucapan Tina disertai kedipan mata membuat Jackson menatapnya jijik.
"Kupikir bersembunyi di ketiak Xeon akan membuatku aman, tapi entah kenapa tiba tiba perusahaannya nyaris bangkrut karena ada seseorang yang menyebarkan data rahasia perusahaan dan aku tidak mau miskin jadi kurasa aku harus secepatnya mendapatkanmu. Lagipula aku muak harus bertingkah sok baik didepan pria bodoh itu. Dia tidak se-menawan dirimu Jack."
Jackson memainkan ponselnya tidak perduli dengan ocehan Tina. Namun dalam hati dia mengangguk mengerti. Pantas saja dia sulit menemukan Tina, ternyata dia berada di bawah orang berpengaruh seperti Xeon Xavier. Dia berdecak kagum dengan seseorang yang berani meretas data perusahaan terkenal milik Xeon. Sedangkan Gaia ditempatnya tersenyum puas, drama didepannya ini semakin seru.
"Huh kupikir membunuh Alma terlebih dahulu akan memudahkanku untuk memilikimu, tapi siapa sangka adik kesayanganku itu tidak mudah mati.
Alma dan semua anakmu begitu naif, mungkin jika aku memberitahunya kalau Anna adalah anakmu mereka akan langsung percaya apalagi kau yang membawa Anna masuk dalam keluargamu." Ucapan Tina kali ini merhasil membuat Jackson marah. Dia hendak mengeluarkan suara namun diurungkan saat mendengar suara seseorang yang dikenalnya." Pengecualian untuk putri bungsu tuan Jackson. Jangan lupakan bahwa anakmu bisa saja mati jika aku mau nyonya Tina, bukankah Anna sering mengadu padamu setelah aku menyiksanya? sayang sekali ibunya tidak bisa berbuat apapun." Ucapan Gaia yang tiba tiba menghampiri mereka membuat Tina dan Jackson sangat terkejut. Sedangkan Gaia dengan santai duduk disebelah Jackson dan meminum kopi milik papahnya.
"Jika ocehan anda sudah selesai, pintu keluar ada disebelah sana." Ucap Gaia menunjuk kearah pintu. Jackson terkekeh kecil dengan keberanian putri kesayangannya. Sedangkan Tina menatap Gaia marah dan benci karena telah mengganggu pertemuan pertamanya dengan Jackson juga karna Gaia yang selalu membully anaknya.
Dia menghentakkan kakinya kesal lalu pergi keluar restoran membuat Jackson tersenyum bangga pada Gaia karena telah berhasil mengusir Tina.
Gaia beralih menatap papahnya.
"Bisa kita bicara papah?""Tentu girl."
Saat ini Gaia dan Jackson berada di restoran yang lebih tertutup atau khusus. Gaia menatap papahnya intens.
"Jadi papah yang membawa Anna masuk kedalam keluarga kita?"Jackson menghela napas pelan dengan pertanyaan putrinya yang terlihat mengintimidasi.
" Dahulu sebelum kebakaran, Aksen pernah menyelamatkan nyawa Alma saat Tina hampir menjatuhkannya dari atap gedung perusahaan, dan dia meminta Papah untuk menjaga Anna karena dia khawatir Tina akan semena mena terhadapnya. Papah hanya membalas budi.""Tapi ternyata sikap Anna tak berbeda jauh dari ibunya. Bukankah begitu papah?"
Lagi lagi Jackson menghela napas dengan pernyataan Gaia yang benar adanya, keduanya sama-sama munafik." Jika kamu tidak suka, kita bisa mengusirnya secara halus dan mengembalikannya pada Aksen. Aku tidak yakin Aksen bisa mati dengan mudah sedangkan Tina saja selamat dari kebakaran itu."
Gaia tidak setuju dengan pernyataan papahnya. Anna itu munafik, dan jika dia memberikannya pada Aksen dia akan dengan mudah mengambil hati dengan wajah polos Anna dan membuat Aksen berbalik menyerangnya. Untung saja Gaia sudah mengurung Aksen disebuah Villa terpencil dan memalsukan kematiannya.
"Aku menentangnya. Papah kurang pintar menilai orang."
Gaia lalu menyerahkan ponselnya dan menunjukkan Video dimana Anna menyakiti dirinya sendiri dan video Anna dan Tina yang membakar rumah Aksen beserta orangnya. Video yang sama yang dia tunjukkan kepada Aksen.Jackson terkejut, dia tidak pernah berfikir Tina akan sejauh itu apalagi Anna. Dia pikir kebakaran 6 tahun lalu itu murni kecelakaan namun ternyata itu sudah direncanakan.
Jackson lalu menatap Gaia heran.
" Bukankah ini sudah cukup menjadi bukti agar kamu bisa leluasa mengusir Anna? Itu yang dari dulu kamu inginkan bukan?"Gaia mengambil toples berisi kuaci di meja lalu membuka beberapa kulit kuaci dan mengumpulkan bijinya.
"Papah kalau makan kuaci ada di tim mana? Membuka satu kulitnya lalu langsung memakan bijinya atau mengumpulkan lebih banyak biji kuaci lalu baru memakanya bersamaan. Kalau aku memilih opsi kedua karena akan lebih puas dan terasa gurihnya."Jackson mengernyit heran dan berfikir. Lalu beberapa saat dia paham maksud dari perkataan putrinya.
"Jadi maksud kamu, kamu ingin mengumpulkan semua bukti keburukan Anna baru membongkarnya bersamaan?"Gaia mengangguk mantap, dia puas karena papahnya bisa bisa cepat mengerti.
"Aku belum puas. Papah, bukankah lebih menyenangkan kalau membuatnya kesal setiap hari? Dan untuk kedua bukti itu akan menjadi puncak penderitaannya. Jika aku membongkarnya sekarang, dia hanya menderita sekali,dan itu tidak seru."Jackson menatap Gaia terpaku, putrinya terlihat cerdas sekaligus sadis. Sesuatu yang belum pernah dia lihat pada putrinya.
"Lalu apa yang kau rencanakan girl?""Membuat citra Anna buruk dengan sendirinya sampai tidak ada yang membelanya lagi, dan gue sebagai gantinya yang menjadi prioritas semua orang." Ucap Gaia tersenyum smirk. Jackson tersenyum tertarik, apapun akan dia lakukan untuk putrinya.
__✿__
Gaia pulang ke rumahnya setelah menyelesaikan pembicaraan dengan sang papah. Sedangkan papahnya kembali ke perusahaan untuk membujuk mamahnya yang masih merajuk karena tidak diizinkan bekerja di butiknya.
"Gaia berhenti disana!"
Ucapan Venus membuat Gaia mengerang kesal. Hari ini dia banyak berbicara dan itu membuatnya lelah. Dan sekarang dia harus menghadapi ocehan Venus. Entah dimana dua cecunguk lainya, Gaia hanya melihat Anna yang menunduk dan Venus yang menatapnya tajam."Berapa kali aku bilang, jangan ganggu Anna. Sampai kapan kamu terus begini Gaia. Menumpahkan kuah panas di lengan Anna dan membuat keningnya berdarah?! Semakin hari kamu semakin menjadi jadi."
Gaia menatap Anna sinis, sedangkan yang ditatap masih menundukkan kepalanya.
"Cepet ya kalau ngadu?"Venus semakin geram dengan sikap Gaia yang seolah tidak merasa bersalah sekalipun kepada Anna.
"Udah kak, mungkin Gaia memang gak sengaja numpahin kuah panasnya awws."
Ucap Anna lembut mencoba melerai kemudian mengaduh saat menyentuh lenganya yang terkena luka bakar.
Bukanya tenang malah membuat Venus tambah murka."Kamu gak usah bela dia Anna, kamu luka luka gini juga karena dia. Jangan terlalu baik jadi orang." Ucap Venus langsung meniup luka di lengan Anna. Sedangkan Gaia hanya memutar bola mata jengah.
"Denger tuh, jangan terlalu baik jadi orang. Jatuhnya malah keliatan munafik." Ucapan Gaia membuat Venus menatapnya tajam.
Gaia hanya acuh lalu meninggalkan mereka dan menuju ke kamarnya.
__________________________________Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen sebanyak banyaknya!
Terimakasih 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCURI PERAN (Terbit)
FantasyTransmigrasi Setiap langkah yang Raquel pijak pada lantai koridor sekolah selalu membuatnya menjadi pusat perhatian semua orang. Semua tentang Raquel selalu menjadi topik pembicaraan. Raquel dikagumi sekaligus ditakuti. Dia cantik, pintar d...