Mimpi buruk

61.3K 8K 804
                                    

   Chiko melangkah menuruni anak tangga dengan sesekali bersiul dan merapikan rambutnya. Dari bawah dia melihat mamahnya sedang berdebat dengan kakaknya. tatapan mata ibunya jelas menggambarkan jika dia sedang kecewa, sesuatu yang langka Jordan yang selalu dibanggakan kini terlihat kotor dimata ibunya

Plak!

Mamahnya menampar Jordan dengan keras hingga dia memalingkan muka. Chiko tersenyum menarik sudut bibirnya, dia sudah tahu konflik pertengkaran antara mereka.

"Apa yang kamu lakukan kepada Selya, Jordan! Selya selalu mengadu di buku diary nya kalau takut sama kamu, dia menulis kalau kamu mengancam akan membunuhnya." Ucap Neta marah lalu melemparkan buku diary kepada Jordan.

Jordan mengusap pipinya yang terasa perih, batinnya sudah dipenuhi emosi yang menggebu-gebu. Hanya karena sebuah buku diary mamahnya berani menamparnya. Dan dia juga bertanya-tanya darimana datangnya buku itu. Bahkan Jordan sudah menebak jika orang yang mendapatkan buku diary itu adalah Chiko. Tidak mungkin Chiko tetap diam saja setelah dituduh sebagai pembunuh selama beberapa tahun.

"Kasus itu sudah lama mah, tidak seharusnya kita membahasnya lagi apalagi Chiko yang menjadi penyebab sepupuku bunuh diri. Dan hanya karena sebuah buku, mamah mau melemparkan kesalahan Chiko padaku. Aku tahu mamah sangat menyayanginya tapi..."

"Jangan membalikkan fakta! mamah kenal betul tulisan tangan Selya, Jordan! Kamu mau tahu alasan Mamah mempercayai Chiko? Dari dulu Chiko sangat menjaga Selya jadi tidak mungkin dia melakukan hal buruk pada Selya sedangkan mamah memperhatikan kamu menatap Selya berbeda, bahkan Selya sampai menjaga jarak denganmu. Mamah harap kamu tidak mengecewakan mamah Jordan." Ucap Neta dengan menatap Jordan kecewa

Jordan hanya diam memalingkan wajah dan mata tajamnya tak sengaja menangkap kehadiran Chiko berdiri pada anak tangga yang juga menatap Jordan datar.

__✿__

Gaia mendongak menatap sekitarnya dengan pandangan aneh. Dia tiba-tiba berdiri didepan toko bunga yang tidak Gaia ketahui tempatnya.

"Gue yakin beberapa detik lalu masih malam, kenapa sekarang jadi siang, dan kenapa di toko bunga. Apa gue lagi mimpi?" Tanya Gaia kepada dirinya sendiri.

Seorang pemuda mengenakan seragam putih abu-abu baru saja keluar dari toko bunga itu. Gaia mengalihkan pandangannya padanya dan seketika matanya terpaku, jantungnya seakan berhenti berdetak. Orang itu adalah Rey, kakaknya dikehidupannya dahulu. Dia melihat Rey menggenggam setangkai mawar putih dengan sorot mata sendu.

"Dia benar-benar Reynaldi." Gumam Gaia kemudian berlari mendekati Rey dan hendak meraihnya, namun tangannya menembus kulit tangan Rey. Gaia terkejut, dia berkali-kali menyentuhnya tapi tetap tak bisa.

"Beneran mimpi ternyata," lirih Gaia tersenyum kecut. Harusnya dia tahu tidak mungkin baginya bertemu Rey di sini karena mereka berbeda dunia dan waktu yang memungkinkan hanya didalam alam bawah sadar Gaia.

Rey berjalan pergi dari toko bunga, dan Gaia mengikutinya. Sudah lima menit Gaia mengikuti Rey berjalan yang entah mau kemana. Langkah Rey berhenti di sebuah makam membuat Gaia penasaran. Rey lalu meletakkan mawar putih diatas gundukan tanah dan duduk bersimpuh.

"Hai kita bertemu lagi, hari ini gue cuma bawa setangkai mawar putih." ucap Rey memaksakan senyum.

Sedangkan Gaia masih berdiri kaku, tangannya berkeringat dingin. Detak jantungnya serasa berhenti sesaat melihat batu nisan yang tertulis namanya 'Raquel Katie Caesar'. Dia sudah tahu hal ini pasti terjadi, tapi tetap saja rasanya sesak.

MENCURI PERAN (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang